Perang dagang menimbulkan keresahan bagi masyarakat global. Namun sebenarnya siapa yang paling dirugikan?
Kamis, 10 Apr 2025 13:11:00

Perang dagang global, khususnya kebijakan tarif impor yang diterapkan sejak awal April 2025, menimbulkan gelombang dampak yang beragam terhadap masyarakat Indonesia.
Tidak ada satu kelas sosial pun yang luput dari pengaruhnya, namun tingkat keparahannya berbeda-beda, bergantung pada faktor pekerjaan, pola konsumsi, dan ketergantungan pada barang impor. Artikel ini akan menganalisis dampak tersebut pada kelas bawah, menengah, dan atas di Indonesia.
Kenaikan harga barang impor, terutama kebutuhan pokok, menjadi pukulan telak bagi kelas bawah. Mereka yang memiliki daya beli terbatas akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kehilangan pekerjaan akibat penurunan produksi di sektor ekspor memperparah kondisi ekonomi mereka. Inflasi yang dipicu perang dagang semakin menekan daya beli yang sudah minim.
Dampak perang dagang ini bersifat kompleks dan dinamis. Analisis ini didasarkan pada informasi hingga 10 April 2025, dan situasi dapat berubah seiring perkembangan waktu dan respons pemerintah.
Penting untuk memantau perkembangan terkini dan kebijakan pemerintah untuk memahami dampak jangka panjangnya. Ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan juga menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh lapisan masyarakat.
Menarik untuk diketahui sebenarnya siapa yang paling merugi akan munculnya isu perang dagang yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Apa itu Perang Dagang?
Melansir dari berbagai sumber, pengertian perang dagang bisa diartikan konflik ekonomi antara dua negara atau lebih terkait perdagangan internasional. Beberapa hal yang dilibatkan dalam perang dagang antara lain tarif impor, kuota impor, dan pembatasan investasi.
Akibat dari perang dagang, biasanya sebuah negara akan melakukan bentuk proteksionisme perdagangan serupa. Semua bermula dengan salah satu negara melakukan usaha untuk melindungi industri dalam negerinya.
Selain itu, usaha melindungi industri dalam negeri sendiri juga akan muncul dan biasanya dipicu persaingan tidak sehat dengan industri asing. Upaya untuk mempertahankan industri dalam negeri biasanya akan dilakukan lewat pengurangan impor dan meningkatkan ekspor dengan cara pemberlakuan tarif atau kuota impor.
Meski tampak terjadi di ekonomi secara global, namun pada dasarnya perang dagang akan berpengaruh terhadap seluruh lapisan masyarakat. Selain harga akan melambung, ancaman kelangkaan juga akan mengancam ekonomi masyarakat.
Dampak pada Kelas Bawah
Kelas bawah, dengan pendapatan terbatas dan ketergantungan tinggi pada barang impor murah, menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kerugian akibat perang dagang. Kenaikan harga barang kebutuhan pokok secara langsung mengurangi daya beli mereka, memaksa mereka untuk memangkas pengeluaran atau bahkan mengurangi jumlah konsumsi.
Potensi kehilangan pekerjaan akibat penurunan produksi di sektor ekspor juga menjadi ancaman serius. Minimnya tabungan dan akses ke sumber daya keuangan membuat mereka kesulitan menghadapi situasi sulit ini. Mereka membutuhkan perlindungan dan bantuan sosial dari pemerintah untuk meringankan beban ekonomi.
Inflasi yang tinggi akibat perang dagang semakin memperburuk keadaan. Sebagian besar pendapatan mereka habis untuk kebutuhan dasar, sehingga kenaikan harga akan sangat terasa. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi kelompok masyarakat ini.
Dampak pada Kelas Menengah
Kelas menengah, meskipun memiliki daya beli lebih tinggi daripada kelas bawah, tetap merasakan dampak negatif perang dagang. Kenaikan harga barang dan jasa mengurangi daya beli mereka, memaksa mereka untuk lebih berhati-hati dalam mengatur keuangan.
Ketidakpastian ekonomi juga memengaruhi keputusan investasi dan peluang kerja. Meskipun memiliki tabungan dan akses ke sumber daya lebih baik daripada kelas bawah, mereka tetap perlu mengantisipasi dampak negatif yang berkelanjutan. Penurunan daya beli dapat berdampak pada gaya hidup dan rencana keuangan mereka.
Dampak tidak langsung juga perlu diperhatikan, seperti penurunan nilai aset atau investasi. Ketidakpastian ekonomi dapat menyebabkan penurunan kepercayaan konsumen dan mengurangi pengeluaran, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian secara keseluruhan.
Dampak pada Kelas Atas
Kelas atas, dengan pendapatan yang relatif tinggi, cenderung kurang terpengaruh secara langsung oleh kenaikan harga barang konsumsi. Namun, mereka tetap dapat terdampak secara tidak langsung melalui berbagai saluran.
Penurunan investasi, ketidakstabilan pasar saham, dan potensi penurunan nilai aset merupakan risiko yang dihadapi. Perusahaan-perusahaan besar yang terlibat dalam perdagangan internasional mungkin mengalami kerugian, yang dapat berdampak pada pendapatan dan pekerjaan di kalangan kelas atas.
Dampak tidak langsung ini dapat berupa penurunan pendapatan atau kerugian investasi. Ketidakstabilan ekonomi global juga dapat mempengaruhi bisnis dan aset mereka. Meskipun dampaknya mungkin tidak separah kelas bawah, mereka tetap perlu waspada terhadap risiko ekonomi.
Artikel ini ditulis oleh


Dampak Mengerikan Naiknya Harga Beras, Masyarakat Miskin Bakal Tambah Banyak
Harga pangan domestik yang mengalami kenaikan hingga 10 persen pada negara di Asia akan mendorong lebih dari 64,4 juta orang jadi miskin.

Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.

Mirip Amerika Latin, Indonesia Berpotensi Alami Revolusi Jika Kelas Menengah Turun Kelas
Pemerintah Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman negara lain dalam menengani permasalahan kelas menengah.

Kelas Menengah RI Turun, Jokowi: Imbas Pandemi Covid-19
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.

Ternyata 50% Harta Yang Beredar di Dunia itu dikuasai 1% Populasi, Bagaimana Bisa?
Dalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
VIRAL 2 tahun yang lalu