Banyak pasien merasa aman saat demam menurun padahal saat itulah bahaya terbesar justru mengintai. Penting memahami penyakitnya untuk lebih siap menghadapinya.
Rabu, 16 Apr 2025 15:00:00

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan yang serius di berbagai wilayah Indonesia, terutama saat musim hujan tiba. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini dapat berkembang dengan cepat dan membahayakan nyawa jika tidak ditangani secara tepat dan cepat. Banyak masyarakat masih menganggap DBD sebagai penyakit ringan karena hanya diawali dengan demam. Padahal, ada fase-fase krusial dalam siklus penyakit ini yang dapat berakibat fatal bila diabaikan.
Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah anggapan bahwa ketika demam mulai mereda, maka pasien sudah dalam kondisi sembuh. Padahal, penurunan suhu tubuh yang tiba-tiba justru bisa menandai masuknya pasien ke fase paling berbahaya dari DBD. Fase tersebut dikenal sebagai fase kritis, yang jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi berat seperti syok dengue hingga kematian.
Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang tiga fase utama dalam siklus DBD menjadi hal yang sangat penting bagi setiap individu. Dengan mengenali tanda-tanda yang muncul di setiap fase, kita dapat mengambil tindakan cepat dan tepat sebelum kondisi pasien memburuk. Artikel ini akan mengulas secara mendalam ketiga fase tersebut, dengan penekanan khusus pada fase kedua yang sangat menentukan keselamatan pasien.
1. Fase Demam

Fase pertama DBD dikenal sebagai fase demam, yang berlangsung selama 2–7 hari sejak gejala pertama muncul. Pada fase ini, suhu tubuh pasien meningkat tajam hingga mencapai lebih dari 39°C. Gejala yang menyertainya dapat berupa sakit kepala hebat, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan munculnya ruam kemerahan di kulit. Anak-anak sering kali tampak lesu, sementara orang dewasa bisa merasa sangat lemah.
Pada tahap ini, penderita biasanya mengira dirinya hanya mengalami flu atau demam biasa. Namun yang perlu diperhatikan, demam DBD cenderung tidak merespons obat penurun panas secara signifikan dan dapat berlangsung terus-menerus tanpa penurunan suhu yang berarti.
2. Fase Kritis: Paling Mematikan

Setelah beberapa hari mengalami demam tinggi, suhu tubuh bisa tiba-tiba menurun hingga di bawah 38°C. Penurunan suhu inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman, karena pasien akan merasa lebih segar dan menganggap dirinya telah pulih. Padahal, menurut laporan dari Liputan6.com, fase ini justru merupakan fase paling berbahaya dalam siklus DBD.
Pada fase kritis, terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang menyebabkan cairan menumpuk di rongga tubuh, seperti paru-paru dan perut. Jika tidak diwaspadai, kondisi ini bisa berlanjut menjadi syok dengue, yaitu kondisi syok yang ditandai dengan penurunan tekanan darah drastis dan gangguan sirkulasi darah yang bisa berakibat fatal. “Oleh karena itu, jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda ini, segera cari pertolongan medis,” saran Patriotika seperti dikutip dari sumber yang sama.
Beberapa gejala yang menjadi indikator bahwa pasien sudah memasuki fase kritis antara lain:
- Mimisan atau Gusi Berdarah
Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan jumlah trombosit yang signifikan, menyebabkan gangguan pembekuan darah. Mimisan dan gusi berdarah perlu diwaspadai, terutama jika terjadi secara spontan dan sulit berhenti. Jika tidak segera ditangani, pasien berisiko mengalami perdarahan internal.
- Bintik-Bintik Merah di Kulit
Munculnya bintik merah yang tidak memudar saat ditekan menjadi ciri khas dari pecahnya pembuluh darah kecil akibat rendahnya trombosit. Jika jumlahnya terus bertambah atau disertai perdarahan di bagian tubuh lainnya, segera konsultasikan ke dokter.
- Nyeri Perut Hebat
Nyeri perut yang tajam dan terus-menerus merupakan tanda adanya kebocoran plasma darah ke rongga perut atau pembesaran hati. Gejala ini tidak boleh diabaikan karena bisa menandakan kondisi serius yang membutuhkan perawatan intensif.
- Muntah Terus-Menerus
Muntah yang terjadi berulang kali dalam sehari dapat menyebabkan dehidrasi berat dan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Jika pasien kesulitan makan atau minum, segera cari pertolongan medis untuk pemberian cairan infus.
- Sesak Napas dan Kelelahan Ekstrem
Sesak napas terjadi akibat akumulasi cairan di rongga dada atau tekanan darah yang menurun drastis. Jika disertai dengan kelemahan tubuh yang ekstrem, ini bisa menjadi pertanda awal syok dengue yang sangat berbahaya.
Risiko Syok Dengue dan Komplikasi Mematikan
Jika fase kritis tidak ditangani dengan benar, pasien dapat mengalami syok dengue, yaitu kondisi darurat medis yang ditandai dengan hilangnya kesadaran, denyut nadi lemah, serta penurunan tekanan darah secara drastis. Syok dengue dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ seperti ginjal, hati, dan paru-paru, dan dalam banyak kasus, berujung pada kematian.
Oleh karena itu, pengawasan ketat selama 24–48 jam setelah demam mereda sangat penting. Pasien harus tetap dipantau meskipun merasa lebih baik, terutama dalam hal asupan cairan, frekuensi buang air kecil, dan kondisi fisik secara keseluruhan.
3. Fase Pemulihan

Jika pasien berhasil melewati fase kritis, maka akan masuk ke dalam fase pemulihan atau fase rekoveri. Pada tahap ini, kondisi tubuh perlahan membaik, suhu tubuh kembali normal, dan nafsu makan mulai pulih. Produksi urin pun meningkat sebagai tanda bahwa tubuh mulai membuang kelebihan cairan yang tertahan saat fase sebelumnya.
Namun, bukan berarti pasien dapat langsung kembali beraktivitas seperti biasa. Masa pemulihan tetap membutuhkan istirahat total agar organ-organ yang sempat terganggu selama fase kritis bisa pulih dengan baik. Mengonsumsi makanan bergizi, cukup minum air, dan kontrol ke dokter tetap harus dilakukan hingga tubuh benar-benar pulih.
Pencegahan dan Edukasi Sangat Penting
Langkah terbaik dalam menghadapi DBD tentu saja adalah pencegahan. Masyarakat harus aktif menjaga kebersihan lingkungan, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara berkala, dan menaburkan larvasida di tempat-tempat berisiko. Gunakan kelambu atau lotion anti-nyamuk, terutama pada anak-anak yang lebih rentan terkena gigitan nyamuk pembawa virus.
Edukasi mengenai tiga fase DBD harus terus dilakukan agar masyarakat tidak terlena ketika demam menurun. Kesadaran akan bahaya di balik gejala yang terlihat ringan bisa menjadi penentu antara hidup dan mati. Dengan deteksi dini, pengobatan yang cepat, dan pemantauan yang tepat, angka kematian akibat DBD dapat ditekan secara signifikan.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- adinda nur shyavira

Begini Fase Perjalanan Klinis DBD Agar Membantu Selamatkan Nyawa
Virus akan mengeluarkan zat ositokin yang mengaktivasi proses yang menyebabkan demam.
DBD 1 tahun yang lalu

Fase Demam Berdarah pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Penting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.

Terjadinya demam merupakan hal yang biasa, namun ketika disertai dengan sejumlah hal berikut maka Anda sebaiknya waspada.

Cara Menurunkan Demam pada Orang Dewasa: Panduan Lengkap dan Efektif
Simak cara mudah menurunkan demam pada orang dewasa secara efektif.
CNC 1 tahun yang lalu