Tata Cara, Bacaan dan Niat Mandi Idul Adha 2025 yang Penting Disimak

2. GAYA

Berikut adalah panduan mengenai tata cara dan niat mandi pada Hari Raya Idul Adha 2025, supaya pelaksanaannya sah dan mendapatkan pahala.

Jumat, 11 Apr 2025 12:04:59

Ilustrasi Kamar Mandi (©credit: pexels.com/christian)

Hari Raya Idul Adha bukan hanya sekadar momen untuk melaksanakan ibadah kurban dan sholat Ied. Terdapat berbagai amalan sunnah yang sering terabaikan, padahal amalan tersebut memiliki pahala yang sangat besar. Salah satu amalan sunnah yang penting adalah mandi sunnah sebelum melaksanakan sholat Idul Adha.

Meskipun bersifat sunnah, pelaksanaan mandi pada hari tersebut memiliki tata cara dan waktu yang harus diperhatikan dengan baik. Banyak umat Islam yang belum menyadari bahwa waktu mandi ini berpengaruh terhadap keabsahan ibadah sunnah yang dilakukan. Jika mandi dilakukan terlalu awal, maka bisa jadi tidak dihitung sebagai mandi Idul Adha.

Dalam Islam, niat adalah kunci utama dalam setiap ibadah, termasuk mandi sunnah hari raya. Karenanya, membaca niat secara khusus saat mandi ini adalah syarat penting. “Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adha,” adalah kalimat niat yang dianjurkan dibaca saat mandi Idul Adha, sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri.

Asal-usul dan Hukum Mandi Idul Adha

Mandi pada hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, adalah sebuah tradisi yang telah diwariskan dalam ajaran Islam. Praktik ini telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW dan dijelaskan dalam berbagai kitab fikih. Dalam Hasyiyah al-Bajuri, dinyatakan bahwa mandi pada Idul Adha termasuk dalam kategori mandi yang dianjurkan. Hukum mandi Idul Adha adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan meskipun tidak wajib. Melaksanakan mandi ini akan mendatangkan pahala, sedangkan meninggalkannya tidak berdosa. Namun, melakukan amalan ini merupakan bentuk meneladani sunnah Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Mandi Idul Adha tidak hanya dianjurkan untuk kelompok tertentu, melainkan juga untuk semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, serta anak-anak dan orang dewasa. Semua umat Muslim, tanpa memandang usia atau jenis kelamin, disunnahkan untuk melaksanakan amalan ini. Ini menunjukkan bahwa praktik mandi pada hari raya bersifat inklusif dan dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat Muslim. Dengan demikian, mandi pada hari raya menjadi simbol kebersamaan dan kesatuan umat dalam menjalankan syariat agama.

Waktu yang Diperbolehkan dan Batas Sah Mandi Sunnah

Pelaksanaan mandi untuk Idul Adha dimulai dari tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah setelah masuk waktu Subuh dan sebelum pelaksanaan sholat Ied. Mandi yang dilakukan sebelum waktu tersebut, seperti sebelum tengah malam, tidak dianggap sah dan tidak termasuk dalam kategori mandi Idul Adha. Jika mandi dilakukan sebelum pertengahan malam, maka hukumnya juga tidak sah, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai mandi Idul Adha. Ini penting untuk diperhatikan, karena banyak orang yang berusaha untuk "menyicil" mandi di malam hari agar tidak terburu-buru, namun justru melanggar ketentuan waktu yang telah ditetapkan.

Mandi di pagi hari tidak hanya memberikan kesegaran pada tubuh, tetapi juga membantu meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah. Dalam artikel Yatim Mandiri, dijelaskan bahwa mandi sunnah ini membuat tubuh terasa "suci dan bersih" serta "lebih segar" saat akan melaksanakan sholat Idul Adha. Dengan mandi pada waktu yang tepat, kita dapat merasakan kenyamanan dan kesiapan dalam menjalani ibadah yang sangat mulia ini. Oleh karena itu, penting untuk mematuhi waktu yang telah ditentukan agar ibadah kita dapat diterima dengan baik.

Bacaan Niat yang Dianjurkan dan Cara Melafalkannya

cara mandi garam dalam islam Ilustrasi dibuat AI © 2025 Liputan6.com

Niat mandi Idul Adha harus dilafalkan secara khusus, bukan sekadar mandi biasa. Bacaan niat ini dapat dilafalkan saat air pertama kali mengguyur tubuh. Dua versi niat yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul-ghusla li ‘idil adha sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat mandi Idul Adha sebagai sunnah karena Allah ta’ala.

نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى

Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha

Artinya: Saya niat sunnah mandi Idul Adha.

Keduanya sah dan bisa digunakan sesuai dengan kebiasaan dalam madzhab yang dianut. Yang terpenting adalah niat harus hadir dalam hati, dengan penuh kesadaran dan keikhlasan bahwa mandi ini dilakukan karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Tata Cara Mandi Sunnah Idul Adha 

Berikut adalah langkah-langkah mandi sunnah Idul Adha yang sesuai dengan syariat:

Pertama, membaca niat. Niat ini diucapkan saat air mulai mengalir di tubuh, bisa dilakukan secara lisan atau dalam hati, tetapi harus dilakukan bersamaan dengan awal mandi.

Kedua, membasuh tangan. Sebelum menyiramkan air ke seluruh tubuh, basuhlah tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali. Ini merupakan bagian dari sunnah mandi besar yang dianjurkan.

Selanjutnya, membersihkan najis. Pastikan untuk membersihkan bagian tubuh yang terkena najis, terutama di area yang sulit dijangkau seperti sela-sela kulit dan lipatan tubuh.

Keempat, berwudhu. Lakukanlah wudhu secara lengkap seperti yang dilakukan sebelum sholat, sebagai cara untuk menyucikan diri dari hadas kecil.

Terakhir, mengguyur seluruh tubuh. Mulailah dengan menyiram kepala, lalu bagian kanan, dan kemudian bagian kiri. Pastikan air dapat menjangkau seluruh tubuh, termasuk rambut dan area yang tertutup.

Dengan mengikuti tata cara ini, mandi sunnah akan dianggap sah dan mendatangkan pahala. Jangan lupa untuk menggunakan air bersih yang mengalir agar proses penyucian menjadi lebih sempurna.

Keutamaan dan Manfaat Mandi di Hari Raya

Mandi di hari raya bukan hanya memberikan pahala, tetapi juga memiliki manfaat baik secara fisik maupun spiritual. Dengan mandi, tubuh akan terasa lebih segar dan rasa percaya diri pun meningkat, sehingga ibadah dapat dilaksanakan dengan lebih khusyuk. Selain itu, mandi di hari raya menjadi simbol kesiapan untuk menyambut hari yang suci, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan adalah "sholat Ied menjadi lebih segar," karena dilakukan dalam keadaan tubuh yang bersih dan wangi. Mandi juga berfungsi untuk menjaga kebersihan diri di tengah keramaian saat melaksanakan sholat berjamaah.

Rasulullah Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mandi pada hari raya sebagai bagian dari syiar Islam. Oleh karena itu, banyak ulama sepakat bahwa menghidupkan sunnah ini adalah satu bentuk cinta kepada Rasulullah serta semangat untuk menyambut hari raya dengan penuh rasa syukur. Dengan mengikuti anjuran ini, kita tidak hanya meningkatkan kebersihan fisik, tetapi juga meneguhkan ikatan spiritual kita dengan tradisi yang telah ada sejak lama. Hal ini menunjukkan bahwa mandi di hari raya memiliki makna yang lebih dalam dalam konteks keagamaan dan sosial.

Pertanyaan Seputar Topik

Q: Apakah boleh mandi Idul Adha sebelum Subuh?

A: Ya, bahkan dianjurkan. Waktu utama mandi Idul Adha adalah setelah masuk waktu Subuh hingga sebelum sholat Ied.

Q: Bagaimana jika mandi dilakukan sebelum tengah malam?

A: Menurut NU Online, jika dilakukan sebelum tengah malam maka tidak sah dan tidak dihitung sebagai mandi Idul Adha.

Q: Apakah wanita haid boleh mandi Idul Adha?

A: Boleh. Bahkan meskipun tidak bisa sholat Ied, wanita tetap dianjurkan mandi sunnah Idul Adha.

Q: Apakah mandi Idul Adha wajib?

A: Tidak. Hukum mandi Idul Adha adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan namun tidak wajib.

Q: Apa saja yang perlu disiapkan sebelum mandi sunnah ini?

A: Air bersih mengalir, niat yang benar, dan memastikan tubuh dalam keadaan bebas dari najis.