Sempat Dihentikan, Karantina Jateng Kembali Ekspor Salak ke China Sebanyak 78,5 Ton

6 hours ago 2

  1. UANG
  2. RIIL

Sebelumnya ekspor salak Indonesia terhenti karena adanya temuan oleh pihak GACC pada Maret 2024.

Sabtu, 19 Apr 2025 18:19:00

Sempat Dihentikan, Karantina Jateng Kembali Ekspor Salak ke China Sebanyak 78,5 Ton Sempat Dihentikan, Karantina Jateng Kembali Ekspor Salak ke China Sebanyak 78,5 Ton (©merdeka.com)

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah (Karantina Jateng) kembali memfasilitasi ekspor salak ke China. Hingga pertengahan April 2025, total volume ekspor yang telah diberangkatkan mencapai 78,5 ton.

Kepala Karantina Jateng, Sokhib mengatakan, ekspor salak kembali berjalan menyusul dibukanya akses pasar Tiongkok atau China, setelah sempat dihentikan beberapa bulan akibat temuan ketidaksesuaian dalam Notification of Non Compliance (NNC) oleh General Administration of Customs of The People's Republic of China (GACC).

"Tiongkok sudah membuka kembali 'keran' ekspor salak  asal Indonesia. Sebelumnya ekspor salak Indonesia terhenti karena adanya temuan oleh pihak GACC pada Maret 2024. Karantina bersama pemangku kepentingan terus melakukan pendampingan kepada para petani. Alhamdulillah sejak awal tahun 2025 sudah bisa kembali ekspor," kata Sokhib di Semarang, Sabtu (19/4). 

Dia bersama instasi terkait selama 8 bulan terus memberikan bimbingan teknis kepada para petani. Upaya melakukan perbaikan atas NNC yang disampaikan oleh GACC, adanya infestasi lalat buah. 

Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Bambang menyampaikan bersyukur dengan dibukanya kembali akses pasar ekspor salak Indonesia ke Tiongkok. Nantinya seluruh pemangku kepentingan konsisten melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, termasuk dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP). Mulai dari perawatan tanaman, sanitasi, pengendalian hama penyakit, pemilihan komoditas yang berkualitas, hingga pengemasannya. 

"Komitmen bersama melakukan perbaikan, termasuk para petani untuk mengimplementasikan Good Agricultural Practices (GAP). Ini harus kita jaga supaya keberlanjutan ekspor (salak) terus berlangsung," kata Bambang. 

Ekspor Salak Terus Menggeliat

Berdasarkan data Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology (BEST TRUST) bahwa pada tahun 2024, sebelum NNC dari GACC Tiongkok frekuensi ekspor salak sebanyak 20 kali, volume mencapai 218 ton dengan nilai hampir mencapai Rp 4 miliar.

Setelah dibuka kembali akses pasar, Januari hingga pertengahan April 2025 diketahui kegiatan ekspor salak makin menggeliat. Frekuensi sebanyak 8 kali, volumenya sebanyak 78,5 ton senilai hampir Rp1,794 miliar. 

Ketua Tim Kerja Karantina Tumbuhan Karantina Jateng, Irsan mengungkapkan bahwa setelah kran ekspor salak dibuka kembali, pengiriman salak rutin dilakukan. Ia merinci pada Januari 2025 sebanyak 8,1 ton senilai Rp302,4 juta. Maret ekspor sebanyak 3 kali pengiriman dengan volume 36,82 ton senilai Rp703,9 juta. Hingga pertengahan April 2025 dilakukan 4 kali pengiriman sebanyak 33,6 ton senilai hampir Rp787,97 juta. 

"Capaian ini menjadi sinyal optimistik dan peluang ekspor yang kian menjanjikan atas upaya pemulihan dan peningkatan daya saing ekspor salak. Karantina Jateng terus melalukan pendampingan agar salak yang diekspor memenuhi ketentuan dan persyaratan negara tujuan," kata Irsan. 

Sesuai arahan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean bahwa karantina berperan penting sebagai fasilitator perdagangan ekspor. Tentunya karantina tidak dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tanpa kerja sama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan. Diharapkan penerapan GAP dan GMP (Good Manufacturing Practices) berjalan secara optimal.

"Karantina sebagai sistem pengendalian berperan sangat krusial dalam mengawal ekspor sebagai salah satu produk unggulan masyarakat lokal hingga mancanegara. Karantina sebagai garda terdepan, memastikan produk yang akan diekspor memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan serta mencegah terbawanya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)," jelas Irsan.

Perbaikan Proses Ekspor Salak

Seiring berjalannya kembali ekspor salak Direktur CVGNL, Agus Suryono mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan perbaikan terhadap serangkaian proses ekspor salak. Mulai dari kebun yang teregistrasi, pemasok, 'collecting house', pencatatan hingga rumah kemas. 

"Nantinya salak Jawa Tengah tetap memenuhi standar yang ditetapkan Tiongkok dan dapat merambah ke negara lain," kata Agus. 

Karantina Jateng mendukung akselerasi ekspor salak dengan terus melakukan bimbingan teknis secara berkelanjutan kepada petani. Optimis dapat memperluas pasar ekspor guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Karantina Jateng berkoordinasi dengan instansi terkait bersama-sama untuk komitmen memperkuat sistem karantina, mewujudkan ketahanan pangan, dan mendorong potensi salak mampu berdaya saing di pasar global.

Artikel ini ditulis oleh

Idris Rusadi Putra

D

Reporter

  • Danny Adriadhi Utama
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh

Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh

Kacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.

Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia

Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia

Ekspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.

Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |