Lagu "Kupu-Kupu Malam" terinspirasi dari pengalaman nyata, di mana Titiek Puspa bertemu dengan seorang wanita.
Jumat, 11 Apr 2025 09:27:00

Duka yang menyelimuti dunia hiburan Indonesia akibat wafatnya Titiek Puspa di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB, masih terasa hingga saat ini.
Namun, di balik kesedihan tersebut, terdapat banyak kisah inspiratif dari mendiang yang patut dikenang. Salah satu yang paling menyentuh adalah cerita di balik lagu "Kupu-Kupu Malam". Lagu ini menjadi salah satu karya Titiek Puspa yang paling diingat dan dikenal oleh masyarakat selama bertahun-tahun. Dalam liriknya, lagu ini menggambarkan sisi lain kehidupan wanita malam dengan nuansa yang tidak selalu negatif, menunjukkan bahwa tidak semua wanita penghibur ingin menjalani hidup seperti itu.
Inspirasi di balik lagu "Kupu-Kupu Malam" ternyata bukan hanya hasil pengamatan atau imajinasi dari Titiek Puspa semata. Terdapat sebuah pertemuan yang sangat mengharukan antara Titiek Puspa dan seorang wanita yang terpaksa menjalani profesi tersebut karena keadaan hidup yang sulit. Dalam video berjudul "Titiek Puspa: Saat Diminta Bung Karno Jadi Penyanyi Istana, Saya Serasa Terbang | Liputan6", Titiek Puspa membagikan banyak cerita tentang dirinya serta pandangannya terhadap berbagai isu. Salah satu yang paling menarik adalah kisah di balik lagu "Kupu-Kupu Malam".
Dalam perbincangan tersebut, Titiek Puspa mengenang momen saat ia sedang tampil di luar kota.
"Nah soal Kupu-Kupu Malam itu, saya sedang show di luar kota (luar Jakarta), nyanyi, orang tepuk tangan sambil berdiri.... Tahu-tahu baru selesai, masuk ke kamar hotel, ada yang ketuk-ketuk, 'Tante Titiek, saya boleh masuk enggak?' 'Ada apa kamu, aduh saya masih keringatan'," ungkapnya dalam program bincang-bincang bersama Liputan6.com pada Mei 2022. Ia melanjutkan, "Dulu AC kan masih... (langka) sekitar tahun 1979, saya sudah menikah. 'Ada apa? Ya sudah, sini, sini...' 'Kok Tante Titiek kalau cari uang dihormati? Kok orang sampai berdiri minta lagu lagi?' 'Ya namanya kan menghibur, lho kalau kamu bagaimana?' 'Oh kalau saya susah.' 'Kenapa, kerja apa?' Saya tebak pekerjaannya salah semua," cerita Titiek Puspa sambil tertawa.
Cerita Sedih Seorang Wanita yang Menginspirasi Lagu "Kupu-Kupu Malam"

Titiek Puspa menceritakan dengan mendalam mengenai pengalaman menyedihkan seorang wanita yang mendekatinya di kamar hotel. Wanita itu ternyata adalah seorang penghibur malam yang terpaksa menjalani kehidupan tersebut. "Lho apa kerjamu?" tanya Titiek.
"Saya kupu-kupu malam," jawab wanita itu. "Kenapa ke situ?" lanjut Titiek. "Sebetulnya saya dulu seorang istri. Namun, suami saya pergi bersama perempuan lain dan meninggalkan saya dengan beberapa anak. Saya dulunya berasal dari keluarga mampu, tetapi saya tidak tahu bagaimana cara bekerja. Saya adalah anak yang dimanjakan. Tiba-tiba, saya ditinggalkan dengan anak-anak dan tidak mendapatkan apa-apa," ungkapnya.
"Ketika ingin makan, semua barang berharga saya jual. Akhirnya, saya kehabisan uang dan terpaksa meminjam dari tetangga laki-laki. Namun, tetangga itu bertanya, 'Hei, kapan kamu mau bayar?' Saya menjawab, 'Belum ada uang.' Dia pun menjawab, 'Lah belum ada, orang kamu tidak bekerja.' Saya pun berkata, 'Ya sudah, saya kerja sama bapak jadi pembantu, mau?'" sambungnya. Wanita itu melanjutkan, "'Jadi pembantu? Mau habis berapa tahun dengan gaji pembantumu? Sudahlah, kamu harus kerja sama saya. Saya yang akan memastikan masa depanmu. Jika tidak mau, saya akan laporkan ke polisi.'" Wanita itu pun menjawab, "'Oh, jangan! Nanti bagaimana dengan biaya sekolah anak saya?'"
Wanita Itu Terpaksa Menerima Keadaan yang Ada

Menurut Titiek Puspa, wanita tersebut awalnya tidak menyangka akan menjadi penghibur bagi tetangganya. Namun, setelah diajak ke lokasi yang telah ditentukan, ia merasa tidak berdaya.
Dalam keadaan terpaksa, wanita itu akhirnya menerima pekerjaan tersebut sambil terus berdoa dan meminta ampun kepada Tuhan. Ia mengingat percakapan yang terjadi, di mana tetangganya bertanya, "'Ya sudah, pilih apa?' 'Ya sudah, pilih ikut bapak, bekerja sama bapak.' 'Ya sudah, jam 5 nanti saya jemput. Pakaian yang rapi dan bersih.' Pada pukul 5, ia dijemput dan dibawa ke tempat tersebut. Wanita itu merasa bingung dan bertanya, 'Kok ke sini, pak? Mau apa?' dan dijawab, 'Ya sudah, di sini kamu kerja!' Ia berpikir mungkin akan menjadi penerima tamu atau pekerjaan lain yang lebih ringan, tetapi jawabannya mengejutkan, 'Ya kamu ini!'
Setelah itu, wanita tersebut terpaksa mencium kaki tetangganya dan memohon, 'Jangan, pak. Saya punya anak. Agama saya tidak membenarkan perbuatan ini...' Tetangganya menjawab, 'Sudah? Sekarang kamu tinggal pilih, polisi atau ini?' Wanita itu merasa terdesak dan berpikir, 'Kalau polisi, anakku makan apa? Kayak apa mereka kalau ibunya dipenjara?' Dengan berat hati, ia mempertimbangkan pilihan yang ada, 'Tapi kalau ini, aku bisa pura-pura ngomong di restoran malam,' sambungnya. Dalam hatinya, ia berdoa, 'Tuhan, berikan saya jalan yang baik.' Meskipun ia merasa terpaksa, setiap kali melaksanakan pekerjaan itu, ia menangis dan meminta ampun kepada Tuhan. Bertahun-tahun kemudian, mereka akhirnya bertemu lagi, dan kenangan itu kembali teringat dalam benaknya.
Berdoa Bersama Sambil Meneteskan Air Mata

Setelah mendengar kisah yang menyentuh hati tersebut, Titiek Puspa dengan tegas menanyakan maksud kedatangan wanita itu ke kamarnya di hotel. Wanita itu pun menjelaskan dengan tulus tentang keinginannya yang sebenarnya. Mendengar penjelasan tersebut, Titiek Puspa merasa luluh dan mengajak wanita itu untuk berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Terus kamu sekarang mau apa?" tanya Titiek. Wanita itu menjawab, "Saya itu bukan itu... Itu saya sangat tersiksa, bukan itu jalan saya. Saya ingin dicintai satu lelaki, dan saya mencintai, saya akan menghormati dia." Titiek Puspa pun menjawab, "Nah, ya sudah, sekarang kamu berdoa dengan agama kamu, saya berdoa dengan agama saya. Dia pakai ini kan, cross (salib),” jelasnya, menunjukkan perbedaan keyakinan di antara mereka.
“Itu dia duduk di sana, aku duduk di sini. Kami berdiri, pelukan, terus dia nangis sambil gemetaran, sebut nama Tuhannya, aku sebut nama Tuhanku. Sampai akhirnya sudah selesai. 'Tuhanmu sudah dengar, Tuhanku sudah dengar. Mulai sekarang juga, jangan ke sana lagi. Percaya sama saya. Anakmu nanti dikasih makan sama Tuhan,'” cerita Titiek Puspa, menegaskan sikapnya terhadap wanita tersebut. Ia menilai penting untuk menghormati keputusan wanita itu sebagai sesama perempuan. Di akhir, Titiek pun berdoa dengan penuh harapan agar wanita tersebut dapat menjalani hidup sesuai impiannya. "Nah, saya kan sebagai perempuan, ya.... Saya membela bahwa dia adalah seorang istri tapi ditinggal sama laki-laki dengan semaunya. Jadi di sini saya nangis, 'Tuhan, berikan keadilan buat dia!' Dia pulang, aku nulis-nulis, selesai," kenang Titiek Puspa, mengenang momen tersebut dengan penuh emosi.
Akhirnya, Karya Tersebut Disusun Menjadi Sebuah Lagu
Setelah tiba di rumah, Titiek Puspa memberi tahu suaminya, almarhum Mus Mualim, bahwa dia telah menemukan inspirasi untuk lagu baru yang ditulisnya di kamar hotel. Beberapa hari setelah melakukan rekaman, Titiek Puspa bertemu kembali dengan wanita yang sama dan membagikan kabar gembira.
"Besoknya saya pulang. Mus, aku punya lagu, tak nyanyiin. 'Wah bagus, yuk direkam.' Besoknya direkam dan selesai. Beberapa hari kemudian, aku nonton film sama Mus Mualim. Dari belakang, aku dipeluk, 'Tante Titiek, aku sudah nikah!' 'Alhamdulillah!' Saya sudah tahu nih suara dia," kenang Titiek Puspa.
Dia melanjutkan, "Lagu saya kan, 'Apa yang terjadi, terjadilah... Yang dia tahu Tuhan penyayang umatnya. Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa.' Nah ending lagunya itu. Tapi kalau aku menunggu dia datang, ya happy ending. 'Saya sudah nikah.' 'Mana suamimu?' Diperkenalkan, orang terhormat, lho," ungkapnya mengenai perubahan hidup yang dialami wanita tersebut setelah pertemuan itu. "Itu doa dua orang beragama, lain agama. Bagaimana kalau kita seluruh Indonesia? Berdoa, ayo... Damaikan hatimu masing-masing. Terimalah apa anugerah dari Tuhan seadanya sambil terus berjuang. Jangan mau ngomongin ini itu mau merubah. Ini Tuhan...," tutup Titiek Puspa sambil menyampaikan pelajaran berharga dari kisah yang menginspirasi lagunya.
Kehilangan Titiek Puspa
Kabar duka mengenai meninggalnya Titiek Puspa telah dikonfirmasi oleh Mia, manajer dari artis legendaris tersebut. Mia menyatakan bahwa Titiek Puspa telah meninggal dunia, "Iya eyang baru aja meninggal, Iya sekitar jam segitu. Jenazah masih di Medistra," ungkapnya kepada awak media pada Kamis sore, 10 April 2025. Berita ini tentu saja mengejutkan banyak orang, terutama karena beberapa jam sebelumnya, keluarga Titiek Puspa baru saja mengadakan konferensi pers untuk memberikan informasi tentang kondisi kesehatan beliau.
Putri pertama Titiek Puspa, Pety Tunjungsari, juga turut menyampaikan permohonan doa untuk kesembuhan ibunya. Dalam kesempatan tersebut, ia meminta maaf jika ada ucapan dari ibunya yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan. "Kepada semua pecinta ibu Titiek Puspa di Indonesia saya mohon doanya, saya mohon maaf kalau ibu saya pernah berbicara yang nggak sengaja tidak membuat nyaman. Saya mohon doanya agar semua ini berjalan dengan kehendak Allah SWT, aminn," kata Pety Tunjungsari, menunjukkan betapa dalamnya rasa cinta dan harapan yang ia miliki untuk ibunya.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- Aditia Saputra
- Ruly Riantrisnanto

Menggali Karya-Karya Legendaris Titiek Puspa dan Perjalanan Hidupnya
Titiek Puspa, ikon musik Indonesia, telah menciptakan karya-karya berpengaruh yang merefleksikan perjalanan hidupnya dan relevansi hingga kini.

Titiek Puspa mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak cepat terpengaruh oleh isu-isu yang bisa memecah belah persatuan.

Cerita di Balik Nama Panggung Titiek Puspa
Titiek Puspa memulai kariernya dari seorang gadis muda bernama Sudarwati di Tanjung, Kalimantan Selatan.

Kisah Inspiratif Titiek Puspa, dari Guru TK hingga Legenda Musik Indonesia
Perjalanan karier Titiek Puspa yang inspiratif, dimulai dari guru TK hingga mencapai puncak popularitas di dunia tarik suara dan perfilman.

Cerita Titiek Puspa Sembuh dari Kanker Serviks Hanya dengan Meditasi 13 Hari
Titiek Puspa meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra Jakarta hari ini, Kamis (10/4) pukul 16.25 WIB.


Rahasia Titiek Puspa Jaga Eksistensi di Dunia Hiburan Lintas Generasi hingga Menjadi Legenda
Titiek Puspa mempertahankan relevansi di industri musik Indonesia dengan dedikasi, adaptasi, dan karya-karya abadi yang menginspirasi.

Putri Titiek Puspa Ungkap Mental Keluarga telah Dipersiapkan Hadapi Kepergian Almarhumah
Putri almarhumah Titiek Puspa, Petty Tunjungsari Murdago mengungkapkan bahwa keluarga telah dipersiapkan secara mental menghadapi kepergian sang ibu.

Jejak Karier Titiek Puspa, dari Bintang Radio hingga Ikon Musik Indonesia
Kisah inspiratif Titiek Puspa, penyanyi legendaris Indonesia, yang memulai karier dari kontes radio hingga menjadi ikon musik dan perfilman Tanah Air.

Titiek Puspa, Sosok yang Berdiri Tegak saat Pedangdut Inul Daratista Diterpa Masalah
Inul Daratista dan Titiek Puspa memiliki hubungan yang erat, mirip seperti cucu dan nenek, yang penuh kasih sayang dan dukungan.

Mengenang kedekatan Titiek Puspa dengan pejabat negara, dari Soekarno hingga politisi modern, yang menciptakan hubungan unik dalam sejarah Indonesia.