Pengamat Sebut Ekspor Beras Indonesia Bisa Berisiko Tinggi

1 week ago 10

8000 hoki Daftar server Slot Maxwin Japan Terbaru Sering Jackpot Full Terus

hokikilat Pusat Situs website Slots Maxwin China Terpercaya Pasti Lancar Win Banyak

1000 hoki Login web Slots Gacor Indonesia Terkini Pasti Lancar Scatter Full Non Stop

5000hoki.com List Platform server Slot Maxwin Philippines Terbaik Pasti Lancar Menang Full Setiap Hari

7000hoki Data Akun server Slots Gacor Indonesia Terpercaya Sering Lancar Menang Full Banyak

9000hoki Demo web Slot Gacor Thailand Terpercaya Pasti Lancar Scatter Non Stop

List game Slots Maxwin basis Philippines Terbaru Sering Lancar Menang Non Stop

Idagent138 login Id Slot Anti Rungkad Terbaik

Luckygaming138 login Slot Game Terbaik

Adugaming login Akun Slot Online

kiss69 login Id Slot Gacor Terpercaya

Agent188 login Slot Maxwin Online

Moto128 Daftar Akun Slot Game Terpercaya

Betplay138 login Slot Maxwin Terbaik

Letsbet77 Slot Game Online

Portbet88 Slot Anti Rungkad

Jfgaming168 Daftar Id Slot Game Terpercaya

Mg138 Daftar Id Slot Maxwin Terbaik

Adagaming168 Daftar Akun Slot Gacor Terbaik

Kingbet189 login Slot Anti Rungkat Terbaik

Summer138 login Akun Slot Game Terpercaya

Evorabid77 login Slot Game Online

bancibet login Id Slot

Harianjogja.com, JAKARTA—Situasi saat ini belum mendukung Indonesia untuk mengekspor beras. Hal tersebut disampaikan Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori sekaligus menanggapi pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mengungkap soal rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia.

“Situasinya masih amat riskan kalau Indonesia gegabah mengekspor beras ke Malaysia,” kata Khudori kepada Bisnis.com jaringan Harianjogja.com, dikutip Kamis (24/4/2025).

Khudori menuturkan, Indonesia dalam 3-4 bulan ini memang mengalami surplus beras. Kendati begitu, surplus itu terjadi karena Maret-April 2025 merupakan musim panen raya.

Dia memperkirakan produksi beras pada Juli dan seterusnya akan melandai, dan bahkan produksi biasanya rendah pada 3 bulan terakhir jelang pergantian tahun. “Surplus saat ini itu penting untuk menutup kebutuhan pada saat produksi rendah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khudori menyebut bahwa surplus atau tidak, harus dihitung selama setahun penuh.

Dia mengatakan, produksi beras tahun ini memang diperkirakan lebih baik dari tahun lalu, mengingat pada 2024, Indonesia mengalami defisit. Rendahnya produksi pada 2024, kata dia, terjadi lantaran pada 4 bulan pertama, Indonesia dilanda fenomena cuaca El-Nino.

Sementara itu, lanjut Khudori, cuaca tahun ini dipastikan normal dan semua sumber daya seperti sumber daya manusia (SDM) dan anggaran difokuskan ke penanaman padi sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam negeri.

Namun demikian, Khudori belum dapat memastikan apakah produksi beras tahun ini dapat menyamai produksi 2018 yang mencapai 33,94 juta ton.

“Dugaan saya sulit. Tahun lalu produksi beras hanya 30,62 juta ton, sementara konsumsi 30,91 juta ton,” katanya.  

BACA JUGA: Musim Kemarau Diprediksi Lebih Singkat, Warga DIY Disarankan Tetap Memanen Air Hujan

Sebelumnya, Mentan Amran mengungkap rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia, lantaran stok yang kurang hingga tingginya harga beras di negara tersebut.

“[Soal pertemuan dengan Malaysia] menarik, tadi menanyakan apa bisa kami [Malaysia] impor beras dari Indonesia?” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Selasa (22/4/2025).

Menanggapi permintaan tersebut, Amran menyebut bahwa Indonesia untuk sementara waktu belum bisa mengekspor beras. Pasalnya, Indonesia saat ini fokus menjaga stok beras dalam negeri.

“Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” ujarnya.

Sementara itu, Amran memperkirakan stok beras dalam negeri dapat mencapai 4 juta ton pada Mei 2025. Amran mengatakan, perkiraan tersebut datang dari stok beras yang ada saat ini, yang telah mencapai sekitar 3,3 juta ton dan juga perkiraan stok pada awal Mei 2025 sekitar 3,5 juta ton - 3,7 juta ton.  “Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |