- UANG
- EKONOMI
Industri dalam negeri yang bergantung pada pasar ekspor ke Amerika Serikat berpotensi mengalami penurunan permintaan akibat kenaikan harga produk Indonesia.
Kamis, 10 Apr 2025 16:21:00

Kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terus menjadi ancaman dan bayang-bayang ketidakpastian bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Dalam kebijakan tersebut, Indonesia dikenakan tarif balasan atau tarif timbal balik sebesar 32 persen.
Lalu, bagaimana dampak kebijakan ini terhadap masyarakat Indonesia?
Pengamat Ekonomi dari Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, menjelaskan, dampak langsung yang paling terasa adalah terhadap sektor industri. Industri dalam negeri yang bergantung pada pasar ekspor ke Amerika Serikat berpotensi mengalami penurunan permintaan akibat kenaikan harga produk Indonesia di pasar Amerika.
Dia menegaskan, penurunan permintaan ini berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja atau layoff di sektor-sektor industri yang mengekspor produknya ke Amerika Serikat. Dampaknya tentu akan langsung dirasakan oleh masyarakat, khususnya para pekerja di industri tersebut.
"Penurunan permintaan ini kan akan berpotensi menyebabkan layoff di industri-industri yang mengekspor itu. Ini akibat langsung diterima oleh masyarakat yang bekerja di sektor-sektor itu terpengaruh," kata Ronny kepada merdeka.com, Kamis (10/4).
Ronny menambahkan selain dampak langsung, kebijakan tarif ini juga memicu dampak tidak langsung, yaitu meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Ketika ketidakpastian global semakin tinggi, para investor dunia cenderung akan mencari instrumen investasi yang aman atau safe haven.
Investor akan banyak melepas Rupiah dan menarik dananya keluar dari Indonesia untuk mencari aset yang dianggap lebih aman, seperti emas atau mata uang kuat (hard currency) lainnya. Sehingga, nilai tukar rupiah akan semakin melemah.
"Mereka akan banyak meninggalkan rupiah, membuang rupiah. Dia keluar dari Indonesia, dia mencari safe haven baik emas maupun mata uang yang dianggap hard currency. Jadi ini melemahkan mata uang rupiah," jelas dia.
Picu Kenaikan Harga
Pelemahan nilai tukar rupiah ini, menurut Ronny, akan memicu kenaikan biaya impor. Padahal, sebagian besar industri manufaktur di Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku, bahan penolong, atau barang setengah jadi yang diimpor dari luar negeri. Kondisi ini tentu akan membuat biaya produksi dalam negeri meningkat.
Dengan naiknya biaya produksi, maka harga barang manufaktur di dalam negeri yang berbasis impor kemungkinan besar akan ikut naik. Ini berpotensi mendorong laju inflasi di Indonesia.
"Biaya impor itu meningkat, sementara industri kita terutama masih bergantung kepada bahan penolong, bahan baku, barang setengah jadi dari impor yang membuat biaya produksi barang-barang manufaktur di dalam negeri itu berkemungkinan akan meningkat. Ini akan terjadi inflasi juga di Indonesia gara-gara ketidakpastian ini," tambah Ronny.
Pada akhirnya, lanjut Ronny, kenaikan harga barang manufaktur tersebut akan dibebankan kepada konsumen, yaitu masyarakat Indonesia. Apapun jenis industri manufakturnya, selama masih bergantung pada impor, maka kenaikan harga sulit dihindari.
“Karena seperti yang kita tahu rupiah melandainya terlalu jauh hari ini, sangat jauh malah gitu lah. Kalau itu bertahan cukup lama, apalagi memburuk gitu. Ini otomatis akan menaikkan biaya produksi industri manufaktur yang berbasiskan bahan baku, bahan pembantu, atau bahan setengah jadi dari impor gitu. Itu kira-kira dan itu harus dibayar oleh konsumen Indonesia mau tidak mau,” tutup Ronny.
Artikel ini ditulis oleh



VIDEO: Penjelasan Sederhana Dampak Perang Trump Dengan Indonesia, Ada PHK Hingga Susah Cari Kerja
Tarif impor yang tinggi ini akan berdampak langsung pada sektor ekspor Indonesia seperti mesin, pakaian jadi, dan produk pertanian

Said Abdullah: Indonesia Perlu Dorong WTO Sehatkan Perdagangan Internasional
Said meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur dan kebijakan di pasar saham dan pasar keuangan untuk mendorong pasar saham dan keuangan lebih inklusif.

Awas, Pasar Indonesia Berpotensi Dibanjiri Produk China Akibat Kebijakan Tarif Impor Trump
Pelemahan ekonomi China akibat kebijakan tarif impor oleh Trump dapat mengancam kinerja ekspor Indonesia.

Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
Kekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.

Efek Kejut Donald Trump Dilantik Jadi Presiden: Rupiah Diprediksi Merosot dan Ekspor RI Terganggu
Salah satu potensi dampak besar yang perlu dicermati adalah meningkatnya tekanan ekonomi eksternal, seperti depresiasi nilai tukar Rupiah.

FOTO: Indonesia Jadi Target Tarif Timbal Balik Donald Trump, Ini Dampak Mengerikannya!
Kebijakan tarif timbal balik yang ditetap Donald Trump langsung menuai kekhawatiran global karena berpotensi memicu perang dagang yang lebih luas.

Hadapi Tarif Impor Trump, Indonesia Diminta Perkuat Diplomasi Perdagangan dan Basis Produksi
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berkomentar soal tarif impor Trump yang dikenakan ke Indonesia.

Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump
Dia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.

Partai Buruh Ungkap Industri-Industri Paling Rentan Dihantam Gelombang PHK
Indonesia harus mewaspadai adanya gelombang kedua Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
PHK 1 hari yang lalu

Jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.

IHSG Dibuka Melemah 9,16 Persen Pagi Ini, Langsung Trading Halt Selama 30 Menit
Sesuai dengan aturan yang baru saja dikeluarkan oleh BEI, IHSG langsung Trading halt selama 30 menit jika mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen.
IHSG 2 hari yang lalu