Setelah didiagnosis menderita kanker stadium lanjut, Jiang Yi dari China memutuskan untuk merayakan hidupnya dengan mengadakan pemakaman saat ia masih hidup.
Minggu, 13 Apr 2025 10:30:08

Seorang pasien kanker di China Timur berhasil menyentuh hati banyak orang dengan cara unik dan mengharukan dalam menghadapi penyakit yang mematikan. Jiang Yi, wanita berusia 30 tahun dari Provinsi Zhejiang, mengadakan 'pemakaman hidup' untuk dirinya sendiri di sebuah taman, sebagai bentuk perayaan hidup, perpisahan dengan dunia, serta menerima dukungan dari orang-orang yang bahkan belum pernah ia temui.
Melansir SCMP pada Minggu (13/4/2025), tiga bulan yang lalu, Jiang didiagnosis menderita kanker serviks sel kecil yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sebelumnya, ia mengalami perdarahan yang tidak biasa sebelum menerima diagnosis yang mengubah segalanya. Dokter menyampaikan bahwa harapan hidupnya hanya tersisa dua tahun lagi.
Meski mendapatkan berita yang sangat menyedihkan, Jiang tetap menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Ia membagikan pengalamannya kepada sahabat lamanya sekaligus teman sekamarnya di kampus, Li Caicai. Menurut Li, meskipun kondisinya semakin memburuk dan harus menjalani kemoterapi yang menyakitkan, Jiang tetap berusaha menikmati setiap momen berharga bersama suami dan putra tunggalnya yang baru berusia tiga tahun.
"Jiang melihat setiap hari sebagai hadiah," jelas Li. "Ketika kamu menghadapi penyakit, kamu justru butuh lebih banyak energi positif, bukan ketakutan atau kesedihan."
Terima Kasih Atas Semua Dukungan

Pada akhir bulan Maret, Jiang memutuskan untuk mengadakan pemakaman hidup di taman yang terletak dekat Danau Barat (West Lake), sebuah tempat yang terkenal di Hangzhou. Meskipun awalnya orang tuanya menolak karena alasan kepercayaan tradisional, mereka akhirnya memberikan dukungan setelah terinspirasi oleh keteguhan dan semangat yang ditunjukkan oleh Jiang.
Jiang mencetak potret dirinya dengan senyuman paling cerah untuk dijadikan foto memorial dan membawanya ke taman bersama dengan kanvas serta perlengkapan melukis. Ia juga memasang poster yang bertuliskan 'Halo, orang asing. Jika saya kurang beruntung, mungkin saya akan menjadi malaikat dalam dua tahun. Tolong tinggalkan saya doa dan harapan baik. Tolong rangkul musim semi yang akan datang untuk saya, dan hiduplah dengan keberanian dua kali lipat'. Meskipun hujan turun, banyak orang yang berhenti untuk menuliskan pesan cinta dan dukungan kepada Jiang.
Salah seorang perempuan memeluk Jiang dan berkata, "Tidak separah itu. Saya pernah sakit juga dan saya berhasil melewatinya. Kamu juga bisa."
Sementara itu, seorang pria menulis, "Semoga setiap harimu terasa seperti matahari," dan seorang seniman muda menggambar hati dengan pesan, "Tetap kuat dan lekas sembuh."
Jiang pun tidak dapat menahan air matanya saat melihat respons yang begitu hangat dari orang-orang di sekitarnya.
Dia mengungkapkan, bahkan satu harapan dari orang asing bisa menunjukkan betapa hangatnya dunia ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan semangat yang terus membara, Jiang mampu merasakan cinta dan kepedulian dari orang-orang yang tidak dikenalnya.
Rencanakan Acara Perpisahan

Keesokan harinya, Jiang menyelenggarakan sebuah upacara perpisahan di rumahnya. Dalam acara tersebut, ia menampilkan slideshow yang menggambarkan perjalanan hidupnya, mulai dari masa kecil, karier, hingga kenangan indah bersama keluarga dan tokoh idolanya. Di tengah suasana yang penuh emosi, ia menyampaikan pesan yang menyentuh hati.
"Mama, Papa, jangan bersedih. Di kehidupan berikutnya, aku ingin tetap menjadi anak kalian. Jika kalian menangis sekarang, kalian tidak boleh menangis saat aku benar-benar menjadi malaikat. Aku janji akan pergi dengan senyuman."
Jiang juga berfoto bersama keluarga dan teman-temannya, mengangkat tangan sebagai simbol semangat untuk dirinya sendiri. Ia menegaskan tekadnya untuk terus berjuang, dengan harapan dapat mendampingi anaknya tumbuh besar.
"Aku tidak takut mati. Hidup bukan soal seberapa panjang, tapi seberapa penuh kita menjalaninya," ungkapnya.
Pada tanggal 5 April, sahabatnya, Li, memberi kabar kepada media Chao News bahwa Jiang sedang menjalani kemoterapi di Shanghai dan kondisinya tidak begitu baik. Meskipun demikian, kisah hidup Jiang telah menyentuh hati ratusan ribu orang di media sosial Tiongkok. Videonya berhasil meraih hampir 800.000 tanda suka, dan komentar-komentar penuh harapan serta dukungan pun membanjiri unggahan tersebut.
Salah satu pengguna internet menuliskan: "Pemakaman hidup ini pasti akan menipu Malaikat Maut agar membiarkanmu tetap tinggal."
Pengguna lain memberikan semangat dengan mengatakan: "Saya mengenal pasien kanker sel kecil yang sudah remisi lima tahun. Kamu juga pasti bisa."
Artikel ini ditulis oleh

B
Reporter
- Benedikta Miranti T.V
- Tanti Yulianingsih

Baim Wong Hadiri Pemakaman Ayahnya yang Ada Disamping Istrinya
Pemakaman ayah Baim Wong di TPU Sirna Sari berlangsung haru, diwarnai dengan tangisan dan pesan-pesan yang mendalam.


FOTO: Mengenang Perjuangan Kiki Fatmala 'Si Manis Jembatan Ancol' Melawan Kanker Stadium 4
Artis senior Kiki Fatmala meninggal dunia pada Jumat (1/12). Diketahui, pemain film 'Si Manis Jembatan Ancol' ini sempat berjuang melawan kanker stadium 4.

Perempuan Ini Meninggal Setelah Menjalani Enam Operasi Plastik dalam Sehari
Keluarga korban pun mengajukan gugatan terhadap klinik dan meminta ganti rugi atas kejadian yang menimpa mereka.
China 1 tahun yang lalu


