7 lagu legendaris dari Titiek Puspa yang tetap enak didengar di tahun 2025, ternyata mengandung makna mendalam dan abadi.
Kamis, 10 Apr 2025 10:59:00

Titiek Puspa sosok legendaris dalam dunia musik Indonesia yang telah berkarier selama lebih dari 60 tahun. Karya-karya yang dihasilkan olehnya hingga kini masih menjadi kenangan berharga bagi banyak orang dari berbagai generasi.
Meskipun waktu terus berlalu, lagu-lagu Titiek Puspa tetap memiliki daya tarik, didengarkan dan diapresiasi penggemar musik di seluruh dunia, bahkan pada tahun 2025.
Karya-karya legendarisnya memiliki pesona yang tidak pudar oleh waktu. Banyak dari lagu-lagunya menyimpan makna yang dalam, dengan lirik yang menyentuh dan melodi yang mudah diingat oleh pendengarnya.
Dalam ulasan ini akan mengeksplorasi lagu-lagu Titiek Puspa yang tidak hanya terkenal saat pertama kali dirilis, tetapi juga terus dikenang oleh berbagai generasi. Lagu-lagu ini menyampaikan pesan-pesan universal yang tetap relevan hingga saat ini.
Berikut ini 7 lagu terbaik dari Titiek Puspa yang masih sangat layak untuk dinikmati di tahun 2025.
Kupu-Kupu Malam (1977)

Lagu Kupu-Kupu Malam yang ditulis pada tahun 1977 menjadi salah satu karya paling ikonik dari Titiek Puspa. Meskipun telah lebih dari empat puluh tahun berlalu, lagu ini masih banyak digemari oleh berbagai kalangan.
Bahkan pada tahun 2005, lagu ini kembali dihidupkan band Peterpan, yang turut membantu memperkenalkan kembali pesonanya kepada generasi baru.
Lirik lagu ini menceritakan tentang kehidupan perempuan malam yang sering kali mendapat stigma negatif. Namun, melalui lagu ini, Titiek Puspa berusaha untuk menampilkan perspektif yang berbeda mengenai pilihan hidup mereka.
Karya ini tidak hanya menarik dari segi melodi, tetapi juga menyentuh hati banyak pendengar karena tema yang diangkat sangat relevan dan mendalam.
Bing (1970-an)

Lagu Bing merupakan karya yang diciptakan oleh Titiek Puspa sebagai penghormatan kepada seniman legendaris, Bing Slamet, yang telah menjadi idolanya sejak masa kecil. Lagu ini ditulis setelah berita duka tentang meninggalnya Bing Slamet pada tahun 1970-an, yang mendorong Titiek untuk menuangkan perasaannya dalam sebuah karya yang menggambarkan rasa kehilangan yang mendalam.
Karya ini menjadi salah satu lagu yang mengangkat nama Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang berbakat. Kehilangan sosok idola dan teman yang begitu berarti membuat lagu ini menjadi sebuah persembahan emosional yang akan selalu dikenang dalam sejarah musik Indonesia.
Bimbi (1980-an)

Lagu Bimbi muncul pada tahun 1980-an dan menceritakan kisah seorang gadis dari desa yang memiliki cita-cita untuk meraih kehidupan di kota besar. Dengan lirik yang sederhana, lagu ini menggambarkan impian seseorang yang berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di ibu kota.
Walaupun temanya terlihat sederhana, lagu ini mengandung pesan yang mendalam mengenai pentingnya tidak terjebak dalam pesona kehidupan glamor di kota besar. Delly Rollies dari band The Rollies sempat mempopulerkan Bimbi, menjadikannya sebagai salah satu lagu yang mengingatkan pendengarnya akan pentingnya perjuangan dan realitas kehidupan di kota.
Jatuh Cinta (1970-an)

Lagu Jatuh Cinta menggambarkan keindahan perasaan yang muncul saat seseorang merasakan cinta. Sejak diluncurkan pada tahun 1970-an, karya ini telah menjadi salah satu lagu paling populer dari Titiek Puspa.
Lirik yang indah dan melodi yang menyentuh hati membuat lagu ini selalu diingat oleh banyak orang. Bahkan, lagu ini telah dinyanyikan ulang oleh penyanyi terkenal seperti Eddy Silitonga dan Project Pop, yang menunjukkan bahwa Jatuh Cinta tetap relevan dan mudah diterima oleh berbagai generasi.
Dansa Yo Dansa (1977)
Lagu Dansa Yo Dansa yang ditampilkan Titiek Puspa pada tahun 1977 mengajak pendengarnya untuk merayakan kebahagiaan melalui tarian. Lagu ini sangat ideal untuk menghibur berbagai kalangan dan telah menjadi bagian dari banyak acara tari di Indonesia.
Karya ini juga pernah dinyanyikan oleh The Rollies dan Glenn Fredly, yang memberikan nuansa jazz pada lagu tersebut. Dengan irama yang ceria dan melodi yang menyentuh, Dansa Yo Dansa menjadi lagu yang tak lekang oleh waktu dan sering diputar dalam berbagai acara.
Apanya Dong (1980-an)
Apanya Dong merupakan salah satu lagu yang diciptakan Titiek Puspa dan pertama kali dinyanyikan oleh Euis Darliah pada dekade 1980-an. Lagu ini juga menjadi bagian dari film dengan judul yang sama, yang dibintangi oleh Titiek Puspa. Dengan lirik yang mudah diingat dan menarik, lagu ini masih tetap dinikmati oleh banyak orang hingga kini.
Pada tahun 2005, grup band Seurieus menghidupkan kembali lagu ini dengan aransemen musik yang lebih keras, memberikan sentuhan baru pada lagu yang sudah sangat terkenal di masanya. Pembaruan gaya ini berhasil menarik perhatian generasi baru dan memperkenalkan kembali karya klasik tersebut.
Gang Kelinci (1963)
Lagu Gang Kelinci diciptakan pada tahun 1963 dan terinspirasi dari pengamatan Titiek Puspa mengenai kehidupan seorang gadis yang tinggal di lingkungan gang yang sempit dan padat. Lagu ini kemudian dinyanyikan oleh Lilis Suryani dan berhasil menjadi salah satu lagu yang sangat populer pada masanya.
Lirik dari lagu ini yang kaya akan observasi terhadap kehidupan sehari-hari mencerminkan realitas sosial dengan cara yang sederhana namun penuh makna, sehingga menjadikannya sebagai salah satu karya yang tetap relevan dalam dunia musik Indonesia hingga kini.
Artikel ini ditulis oleh


Rilis Album Legacy: Greatest Hits di Usia 86 Tahun, Ini Pesona Titiek Puspa yang Tak Pernah Pudar
Penyanyi senior Titiek Puspa baru saja merilis album spesial bertajuk Legacy: Greatest Hits.
Artis 2 tahun yang lalu

Potret Titiek Puspa Hadir di Synchronize Fest 2024, Disorot Karena Pakai Kursi Roda
Dengan semangat yang tak pernah pudar, Titiek Puspa, legenda musik Indonesia, hadir di panggung Synchronize Fest 2024 meski harus duduk di kursi roda.

FOTO: Penampilan Project Pop Goyang Ribuan Penonton Titik Kumpul Festival 2024
Project Pop tampil asyik dengan lagu-lagu seperti, Ingatlah Hari Ini, Dangdut Is The Music Of My Country, dan Goyang Duyu.




Dengan suara merdu yang melekat pada dirinya, Rita Sugiarto tak pernah kehilangan daya tariknya sebagai penyanyi legendaris.
