Upanat, Sandal Khusus untuk Pengunjung Candi Borobudur

1 day ago 6

Harianjogja.com, JAKARTA—Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur mendapat sorotan dari warganet Indonesia.

Dalam kunjungannya bersama sang istri dan Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (29/5/2025), terlihat adanya kejanggalan yang terjadi.

BACA JUGA: Vico Duarte Berpisah dengan PSS Sleman

Yakni saat larangan menaiki stupa candi untuk melakukan Mitos Kunto Bimo dilakukan oleh Macron. Selain itu, rombongan kepresidenan juga tidak memakai sandal khusus bernama Upanat.

Hal ini kemudian mendapat sorotan dari Youth Buddhist Association (YBA) Indonesia pada Jumat (30/6) di akun media sosial X.

"Bukan salah Presiden Macron, Ibu Negara Prancis Brigitte Macron, dan Letkol Teddy.. Mungkin dari mereka tidak tahu bahwa melakukan mitos Kunto Bimo sudah tidak diperbolehkan lagi di Candi Borobudur. Kami sangat respect dengan teman-teman @konservasiborobudur khususnya Dr. Hari Setyawan yang memberikan edukasi video bahwa mitos memegang jari Rupang Buddha didalam stupa akan membawa harapan terkabul atau yang dikenal oleh masyarakat sekitar adalah mitos Kunto Bimo itu hanyalah memiliki dampak buruk terhadap pelestarian Candi Borobudur," tulis YBA.

Selain itu, YBA juga menyayangkan aturan lain yang dilanggar saat dilakukan kunjungan tersebut. Misalnya penggunaan sepatu dan sandal pengunjung yang diganti dengan upanat.

"Sepatu diganti upanat, sandal khusus untuk jaga tidak kikis batu. Presiden dan tamu melanggar (aturan tersebut),"
Mengenal Upanat, Sandal Khusus di Candi Borobudur

Diketahui, Upanat merupakan sandal khusus yang harus digunakan oleh pengunjung Candi Borobudur. Penggunaan sandal diberlakukan per Desember 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkraf/Baparekraf).

Melansir dari situs resmi Kemenparekraf, penggunaan alas kaki khusus tersebut dilakukan sebagai upaya pelestarian pada Candi Borobudur agar tidak korosi saat pengunjung berjalan di sekitaran candi.

Sandal tersebut terbuat dari kombinasi daun pandan, batok kelapa, dan busa ati. Sandal ini didesain khusus dan sudah melalui riset cukup panjang sejak Januari 2022 oleh Balai Konservasi Borobudur.

Kemudian dinyatakan bahwa upanat memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual.
Sejarah Sandal Upanat

Upanat mulanya dibuat pertama kali oleh pelaku industri kreatif lokal bernama Pak Basiyo pada 1997.

Kemudian upanat akhirnya disempurnakan bersama dengan Balai Konservasi Borobudur, agar penggunaan sandal tersebut lebih aman dipakai saat menaiki tangga dan lantai batuan candi.
Fakta Menarik Upanat

Menariknya, bentuk sandal upanat ternyata terinspirasi dari salah satu aktualisasi salah satu relief di Candi Borobudur, yakni relief Karmawibhangga panel 150.

Pada relief Karmawibhangga panel 150 terdapat gambar dua orang yang sedang mempersembahkan alas kaki kepada Brahmana. Upanat kemudian dibuat menyerupai relief tersebut.

Hal menarik lain yang ada dalam sandal upanat yakni dipakai untuk menerapkan konsep sustainable tourism di destinasi-destinasi wisata seluruh Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Kemudian sandal ini juga menjadi salah satu penggerakan sektor ekonomi kreatif di sekitar kawasan candi.

"Tercatat terdapat 8 rumah produksi yang dipercaya untuk membuat sandal upanat. Mengingat, kebutuhan sangat tinggi akan sandal upanat yang mencapai 1.200 pasang per harinya," tulis keterangan Kemenparekraf di situs resminya pada Februari 2024 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |