REMBAG KEISTIMEWAAN: Ikuti Perkembangan Zaman, Perempuan Tetap Wajib Pegang Kearifan Lokal

4 hours ago 3

 Ikuti Perkembangan Zaman, Perempuan Tetap Wajib Pegang Kearifan Lokal Sekretaris Paniradya Kaistimewan DIY, Ariyanti Luhur Tri Setyarini (tengah); Kabid Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY, Rofiqoh Kurniastuti (kedua kanan); dan Penasehat PKK DIY, Kristiana Swasti (kanan); dalam Rembag Keistimewaan bertajuk Kartini Masa Kini: Tantangan Perempuan DIY dan Kearifan Lokal, Kamis (24/4 - 2025). / ist

JOGJA—Hari Kartini menjadi momentum penting bagi perempuan untuk menguatkan perannya dalam kehidupan dan pembangunan. Perempuan diharapkan bisa membaca perkembangan zaman, tetapi tetap memegang nilai luhur kearifan lokal.

Hal ini menjadi topik pembahasan menarik yang tertuang dalam tema peringatan Hari Kartini 2025 Pemda DIY, yakni Pradnya Larasati. Tema ini menyiratkan harmoni yang harus dikuatkan oleh kaum perempuan, antara literasi dan ilmu pengetahuan dengan nilai luhur kearifan lokal.

“Dengan Pradnya yang berarti kecerdasan atau ilmu pengetahuan, kami harapkan perempuan punya visi melihat ke depan, dengan Larasati mampu menjaga harmoni keseimbangan dalam kehidupan,” ujar Kabid Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY, Rofiqoh Kurniastuti dalam Rembag Keistimewaan bertajuk Kartini Masa Kini: Tantangan Perempuan DIY dan Kearifan Lokal, Kamis (24/4/2025).

Kartini, kata dia, memperjuangkan perempuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan pengetahuan, perempuan akan membuat perubahan di sekelilingnya. “Kartini mengedepankan pendidikan sebagai upaya untuk menciptakan kesetaraan. Pendidikan menjadi investasi untuk perempuan dan keluarga,” katanya.

DP3AP2 DIY didukung Dana Keistimewaan banyak mengembangkan program sebagai upaya pemberdayaan perempuan. “Perempuan harus mampu aware terhadap kesehatan fisik maupun batin, salah satunya dengan pengetahuan. Pendidikan sangat kami tegaskan menjadi modal yang akan memberikan perubahan untuk masa depan bangsa,” ungkapnya.

Salah satunya melalui program Desa Prima yang dikembangkan tidak semata-mata pemberdayaan ekonomi, tetapi juga perempuan. “Perempuan wajib punya kepercayaan diri. Dari sisi kesadaran mereka mampu memiliki kesadaran dalam menyuarakan haknya,” kata dia.

Sekretaris Paniradya Kaistimewan DIY, Ariyanti Luhur Tri Setyarini menuturkan dulu perempuan dianggap sebagai kanca wingking. Sekarang, berkat Kartini, akses berbagai kesempatan kepada perempuan sama dengan laki-laki, baik di dalam pendidikan, pekerjaan, politik dan ranah segala lini.

BACA JUGA: Kemendag Sebut 108 Pelaku Usaha Mengurangi Takaran Minyakita

“Di Kraton Kasultanan sekarang menempatkan perempuan dalam pilar-pilar di Kawedanan Hageng sebagai penghageng-nya. GKR Hemas, Ngarsa Dalem memberikan kesempatan untuk berkarier sebagai anggota DPD. Ngarsa Dalem sudah mencontohkan,” ujar dia.

Teladan

Begitu juga untuk putri-putri Sri Sultan HB X, saat ini memegang jabatan strategis di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. “Tidak mengenal gender perempuan atau laki-laki. Ketika patron budaya kasultanan meletakkan perempuan pada posisi pemimpin, maka masyarakat juga harus menggunakan kesempatan yang ada untuk maju,” ujarnya.

Penasehat PKK DIY, Kristiana Swasti, mengatakan Kartini masa kini memiliki tantangan yang tidak mudah. Salah satu tantangan yang harus dihadapi perempuan yakni nilai kearifan lokal di masyarakat yang sudah semakin menipis.

“TP PKK DIY sekarang ikut berperan serta dalam nguri-uri memupuk menyuburkan kearifan lokal di kehidupan masyarakat. Di-support oleh semua anggota PKK sampai dasawismanya. Kami sosialisasikan, buat buku pedoman,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |