Waspadai Gejala Awal Parkinson, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Kualitas Hidup

20 hours ago 4

  1. SEHAT
  2. DIAGNOSIS

Panduan mengenali gejala awal Parkinson agar bisa dideteksi sejak dini dan ditangani lebih cepat demi menjaga kualitas hidup penderita.

Sabtu, 19 Apr 2025 05:00:00

Waspadai Gejala Awal Parkinson, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Kualitas Hidup Ilustrasi pengidap penyakit parkinson. (Photo Copyright by Freepik) (©@ 2024 merdeka.com)

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologis progresif yang memengaruhi gerakan dan kualitas hidup penderitanya. Meski sering dikaitkan dengan usia lanjut, penyebab pastinya masih belum sepenuhnya diketahui. Gejalanya kerap muncul secara perlahan, bahkan nyaris tak disadari, seperti tremor halus atau gerakan tubuh yang mulai melambat. Dilansir dari WebMD, banyak penderita baru menyadari kondisinya saat aktivitas sehari-hari mulai terganggu.

Deteksi dini sangat penting untuk memperlambat perkembangan penyakit, memberikan pengobatan yang tepat, dan membantu penderita mempertahankan kualitas hidup. Karena itu, kesadaran terhadap tanda-tanda awal Parkinson perlu ditingkatkan sejak dini.

Mengenal Parkinson: Gangguan Otak yang Menyita

Waspadai Gejala Awal Parkinson, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Kualitas Hidup Ilustrasi pengidap penyakit parkinson. (Photo Copyright by Freepik) @ 2024 merdeka.com

Parkinson bermula dari kerusakan pada sel-sel saraf di otak, khususnya pada area yang menghasilkan dopamin, zat kimia penting yang membantu mengatur pergerakan tubuh. Ketika sel-sel ini mulai rusak atau mati, kadar dopamin menurun drastis. Penurunan inilah yang menyebabkan otak mulai bertindak secara tidak biasa, sehingga memicu berbagai gangguan motorik maupun non-motorik.

Penyakit Parkinson dimulai di otak. Sel-sel saraf tertentu mengalami kerusakan atau mati. Akibatnya, kadar dopamin, yaitu zat kimia dalam otak, mulai menurun. Ketika kadar dopamin berkurang, hal ini menyebabkan otak bertindak secara tidak normal dan memicu gangguan gerak, serta gejala lainnya.

Penyakit ini diperkirakan memengaruhi sekitar 1% populasi berusia di atas 60 tahun dan meningkat hingga 5% pada mereka yang berusia lebih dari 85 tahun. Walaupun bisa muncul lebih dini, Parkinson umumnya mulai terlihat gejalanya setelah usia 60 tahun.

Sayangnya, hingga kini belum ditemukan obat yang benar-benar mampu menyembuhkan Parkinson. Berbagai metode pengobatan yang ada hanya berfungsi untuk mengendalikan dan meredakan gejalanya. Penyebab pastinya pun masih belum sepenuhnya dipahami oleh dunia medis.

Para ilmuwan meyakini bahwa faktor genetika dan paparan terhadap zat toksin tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Parkinson. Mereka juga menemukan kaitan antara keberadaan jenis protein tertentu di dalam otak dengan munculnya penyakit ini.

Yang menarik, Parkinson lebih jarang terjadi pada usia muda. Risiko juga meningkat jika seseorang memiliki anggota keluarga yang menderita Parkinson. Selain itu, pria cenderung lebih berisiko mengalami Parkinson dibandingkan wanita.

Mengenali Gejala Parkinson pada Lansia

Waspadai Gejala Awal Parkinson, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Kualitas Hidup Ilustrasi pengidap penyakit parkinson. (Photo Copyright by Freepik) @ 2024 merdeka.com

Gejala awal Parkinson sering kali muncul secara perlahan dan bersifat halus, sehingga mudah disalahartikan sebagai proses penuaan alami. Gejala ini umumnya bermula pada satu sisi tubuh dan tetap lebih dominan di sisi tersebut, meskipun nantinya akan menjalar ke seluruh tubuh.

Berikut adalah beberapa gejala Parkinson yang perlu diwaspadai:

1. Tremor atau Getaran Tubuh

Salah satu gejala awal yang paling mudah dikenali adalah tremor atau getaran halus, terutama pada tangan. Umumnya, tremor dimulai saat tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya saat tangan berada di pangkuan. Beberapa penderita juga kerap terlihat menggosokkan ibu jari dan jari telunjuk seperti gerakan menggulung pil.

2. Gerakan Tubuh Melambat (Bradykinesia)

Seiring perkembangan penyakit, penderita akan merasakan bahwa gerakan tubuh menjadi lambat atau tertunda. Aktivitas harian seperti berjalan, berpakaian, atau makan bisa menjadi tantangan. Perubahan ini sering kali menyebabkan frustrasi, terutama karena tubuh tidak lagi merespons perintah seperti biasanya.

3. Kekakuan Otot

Otot-otot tubuh dapat menjadi kaku, sehingga menghambat rentang gerak dan menimbulkan rasa sakit. Kekakuan ini bisa terjadi di bagian tubuh manapun, termasuk leher, punggung, dan tungkai.

4. Masalah Keseimbangan dan Postur

Parkinson dapat mengubah postur tubuh, membuat penderitanya membungkuk. Keseimbangan pun terganggu, sehingga risiko jatuh menjadi lebih tinggi.

5. Gangguan Bicara

Penderita Parkinson sering mengalami perubahan dalam cara berbicara. Suara menjadi lebih pelan, monoton, dan cepat. Dalam beberapa kasus, mereka kesulitan mengucapkan kata-kata dengan jelas atau mengalami jeda sebelum berbicara.

6. Perubahan Tulisan Tangan

Tulisan tangan penderita Parkinson cenderung mengecil dan menjadi rapat antar hurufnya (mikrografia). Menulis pun menjadi lebih lambat dan sulit dilakukan dengan lancar.

7. Gangguan Emosional

Perubahan suasana hati, terutama depresi dan kecemasan, merupakan hal umum pada penderita Parkinson. Bukan hanya tubuh, emosi pun ikut terdampak.

8. Kesulitan Menelan

Parkinson juga bisa memengaruhi otot-otot di sekitar tenggorokan. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menelan, yang pada akhirnya dapat memicu penumpukan air liur dan menyebabkan ngiler.

9. Masalah Buang Air Kecil dan BAB

Gangguan pada saluran kemih seperti kesulitan menahan kencing, atau sembelit, juga kerap dialami.

10. Gangguan Tidur

Penderita Parkinson sering mengalami gangguan tidur, baik kesulitan tidur di malam hari maupun sering terbangun. Beberapa juga mengalami mimpi yang sangat aktif, bahkan sampai bergerak saat tidur.

11. Sulit Mengunyah dan Makan

Pada stadium lanjut, Parkinson bisa memengaruhi otot-otot di mulut. Proses mengunyah dan makan menjadi lebih sulit, yang meningkatkan risiko tersedak.

Gejala-gejala ini muncul secara bertahap dan sering kali menyerupai tanda-tanda penuaan biasa. Anda mungkin merasa tangan sedikit bergetar, atau sulit berjalan tanpa sebab yang jelas. Dalam banyak kasus, penderita juga mengalami gejala seperti kehilangan kemampuan mencium bau, gangguan tidur, kaki gelisah (restless leg syndrome), atau sembelit sebelum gejala motorik muncul.

Mengelola Gejala Parkinson: Pilihan Pengobatan yang Tersedia

Waspadai Gejala Awal Parkinson, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Kualitas Hidup Ilustrasi Obat-obatan (©Pixabay) @ 2025 merdeka.com

Karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan Parkinson, tujuan utama pengobatan adalah mengelola gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan, mulai dari pengobatan medis, pembedahan, hingga terapi fisik.

1. Obat-obatan

Obat-obatan Parkinson bekerja untuk:

  1. Meningkatkan kadar dopamin dalam otak
  2. Mempengaruhi zat kimia lain dalam sistem saraf
  3. Mengendalikan gejala non-motorik

Obat yang paling umum digunakan adalah levodopa atau L-dopa, yang membantu otak memproduksi lebih banyak dopamin. Namun, L-dopa sering menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, tekanan darah rendah, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, biasanya levodopa dikombinasikan dengan carbidopa, yang berfungsi mengurangi efek samping tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa penderita Parkinson tidak boleh menghentikan konsumsi obat ini secara tiba-tiba tanpa pengawasan dokter, karena dapat menimbulkan efek samping yang serius.

Obat lain yang juga sering digunakan antara lain:

  1. Agonis dopamin, yaitu obat yang meniru efek dopamin di otak
  2. Inhibitor MAO-B, yang memperlambat enzim pemecah dopamin
  3. Inhibitor COMT, yang memperlambat pemecahan dopamin oleh tubuh
  4. Amantadine, yang membantu mengurangi gerakan tak terkendali
  5. Obat antikolinergik, untuk mengurangi tremor dan kekakuan otot

2. Deep Brain Stimulation (DBS)

Jika obat-obatan tidak lagi efektif, prosedur bedah seperti deep brain stimulation (DBS) bisa menjadi alternatif. Dalam prosedur ini, elektroda ditanam di otak dan dihubungkan dengan alat pemacu yang ditanam di dada. Alat ini membantu mengontrol gejala Parkinson seperti tremor, gerakan lambat, dan kekakuan otot.

3. Terapi Fisik, Okupasi, dan Wicara

Berbagai jenis terapi dapat membantu penderita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Terapi fisik membantu memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan, terapi okupasi membantu menjaga kemandirian dalam aktivitas harian, sedangkan terapi wicara membantu memperbaiki kemampuan berbicara dan menelan.

4. Pola Makan dan Olahraga

Kombinasi pola makan sehat dan olahraga ringan juga memainkan peran penting dalam mengelola Parkinson. Makanan kaya serat dapat membantu mengatasi sembelit, sementara aktivitas fisik rutin seperti berjalan kaki atau yoga bisa meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan suasana hati.

Meskipun Parkinson merupakan penyakit kronis yang belum memiliki obat penyembuh, bukan berarti penderita harus kehilangan harapan. Dengan diagnosis dini, manajemen gejala yang tepat, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar, penderita Parkinson tetap dapat menjalani hidup yang bermakna.

Perjalanan hidup seseorang dengan Parkinson memang penuh tantangan. Namun, dengan edukasi yang benar, rasa empati, serta tindakan proaktif, kita bisa membantu mereka untuk tetap merasa dilihat, dihargai, dan tidak sendirian dalam perjuangan mereka.

Mengenali gejala Parkinson sejak dini adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar. Karena setiap getaran, setiap gerakan yang melambat, dan setiap perubahan kecil dalam tubuh bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang meminta bantuan. Mari kita lebih peka, peduli, dan bergerak bersama dalam menyebarkan kesadaran tentang Parkinson.

Artikel ini ditulis oleh

Rizky Wahyu Permana
Cara Mengurangi Risiko Penyakit Parkinson, Lakukan Sejak Dini

Cara Mengurangi Risiko Penyakit Parkinson, Lakukan Sejak Dini

Tidak ada cara pasti untuk mencegah Parkinson sepenuhnya, tetapi mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu memperlambat munculnya gejala.

Kasus Parkinson akan Berlipatganda di 2050, Ketahui Cara Mencegahnya Sejak Awal

Kasus Parkinson akan Berlipatganda di 2050, Ketahui Cara Mencegahnya Sejak Awal

Kasus penyakit Parkinson diperkirakan akan meningkat hingga 2050, simak cara mencegahnya sejak dini.

Tanda-tanda Parkinson yang Perlu Diwaspadai, Bisakah Dicegah?

Tanda-tanda Parkinson yang Perlu Diwaspadai, Bisakah Dicegah?

Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling umum dijumpai, terutama di kalangan lansia.

Kenali Tanda dan Gejala Parkinson, Sadari dan Cegah Sebelum Terlambat

Kenali Tanda dan Gejala Parkinson, Sadari dan Cegah Sebelum Terlambat

Parkinson menyerang sistem saraf pusat, membuat gerakan tubuh lamban dan kaku. Kenali gejala awalnya dan dapatkan perawatan dini.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |