Dinkes Klaim Kasus DBD di Gunungkidul Menurun

7 hours ago 4

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mengklaim kasus penyebaran DBD mengalami penurunan di 2025. Klaim ini mengacu dengan perbandingan data kasus di tri wulan pertama 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, hingga sekarang tidak ada korban meninggal dunia karena kasus DBD di Bumi Handayani. Adapun kasusnya di triwulan pertama 2025, ada sebanyak 247 warga yang terserang DBD.

BACA JUGA: Populasi Nyamuk ber-Wolbachia Disebut Efektif Menekan Jumlah Kasus DBD di Kota Jogja

Data ini lebih sedikit dengan catatan kasus di 2024, karena ada sebanyak 347 warga terserang DBD. “Tahun lalu di periode yang sama juga ada dua warga yang meninggal dunia karena DBD. Tapi, untuk tahun ini belum ada,” kata Ismono, Jumat (9/5/2025).

Dia menganalisa ada beberapa faktor yang membuat penyebaran DBD di triwulan pertama 2025 menurun. Salah satunya disebabkan karena intensitas hujan yang turun di tahun ini lebih rendah ketimbang yang terjadi pada periode sama di 2024.

Hal itu pun berdampak terhadap perkembangan jentik nyamuk aedes aegepty yang lebih sedikit sehingga serangannya menjadi berkurang. Faktor kedua disebabkan karena gencarnya program juru pemantau jentik di lokasi yang memiliki penyebaran tertinggi seperti di Kapanewon Wonosari, Paliyan dan Semanu.

“Harapannya kasus penyebaran DBD bisa terus terkendali. Untuk itu, kami meminta kepada masyarkat untuk tetap waspada terhadap serangan penyakit ini,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengatakan, terus melakukan sosialisasi terhadap pencegahan penyakit DBD. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.

“Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.

Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Diharapkan ada upaya pemantauan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk sehingga angka bebas jentik paling sedikit 95%.

Ia menambahkan, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, menguras hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Adanya aksi nyata dalam penanggulangan sebagai upaya menekan laju penyebaran sehingga kasusnya bisa lebih terkendali.

“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan. Jadi, upaya penanggulangan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi warga harus ikut berperan aktif agar hasilnya bisa dimaksimalkan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |