- TEK
- SAINS
Misi ini bertujuan mengukur fenomena dilatasi waktu—yakni perbedaan laju waktu antara medan gravitasi kuat dan lemah.
Sabtu, 19 Apr 2025 07:14:19

Badan Antariksa Eropa (ESA) akan meluncurkan misi Atomic Clock Ensemble in Space (ACES) pada 21 April 2025 untuk menguji teori relativitas umum Albert Einstein dengan tingkat presisi yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Mengutip ESA, Sabtu (19/4), dua jam atom ultra-presisi akan dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan kapsul SpaceX Dragon sebagai bagian dari misi CRS-32.
Setibanya di orbit, modul ACES akan dipasang pada laboratorium Columbus milik ESA dan dioperasikan selama setidaknya 30 bulan.
Misi ini bertujuan mengukur fenomena dilatasi waktu—yakni perbedaan laju waktu antara medan gravitasi kuat dan lemah—dengan membandingkan waktu di ISS dan stasiun Bumi.
“Dengan ACES, kami akan menguji prediksi Einstein dengan akurasi ekstrem. Ini akan menjadi salah satu validasi paling presisi terhadap relativitas umum dari luar angkasa,” kata Dr. Andreas Bauch, ilmuwan senior dari Physikalisch-Technische Bundesanstalt Jerman.
Dua jam atom yang dibawa adalah PHARAO dan SHM. PHARAO, dikembangkan oleh badan antariksa Prancis, menggunakan atom cesium yang didinginkan hingga mendekati nol mutlak.
SHM, buatan Swiss, memakai atom hidrogen sebagai acuan. Gabungan keduanya memungkinkan pengukuran waktu dengan kesalahan hanya satu detik setiap 300 juta tahun.
Misi ACES tak hanya untuk validasi teori, tetapi juga membuka peluang pengembangan sistem navigasi global yang jauh lebih presisi, serta memungkinkan deteksi fluktuasi dalam konstanta fisika dan memberikan data baru dalam riset materi gelap.
ESA menyebut ACES sebagai tonggak ilmiah internasional yang melibatkan kolaborasi riset dari Prancis, Jerman, dan Swiss. Airbus bertugas merakit modul, sementara peluncuran akan ditangani oleh SpaceX dari Kennedy Space Center, Florida.
"Seratus tahun setelah Einstein menyatakan bahwa waktu itu relatif, kita akan mengujinya langsung dari orbit," kata Florence Lucchesi, kepala proyek ACES di ESA.
“Ini bukan hanya eksperimen fisika, tetapi langkah menuju pemahaman baru tentang alam semesta," tambah dia,
Artikel ini ditulis oleh

F
Reporter
- Fauzan Jamaludin

Teleskop Einstein Bisa Luncurkan Era Baru dalam Astronomi
Teleskop Einstein memungkinkan pengamatan lebih jauh ke alam semesta, seperti pembentukan galaksi dan bintang pertama.

Teori Fenomenal Albert Einstein Dites Lagi setelah 1 Abad, Bagaimana Hasilnya?
Setelah dilakukan tes relevansi teori Albert Einstein untuk zaman sekarang, para ilmuwan berdecak kagum.

Berapa Kecepatan Stasiun Luar Angkasa Mengelilingi Bumi? Ini Hitung-hitungan Terbaru
Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit Bumi dengan kecepatan luar biasa, memungkinkan para astronot menyaksikan matahari terbit dan terbenam.

Baru Kali NASA Cetak Rekor, Komunikasi Pakai Laser Jangkau Alam Semesta
Misi ini berhasil dilaksanakan pada tahun 2024 dengan menggunakan wahana Psyche.

Cetakan 3D Logam Pertama di Luar Angkasa Tiba di Bumi, Begini Wujudnya
ESA berhasil membuat cetakan logam 3D pertama di ISS. Sampel kini tiba di Bumi untuk diteliti, jadi langkah penting menuju manufaktur luar angkasa.

Ilmuwan Temukan Waktu Bergerak Lebih Cepat di Bulan Ketimbang di Bumi, Segini Beda Waktunya
Dengan menggunakan teori relativtas Einstein, ilmuwan menghitung perbedaan waktu antara di Bumi dan Bulan.
Bulan 1 tahun yang lalu

Teori Relativitas Einstein Diuji Lagi, Begini Hasilnya
Walaupun teori ini telah ada selama lebih dari satu abad, para ilmuwan terus melakukan pengujian ulang.

Jadi Ilmuwan Besar Dunia, Buat Apa Saja Penemuan Albert Einstein?
Albert Einstein, telah mengubah wajah sains dan teknologi dengan penemuannya yang gemilang, mulai dari teori relativitas hingga persamaan E=mc².