Menteri Sosial Syaifullah Yusuf saat meninjau Sekolah Rakyat SMA 20 Sleman di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Bromonilan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (16/7 - 2025)
Harianjogja.com, JOGJA—Tingginya semangat para siswa sekolah rakyat di Jogja tercermin dari kegigihan mereka untuk tetap bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi. Meski tinggal di Asrama, jauh dari orangtua dan keluarga, rupanya mereka ingin mengejar cita-citanya.
Seperti disampaikan Fajar, siswa Sekolah Rakyat SMA 20 Sleman. Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Jumali dan Rujiyem asal Wates Kulonprogo ini rela tinggal di asrama sekolah untuk menimba ilmu selepas lulus SMP.
Bukan apa-apa, keinginannya untuk terus mengenyam pendidikan bertujuan untuk membantu ekonomi orangtuanya. "Ibu saya jualan tempe, kalau banyak yang beli dua hari bisa dapat Rp50.000 sementara ayah saya jadi kuli bangunan, kerja kalau ada proyek," ceritanya di hadapan Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf, Rabu (16/7/2025).
Fajar dengan lugas menjawab pertanyaan Mensos terkait latar belakang keluarga dan ceritanya bisa belajar di Sekolah Rakyat itu. Bahkan, saat ditanya cita-citanya, Fajar dengan tegas menjawab ingin menjadi Bupati. Jawaban yang sontak membuat suasana kelas riuh disertai tepuk tangan para hadirin.
Lain lagi cerita Lestari, teman Fajar dari Rongkop Gunungkidul. Gadis berjilbab itu berangkat ke Sekolah Rakyat dari latar keluarga penerima bantuan PKH. Selepas lulus SMP Bina Karya, ia mendapat informasi dari pendamping PKH soal program Sekolah Rakyat.
"Katanya ada sekolah gratis, saya tertarik, siapa yang nggak mau gratis? Akhirnya daftar dan diterima di sini," kata Lestari menjawab pertanyaan Mensos.
Selama ini, ia tinggal bersama ibu dan adiknya di Rongkop sementara ayahnya bekerja menjual batagor keliling di Jogja. "Kadang ayah pulang seminggu sekali ke rumah. Kalau kondisi rumah sebelum mendapat bantuan RTLH pada 2021, ya nggak layak, belum ada pintunya," ujar dia.
Karena itulah, Lestari ingin terus belajar dan mendapatkan pendidikan yang layak agar kelak bisa mengangkat keluarganya dari jurang kemiskinan. "Cita-cita saya jadi abdi negara pak Mensos," ujar Lestari saat ditanya Mensos.
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf pada Rabu siang sengaja meninjau Sekolah Rakyat SMA 20 Sleman di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Bromonilan, Purwomartani, Kalasan, Sleman.
Selain meninjau ruang belajar para siswa yang terbagi dalam tiga kelas atau rombongan belajar, Mensos juga berdialog dan memberikan motivasi bagi para siswa Sekolah Rakyat.
"Kalian di sini akan dilihat bakat dan kemampuan masing-masing. Ini untuk menentukan jurusan apa yang cocok kalian pilih ke depan. Jangan sampai nanti, ibarat sapi disuruh terbang dan burung disuruh narik gerobak," kata Gus Ipul.
"Kalian harus bangga apapun pekerjaan orangtua. Jangan sampai mengecewakan mereka. Di sini, kalian harus belajar sungguh-sungguh karena di sini meski disebut sekolah rakyat tetapi fasilitasnya seperti sekolah unggulan," ujar Mensos.
Salah satu fasilitas pendidikan bagi siswa sekolah rakyat yang dijanjikan adalah laptop. Menurut Mensos, setiap siswa nanti akan dibekali dengan laptop untuk menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut.
"Nanti papan tulisnya nggak pakai whiteboard seperti ini. Guru-guru juga akan dilengkapi dengan perangkat teknologi yang memudahkan untuk mengajar," katanya.
Saat bertanya apakah para siswa sekolah rakyat senang tinggal di asrama, mereka kompak menjawab senang. "Nggak ingin pulang?" Tanya Mensos. "Tidaak," jawab para siswa serempak.
Mensos menyampaikan, kegiatan sekolah rakyat yang digelar di BBPPKS Jogja dalam beberapa hari terakhir berlangsung lancar. Meski ada beberapa kendala kecil, kepala sekolah dan tenaga kependidikan dinilai mampu mengatasinya, sehingga tidak memengaruhi antusiasme siswa.
"Kalau ada siswa sakit, satu dua, kemudian rindu rumah, itu wajar namun secara umum bisa diatasi. Secara umum alhamdulillah semuanya bisa berjalan," katanya.
Mensos menjelaskan, kepala sekolah hingga guru sudah mengikuti pembekalan. "Mereka pasti punya inisiatif jika ada kendala-kendala. Ketika ada masalah, mereka bisa mengantisipasi dan mencari solusi," katanya.
Gedung Permanen
Menurut Gus Ipul, mulai September mendatang pemerintah akan membangun 100 titik sekolah rakyat berstatus permanen di berbagai daerah. Gedung-gedung baru itu dibangun sebagai pengganti sekolah rakyat yang masih memanfaatkan gedung-gedung milik instansi pemerintahan.
"Yang sekolah rakyat di sini (BBPPKS Regional III Yogyakarta), kan, sifatnya sementara. Tahun depan akan menggunakan gedung permanen," katanya.
Meski dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), lanjutnya, lahan pembangunan Sekolah Rakyat permanen tersebut disediakan secara mandiri oleh pemerintah daerah di level kabupaten/kota atau provinsi.
"Gedungnya dibangun Kementerian PU atas arahan presiden. Total titik 100 yang dari pemerintah. Tapi, nanti ada partisipasi swasta juga," ungkap Mensos.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News