- UANG
- EKONOMI
Dengan tarif yang mencapai 125 persen untuk produk dari China, Apple akan berkomitmen untuk berinvestasi sebesar USD 500 miliar di Amerika.
Kamis, 10 Apr 2025 14:24:00

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengambil kebijakan yang menggemparkan dunia dengan menaikkan tarif untuk barang-barang yang diimpor dari berbagai negara ke AS. Dengan penerapan tarif Trump yang tinggi, Trump berharap dapat mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih banyak berinvestasi di dalam negeri.
Salah satu perusahaan yang menjadi sorotan adalah Apple. Dia menyatakan bahwa dengan tarif yang mencapai 125 persen untuk produk dari China, Apple akan berkomitmen untuk berinvestasi sebesar USD 500 miliar di Amerika dan memindahkan produksi iPhone ke negara asalnya.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dampaknya terhadap harga iPhone jika produksi dilakukan di Amerika Serikat? Apakah harga tetap dapat dipertahankan seperti saat ini?
Mengutip dari laporan CNN, seorang analis teknologi memperingatkan bahwa harga iPhone yang diproduksi di AS bisa meningkat drastis hingga mencapai USD 3.500, yang setara dengan Rp58,7 juta (dengan asumsi 1 USD = Rp16.770). Dan Ives, kepala penelitian teknologi global di Wedbush Securities, menyatakan bahwa ide untuk memindahkan pekerjaan manufaktur ke AS hanyalah 'kisah fiksi'.
Dia menambahkan bahwa iPhone yang dibuat di Amerika mungkin akan berharga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan harga saat ini yang sekitar USD 1.000, mengingat kompleksitas ekosistem produksi yang perlu direplikasi dari yang ada di Asia.
Besarnya Investasi Apple

"Anda membangun rantai pasokan itu di AS dengan pabrik di West Virginia dan New Jersey, harga iPhone bisa menjadi USD 3.5000," katanya.
Jika iPhone diproduksi di Amerika Serikat, harga jualnya akan meningkat secara signifikan. Selain itu, Apple juga harus mengeluarkan investasi yang besar untuk mewujudkannya.
Ives menyebutkan bahwa perusahaan tersebut mungkin perlu mengeluarkan sekitar USD 30 miliar dan memerlukan waktu hingga tiga tahun untuk memindahkan hanya 10 persen dari rantai pasokan mereka ke AS.
Seiring dengan itu, penting untuk dicatat bahwa dalam beberapa dekade terakhir, produksi dan perakitan komponen smartphone telah beralih ke Asia. Perusahaan-perusahaan Amerika lebih memilih untuk fokus pada riset dan pengembangan perangkat lunak serta desain produk, yang terbukti memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Strategi ini telah berkontribusi pada kesuksesan Apple, menjadikannya salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dan pemimpin pasar dalam industri smartphone.
Komponen iPhone Berasal dari Berbagai Negara di Asia

"Anda bisa melihat yang terjadi pada sahamnya, karena tidak ada perusahaan yang lebih terdampak oleh tarif ini ketimbang Apple," tuturnya.
Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh tarif tersebut terhadap perusahaan teknologi terkemuka ini. Sebagian besar komponen yang digunakan dalam produk Apple, termasuk iPhone, sebenarnya diproduksi di luar Amerika Serikat.
Contohnya, chipset yang digunakan mayoritas dihasilkan di Taiwan, sementara panel layarnya disuplai oleh perusahaan dari Korea Selatan. Selain itu, beberapa komponen lainnya juga diproduksi di China.
Proses perakitan akhir produk Apple sebagian besar dilakukan di China, namun saat ini perusahaan mulai memperluas lokasi perakitan ke Vietnam dan India untuk diversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada satu negara.
Bagaimana Dampaknya ke Konsumen?
Analis teknologi berpendapat bahwa harga iPhone kemungkinan besar akan mengalami kenaikan akibat penerapan tarif oleh Trump. Menurut bank investasi Rosenblatt Securities yang berbasis di New York, harga iPhone dapat meningkat hingga 43 persen jika Apple memutuskan untuk membebankan seluruh biaya tarif yang lebih tinggi kepada konsumen.
Wakil Presiden Counterpoint Research, Neil Shah, memperkirakan bahwa harga iPhone bisa naik sekitar 30 persen, namun hal ini mungkin tergantung pada lokasi tempat produksinya.
Sebelumnya, Apple telah berusaha mendiversifikasi lokasi produksinya dari Tiongkok ke negara lain seperti India dan Brasil. Perusahaan ini juga berupaya untuk memindahkan produksi komponen utama ke negara-negara yang dikenakan tarif lebih rendah guna mengurangi biaya produksi ponselnya.
Di India, tarif yang dikenakan adalah 26 persen, sedangkan Brasil dikenakan tarif yang lebih rendah, yaitu 10 persen. Meskipun tarif di Brasil paling rendah, kemampuan produksi di negara tersebut mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan jika Apple menghentikan produksinya di China.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- Agustin Setyo Wardani
- Iskandar
- Agustinus Mario Damar
- Yuslianson
- Agustin Setyo Wardani

Tarif Impor Baru Bisa Ancam Kenaikan Harga iPhone
Langkah ini berpotensi menaikkan harga iPhone di AS.



Uni Eropa Memanas, Siap Balas Kebijakan Tarif Impor Trump
Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa, Maros Sefcovic, terus menjalin komunikasi dengan mitra Amerika.
Trump 1 minggu yang lalu

Apple Banting Harga iPhone di Tiongkok, Was-was dengan Huawei?
Apple memberikan potongan harga untuk iPhone di Tiongkok agar konsumen tetap tertarik membeli produk tersebut.

iPhone 16 Masih Dilarang, Produsen HP Asal China Bakal Serbu Pasar Indonesia
Sejumlah Produsen produsen smartphone (HP) asal China berlomba-lomba memasuki pasar Indonesia.

Pemerintah Beri Kabar Positif Investasi Apple Rp15,8 Triliun, iPhone 16 Boleh Dijual di RI?
Apple dikabarkan menawarkan angka USD 1 miliar, sebagai skema investasi fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia.

Perang Dagang AS-China Memanas, Trump Naikkan Tarif Impor China Hingga 104%
Keputusan tersebut diumumkan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dan diambil di awal masa jabatan kedua Trump.

Sinyal Positif Pemerintah Apple Bakal Investasi Rp15,8 Triliun
Menteri Investasi Rosan Roeslani hanya beri tanda mengacungkan jari jempol.