Unik! Ojek Kambing Jadi Ciri Khas di Pasar Hewan Munggi Gunungkidul

2 days ago 9

Unik! Ojek Kambing Jadi Ciri Khas di Pasar Hewan Munggi Gunungkidul Seorang pengojek di Pasar Hewan Munggi saat sedang mengikat kambing untuk diangkut menggunakan motor yang dimiliki. Senin (2/6/2025) Harian Jogja - David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Keberadaan Pasar Hewan Munggi di Kapanewon Semanu tidak hanya menyediakan aktivitas jual beli ternak. Namun, di pasar ini juga ada jasa ojek kambing hewan kurban yang siap mengantar ke rumah pembeli.

Pasar Hewan Munggi buka setiap pasaran Kliwon dalam penanggalan Jawa. Senin (2/6/2025) merupakan pasaran terakhir sebelum perayaan Hari Raya Kurban yang jatuh pada Jumat (6/6/2025).

BACA JUGA: Jelang Kurban, Pedagang Pasar Hewan di Gunungkidul Mengeluh Sepi Pembeli

Di pintu masuk pasar atau tepatnya di sisi timur sudah dilengkapi dengan kolam dumping yang dilengkapi dengan cairan disinfektan. Fasilitas ini disediakan sebagai upaya mencegah terjadinya penyebaran penyakit di area pasar.

Adapun di sisi barat atau pintu keluar pasar terlihat sepeda motor terparkir dengan rapi yang dibelakangnya terpasang Bronjong atau keranjang. Layanan transportasi ini dikenal dengan ojek kambing karena khusus menyediakan jasa antar kambing ke rumah pembeli.

“Saya pernah mengantar sampai Blok O di Kabuapten Bantul. Dikarenakan hanya satu, maka saya bopong di depan,” kata Sigit Riyanto, salah seorang pengojek kambing di Pasar Munggi, Senin siang.

Menurut dia, pengangkutan disesuaikan dengan permintaan pembeli. Apabila ada yang membeli dua ekor yang beratnya tidak sama, maka cara pengangkutan ditambahkan batu agar bisa seimbang.

Maklum, jika bronjong berat sebelah, maka perjalanan tidak akan nyaman sehingga ditambah beban berupa batu. “Kalau kambingnya besar dan kecil. Maka di samping bronjong yang diisi kambing kecil harus ditambah batu sebagai pemberat biar imbang dalam pengangkutan,” ungkapnya.

Selain itu, agar kambing-kambing yang diangkut tidak berontak, Sigit mengaku akan mengikat seluruh kaki-kakinya menjadi satu. “Harus diikat semua kakinya menjadi satu dengan menggunakan tali. Tujuannya biar tidak bergerak-gerak atau lepas saat diangkut ke dalam bronjong,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Warsono, pengojek kambing lainnya di Pasar Munggi. Menurut dia, jelang Kurban ada peningkatan aktivitas jual beli ternak sehingga jasa angkut kambing juga ikut meningkat.

“Harganya juga sangat bergantung dengan jarak. Untuk mengangkut dua ekor kambing ke Karangmojo, saya dibayar Rp80.000,” kata Warsono.

Menurut dia, ojek kambing menjadi opsi dikarenakan pembeli tidak ingin kendaraan yang dipakai kotor. Oleh karena itu, banyak yang menggunakan jasa pengantaran ini.

“Berapapun yang didapat harus disyukuri,” ungkapnya.

Pengelola Pasar Hewan Munggi, Bambang Edi mengatakan, jelang Hari Raya Kurban ada peningkatan aktivitas maupun jual beli di pasar hingga 150%. Ia tidak mengira akan terjadi peningkatan karena adanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku hingga penyebaran antraks, sempat membuat aktivitas di pasar sepi.

“Yang paling ramai untuk jual beli sapi. Sedangkan, kambing memang meningkat, tapi tidak banyak,” kata Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |