Tips Menghadapi Fenomena Bediding, dari Aktivitas Fisik hingga Konsumsi Vitamin

4 hours ago 3

Harianjogja.com, JOGJA—Cuaca dingin atau bediding mulai dirasakan masyarakat pada pekan kedua Juli 2025 ini. Fenomena bediding tahun ini diprediksi terjadi di sepanjang musim kemarau, antara Juli hingga Oktober 2025.

Bediding adalah istilah Jawa untuk fenomena suhu udara yang terasa dingin, terutama di malam hari dan pagi hari, di awal musim kemarau.

BACA JUGA: Penjelasan BMKG Soal Udara Dingin "Bediding" di Jogja

Fenomena ini merupakan bagian dari fenomena iklim yang biasa terjadi di awal musim kemarau, di mana suhu udara terasa dingin di malam dan pagi hari, kemudian menjadi panas di siang hari.

Penyebab Bediding

Berdasarkan data BMKG, salah satu penyebab bediding di antaranya karena menguatnya angin monsoon Australia sehingga menimbulkan suhu yang sangat dingin. Angin monsun bisa juga disebut dengan angin musim.

Analisis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Yudhit Adiyatma menjelaskan, angin tersebut merupakan angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi secara periodik enam bulan sekali.

"Indonesia terkena dampak dari dua tipe angin monsun yaitu monsun timuran/Australia dan monsun baratan/Asia," jelasnya, Kamis (10/7/2025).

"Suhu udara 24 jam terakhir yang tercatat di Kulonprogo 20 derajat celcius paling minim dan maksimumnya 29 derajat celcius," lanjutnya.

Penyebab Bediding terjadi karena posisi matahari yang terjauh di 23,5 derajat Lintang Utara (LU). Selain itu, angin monsun Australia yang bertiup dari Australia ke Asia dan melewati Indonesia juga berpengaruh.

Fenomena bediding diperkirakan terjadi dari Juli hingga Oktober 2025, yaitu selama musim kemarau. Meskipun bediding menyebabkan suhu udara terasa dingin di malam dan pagi hari, suhu di siang hari dapat mencapai panas terik.

Anomali Musim Kemarau

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan hujan akan terus turun di musim kemarau tahun ini. Musim kemarau basah diprediksi akan terjadi hingga Oktober 2025.

"Hasil prediksi curah hujan bulanan BMKG menunjukkan bahwa anomali curah hujan sudah terjadi sejak Mei 2025 akan terus berlangsung, dengan kondisi curah hujan di atas normal terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dikutip dari BMKG.go.id, Rabu (9/7/2025).

Musim Kemarau 2025 di Indonesia diprediksikan mulai sama hingga lebih lambat dari normalnya, mencakup 409 ZOM (59%) yang tersebar di Indonesia. Akumulasi curah hujan musim kemarau di sebagian besar ZOM diprediksikan pada kategori Normal atau sama dengan biasanya (tidak lebih basah atau tidak lebih kering).

Puncak musim kemarau 2025 diprediksi terjadi pada Juli-Oktober di sebagian besar ZOM di Indonesia. Puncak Musim Kemarau 2025 diprediksi datang lebih awal dari biasanya yang mendominasi hampir keseluruhan wilayah Indonesia.

Durasi musim kemarau di berbagai wilayah Indonesia beragam dari yang singkat yaitu selama 6 dasarian/2 bulan pada sebagian Sumatera dan Kalimantan hingga yang lebih panjang lebih dari 24 dasarian di sebagian Sulawesi. Dibandingkan dengan normalnya, Durasi Musim Kemarau 2025 diprediksi akan lebih pendek dari biasanya pada 298 ZOM (43%).

Kondisi ini pun berdampak pada cuaca sangat dingin (bediding) di musim kemarau melanda DIY dan hampir seluruh pulau Jawa. Tubuh menjadi rentan sakit dalam cuaca yang buruk. Anda perlu memperhatikan asupan vitamin yang baik serta berolahraga agar tubuh tetap sehat.

Tips Menghadapi Fenomena Bediding

Berikut ini adalah tips sehat selama bediding yang wajib diketahui, di antaranya adalah:

1. Mengonsumsi Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat jaringan tubuh, dan mempercepat pemulihan saat sakit. Vitamin C juga penting untuk menjaga kesehatan kulit, tulang, dan jantung.

2. Makan Makanan Sehat

Pola makan sehat adalah keseimbangan antara protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral

3. Beraktivitas Fisik

Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.

Tetaplah disiplin perilaku hidup sehat dan bersegera dalam melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |