Yamaguchi-gumi menjanjikan perdamaian setelah hampir satu dekade konflik dengan kelompok saingan, Kobe Yamaguchi-gumi.
Jumat, 11 Apr 2025 21:10:42

Yamaguchi-gumi, kelompok Yakuza terbesar di Jepang, baru-baru ini mengumumkan niat mereka untuk mengakhiri perang geng yang telah berlangsung hampir satu dekade. Pada tanggal 7 April 2025, tiga anggota senior Yamaguchi-gumi menyerahkan surat kepada kepolisian Prefektur Hyogo yang berisi janji untuk mengakhiri semua pertikaian internal dan tidak akan menimbulkan masalah lagi. Janji ini muncul setelah bertahun-tahun konflik yang telah menimbulkan banyak kekerasan dan ketegangan di masyarakat.
Perang antara Yamaguchi-gumi dan kelompok saingan, Kobe Yamaguchi-gumi, dimulai pada tahun 2015 ketika lebih dari selusin faksi memisahkan diri dari Yamaguchi-gumi. Sejak saat itu, konflik ini telah menyebabkan pembunuhan, penikaman, dan berbagai insiden kekerasan lainnya yang sering terjadi di jalanan kota-kota di Jepang bagian tengah dan barat. Situasi ini memaksa pihak berwenang untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas kelompok-kelompok Yakuza.
Meskipun Yamaguchi-gumi telah berjanji untuk menjaga perdamaian, pihak kepolisian tetap waspada. Mereka belum memberikan respons resmi mengenai pelonggaran pengawasan terhadap kelompok tersebut. Pihak kepolisian juga memantau reaksi dari Kobe Yamaguchi-gumi, yang sampai saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait janji perdamaian dari rivalnya.

Kompleksitas Masalah Yakuza di Jepang
Situasi ini mencerminkan kompleksitas masalah Yakuza di Jepang. Meskipun keberadaan mereka tidak ilegal, kelompok-kelompok Yakuza tetap berada di bawah pengawasan ketat pemerintah. Penurunan jumlah anggota dan peningkatan tindakan keras polisi menjadi faktor pendorong bagi Yamaguchi-gumi untuk berkomitmen pada perdamaian. Dalam surat yang disampaikan kepada polisi, mereka menyatakan, "Kami berjanji untuk mengakhiri semua pertikaian internal dan tidak akan pernah menimbulkan masalah lagi."
Perang antara Yamaguchi-gumi dan Kobe Yamaguchi-gumi telah mengakibatkan banyak insiden kekerasan yang mengganggu ketertiban umum. Menurut laporan, gangster yang bersaing sering kali ditembak mati atau ditikam dalam lusinan insiden. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini bagi masyarakat Jepang dan pihak berwenang yang berusaha menjaga keamanan.
Di tengah situasi ini, munculnya kelompok-kelompok baru seperti Tokuryu juga menjadi perhatian. Berbeda dengan Yamaguchi-gumi, kelompok-kelompok baru ini lebih tidak terorganisir dan lebih agresif, sehingga menambah kompleksitas dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap kelompok kriminal di Jepang. Pihak berwenang harus tetap waspada terhadap perkembangan ini agar tidak terjadi lonjakan kekerasan baru.
Reaksi Pihak Berwenang dan Masyarakat
Reaksi dari pihak berwenang terhadap janji perdamaian Yamaguchi-gumi masih belum jelas. Meskipun mereka menyambut baik langkah ini, kepolisian tetap berkomitmen untuk memantau setiap langkah yang diambil oleh kelompok tersebut. Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa mereka tidak akan mengurangi pengawasan terhadap aktivitas Yakuza sampai mereka yakin bahwa situasi telah benar-benar aman.
Masyarakat Jepang juga menyambut berita ini dengan skeptis. Banyak yang merasa bahwa janji perdamaian ini mungkin hanya taktik untuk meredakan ketegangan sementara. Namun, harapan akan berkurangnya kekerasan dan konflik diharapkan dapat membawa ketenangan bagi masyarakat yang telah lama merasakan dampak dari perang antar geng ini.
Dalam konteks yang lebih luas, pengumuman ini menunjukkan bahwa meskipun kelompok Yakuza memiliki sejarah panjang dalam dunia kejahatan terorganisir, mereka juga menghadapi tantangan besar dari penegakan hukum dan perubahan sosial yang terjadi di Jepang. Dengan meningkatnya tindakan keras polisi dan penurunan jumlah anggota, kelompok-kelompok Yakuza seperti Yamaguchi-gumi mungkin harus mempertimbangkan kembali strategi dan tujuan mereka di masa depan.
Artikel ini ditulis oleh

P
Reporter
- Pandasurya Wijaya


Babak Baru Konflik Jakpro dan Warga Kampung Bayam, Ini Hasil Mediasi Dilakukan Komnas HAM
Komnas HAM menjadi mediator sengketa antara warga Kampung Bayam dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait pembangunan JIS.

Bentrok Simpatisan PDIP Vs PPP di Magelang Tak Diproses Pidana, Ini Penjelasan Kapolda Jateng
Kapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.