Rusia tidak bergantung pada pihak ketiga untuk memperkuat kerja sama bilateral.
Senin, 14 Apr 2025 15:15:32

Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Alexey Gruzdev, menyampaikan komitmen kuat Rusia dalam memperkuat hubungan perdagangan bilateral dengan Indonesia, terutama melalui skema Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) yang saat ini sedang dalam tahap negosiasi. Dia menegaskan Rusia sangat ambisius terhadap kerja sama FTA tersebut.
“Kami sangat ambisius terhadap FTA ini, jadi kami cenderung sefleksibel mungkin di kedua belah pihak. Yang kami butuhkan adalah menghilangkan sebagian besar hambatan, dan itu adalah target kami,” ujar Gruzdev kepada media, Jakarta, Senin (14/4).
Meski begitu, karena negosiasi masih berlangsung, Gruzdev belum dapat memberikan rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan tersebut.
"Namun karena ini masih dalam tahap negosiasi, saya tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut," tambahnya.
Di sisi lain, mengenai tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS), Gruzdev menyebut isu tersebut sebaiknya ditangani secara terpisah dan tidak mengganggu jalur perdagangan bilateral antara Rusia dan Indonesia.
Dia menekankan keberadaan FTA akan menjamin stabilitas hubungan dagang kedua negara, bahkan di tengah dinamika global.
“Itu adalah sesuatu yang seharusnya ditangani secara terpisah. Namun, maksud saya, FTA akan menjamin perdagangan bilateral tetap aman meskipun ada tarif timbal balik. Kami akan memastikan bahwa setidaknya perdagangan bilateral kami memiliki jalur tersendiri. Tapi itu tidak berarti jika negara lain mencoba memberikan tekanan pada negara lain, kami akan menyalurkan barang-barang tersebut ke negara ketiga,” jelasnya.
Saat ditanya apakah Rusia memandang situasi ini sebagai peluang untuk mempererat hubungan dengan Indonesia, Gruzdev menegaskan bahwa Rusia tidak bergantung pada pihak ketiga untuk memperkuat kerja sama bilateral.
“Kami tidak membutuhkan dukungan dari pihak luar untuk meningkatkan perdagangan bilateral kami. Saya percaya, sangat percaya bahwa perdagangan kita harus didasarkan pada saling menghormati dan saling percaya,” ucapnya dengan yakin.
Gruzdev juga menekankan Rusia datang ke Indonesia bukan sekadar untuk menjual produk, tetapi untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh Indonesia.
“Dan tentu saja, kami hanya akan melakukan apa yang diharapkan oleh mitra kami. Itulah sebabnya kami di sini bukan untuk mencoba menjual apa yang kami ingin jual. Kami di sini untuk memahami apa yang diharapkan oleh Indonesia, apa yang bisa mendukung kebijakan nasional Anda, prioritas nasional Anda, dan kemajuan nasional Anda,” paparnya.
Sebagai contoh, dia menyebut sektor tenaga nuklir dan pertanian sebagai dua area prioritas yang telah dikenali oleh pihak Rusia.
“Saya menyebutkan tenaga nuklir, kami menyadari bahwa itu adalah salah satu prioritas. Sektor pertanian juga merupakan salah satu prioritas, dan masih banyak lagi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gruzdev menegaskan pihaknya tidak berusaha mengikuti kepentingan mitra lain demi keuntungan semata. Namun jika Indonesia siap, Rusia pun siap untuk memperluas ekspor dan kerja sama lebih lanjut.
“Jadi kami tidak mengikuti mitra lain hanya untuk mengambil keuntungan. Jika Anda siap, kami siap untuk menjual lebih banyak," tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh


Ada Konflik Timur Tengah, Ekspor Indonesia ke Palestina Turun
Perjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.

Komisi I DPR Ungkap Kerja Sama yang Ingin Dibangun Prabowo saat Bertemu Putin
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menilai pertemuan Prabowo dan Putin sebagai bentuk konsistensi Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif.