- UANG
- EKONOMI
Pemerintah saat ini juga tengah menggenjot pembangunan empat daerah otonomi baru (DOB) di Papua.
Jumat, 11 Apr 2025 20:11:00

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo menegaskan bahwa pembangunan proyek Jalan Trans Papua tetap akan berlanjut. Namun, itu bukan jadi fokus utama saat ini.
Sebab, pemerintah saat ini juga tengah menggenjot pembangunan empat daerah otonomi baru (DOB) di Papua, yakni Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
"Trans Papua tetap kita lanjutkan, tapi selected, yang benar-benar kira-kira dibutuhkan. Fokusnya kan lebih ke arah bangun DOB," ujar Dody di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (11/4).
"Bangun kantor pemerintahan di beberapa provinsi baru yang baru kita mekarkan di sana. Fokusnya baru di situ dulu," dia menambahkan.
Untuk pengembangan daerah otonomi baru di Papua, saat ini baru tiga yang sudah siap untuk dimekarkan lebih lanjut. Sementara satu wilayah lainnya masih terus dilakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat.
"Sementara di Daerah Otonomi Baru yang baru kita mekarkan. Kan ada empat tempat. Yang siap baru tiga, yang satunya lagi diskusi dengan pemerintahan setempat," kata Dody.
Menyoal dana pembangunan Jalan Trans Papua, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT PII sebagai Special Mission Vehicles (SMV) Kementerian Keuangan telah berkomitmen melaksanakan penjaminan atas proyek Jalan Trans Papua ruas Jayapura Wamena (Segmen Mamberamo-Elelim) di Papua Pegunungan.
Adapun penandatanganan beberapa perjanjian kerjasama untuk proyek jalan sepanjang 50,14 km yang memiliki nilai investasi Rp 3,33 triliun ini dilakukan pada Juli 2024 silam.
Dibutuhkan Keterlibatan Swasta
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menyampaikan, keterlibatan pihak swasta dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur sangat diperlukan.
Keterbatasan APBN terus mendorong adanya pembiayaan kreatif dengan kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta, serta terus berinovasi dalam pembiayaan kreatif untuk memenuhi keterbatasan tersebut.
"Semoga keberhasilan dari dukungan yang diberikan Kementerian Keuangan melalui PT PII, diiringi dengan sinergi bersama, dapat direplikasi pada pembangunan di daerah yang serupa dengan Papua, baik dari segi karakter geografis maupun ekonomi," ujar Suminto beberapa waktu lalu.
Sementara Direktur Utama PT PII, M Wahid Sutopo mengatakan, dengan telah ditandatanganinya perjanjian penjaminan dan perjanjian regres pada proyek Jalan Trans Papua ruas Jayapura Wamena, maka PT PII sesuai mandatnya akan memberikan penjaminan yang mencakup risiko keterlambatan/kegagalan pembayaran Availability Payment, Terminasi yang bersumber dari PJPK, dan Terminasi karena keadaan kahar.
Penjaminan yang diberikan oleh PT PII tersebut dimaksudkan untuk memberikan kepastian dan kenyamanan bagi investor dalam berinvestasi pada proyek tersebut.
"Komitmen PT PII untuk terus mendorong skema pembiayaan inovatif akan terus dijalankan, salah satunya melalui kontribusi PT PII melalui penjaminan pada proyek ini yang akan menjadi langkah besar dalam upaya pengembangan infrastruktur di Papua yang merupakan jalur transportasi utama logistik dari Jayapura menuju Wamena," ungkapnya.
"Sehingga diharapkan dapat membawa dampak signifikan untuk memperbaiki aksesibilitas dan konektivitas serta memperluas jaringan jalan yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Timur Indonesia, khususnya Papua," ujar Sutopo.
Detail Proyek
Segmen Mamberamo-Elelim sepanjang 50,14 km yang akan dibangun dengan skema KPBU ini merupakan bagian dari ruas Jayapura-Wamena.
Lingkup pembangunannya juga mencakup pembangunan jembatan, 1 unit pelaksana penimbangan bermotor, penanganan lereng dan tebing, serta operasi dan pemeliharaan (O&M) selama masa layanan. Proyek ini memperoleh penjaminan pemerintah dari PT PII yang bernilai investasi sebesar Rp3,3 triliun.
Bentuk kerja sama proyek KPBU ini merupakan Design Build Finance Operate Maintenance Transfer (DBFOMT) dengan masa kerja sama selama 15 tahun (2 tahun masa konstruksi dan 13 tahun masa layanan), dengan pengembalian investasi melalui skema Availability Payment (AP).
Artikel ini ditulis oleh

M
Reporter
- Maulandy Rizki Bayu Kencana

Hadiri RDP dengan Komisi II DPR RI, Wamendagri Ribka Beberkan Perkembangan 4 DOB Papua
Wamendagri Ribka Haluk menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI.

Kunker ke Papua Tengah, Wamendagri Ribka Bicara Pembangunan Manajemen Pemerintahan di 4 DOB
Dari keempat DOB, menurut Ribka, Papua Tengah merupakan yang paling aktif dalam membuat Pergub dan peraturan lainnya.

Kapolri Tunjuk Dua Kapolda untuk Pembentukan DOB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi menunjuk dua Kapolda untuk Daerah Otonom Baru atau DOB, yakni Papua Tengah dan Papua Barat Daya.

300 Daerah Otonomi Baru Diusulkan, Jokowi Tegaskan Tidak Ada Pemekaran
300 Daerah Otonomi Baru Diusulkan, Jokowi Tegaskan Tidak Ada Pemekaran


Dialog Bersama Parlemen Melanesia, Ketua DPR RI Sebut Soal Pembangunan Papua
Puan Maharani mengikuti acara dialog parlementer bersama negara-negara organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG).


Kapolda Papua Gandeng Tokoh Adat untuk Rekrut 2.000 Pemuda jadi Bintara
Polda Papua akan merekrut 2.000 pemuda untuk menjadi Bintara yang akan ditempatkan di polres
Papua 1 tahun yang lalu

Pencabutan Moratorium Pembentukan DOB, Mendagri Tito: Itu Kebijakan Pemerintah Baru
Tito sempat mengatakan bahwa akan mengonsultasikan desain besar penataan daerah (desartada) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Bertemu Jokowi, Majelis Rakyat Papua Usulkan Pemekaran Wilayah Mimika
Agustinus menuturkan pemekaran wilayah tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat Papua.

2 Jenderal Jadi Kapolda di Daerah Otonomi Baru Papua tetapi Belum Punya Markas, Ini Penjelasan Polri
Dua Kapolda tersebut yakni Brigjen Pol Alfred Papare sebagai Kapolda Papua Tengah, dan Brigjen Pol Gatot Haribowo sebagai Kapolda Papua Barat Daya.
Polri 1 tahun yang lalu