Saat Merasa Mengalami Ciri Ganguan Jiwa, Dokter Sarankan Segera Konsultasi

20 hours ago 4

Saat Merasa Mengalami Ciri Ganguan Jiwa, Dokter Sarankan Segera Konsultasi Dokter. / Ilustrasi Freepik

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat diminta untuk segera melakukan konsultasi kepada dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiatri) jika merasa mengalami ciri gangguan jiwa seperti skizofrenia dan gangguan bipolar (GB).  Hal ini diutarakan  dokter spesialis kedokteran jiwa dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ.

"Sangat penting untuk seorang penderita Skizofrenia maupun GB bisa cepat terdiagnosis dan mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh personel medis yang kompeten," kata Ashwin, Jumat (25/7/2025).

Selain itu mendapatkan pengobatan terbaik dan termutakhir, menjalani pengobatan dengan teratur agar gejala bisa sebanyak-banyaknya terkendali dan sebisa mungkin tidak mengalami kekambuhan

Ashwin mengatakan skizofrenia merupakan gangguan mental berat yang bersifat kronis dan memengaruhi pikiran perasaan dan perilaku penderita. Gangguan pikiran pada penderita bisa berupa kekacauan proses pikir yang terlihat melalui cara bicara yang kacau.

Isi pikiran pasien juga nampak sebagai waham yaitu keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada tetapi diyakini oleh penderita.

BACA JUGA: Garis Kemiskinan Belum Pakai Versi Bank Dunia, Per Maret 2025 Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 23,85 Juta Orang

Gangguan pun perasaan bisa berupa penumpulan emosi atau bahkan mood yang kacau. Sementara pada gangguan perilaku biasanya berupa perilaku yang kacau, bahkan bisa agresif.

Sering juga ada gangguan persepsi panca indera berupa halusinasi, yaitu adanya persepsi panca indera tanpa ada sumber rangsangnya.

Sedangkan gangguan bipolar merupakan gangguan mood atau suasana perasaan. Penderita bipolar akan mengalami mood yang berubah-ubah secara ekstrem dari kutub manik ke kutub depresi dan juga sebaliknya.

Beberapa gejala yang muncul pada fase manik seperti rasa gembira dan rasa percaya diri yang berlebihan, banyak sekali ide yang datang secara bersamaan, merasakan peningkatan tenaga dan semangat yang berlebihan.

Sedangkan pada fase depresi, gejalanya berupa rasa sedih yang berlebihan dan sulit dikendalikan, kesulitan mengambil keputusan, kecenderungan melukai diri sendiri bahkan ingin mengakhiri hidup.

Kedua gangguan jiwa itu, katanya, cukup berbeda namun punya beberapa kesamaan seperti mengalami gangguan keseimbangan kimia otak, bersifat kronis artinya perjalanan penyakitnya lama, bersifat kambuhan, artinya ada saat gejala bisa berkurang tapi juga ada saatnya bisa kambuh lagi.

"Semakin cepat penderita mendapatkan pertolongan medis yang tepat maka hasil pengobatannya juga akan jauh lebih baik. Sebaliknya, semakin lambat penderita mendapat pertolongan medis maka peluang untuk pulih pun semakin berkurang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |