Promosi dan Kolaborasi Kunci Sukses Wisata di Bantul

10 hours ago 4

Promosi dan Kolaborasi Kunci Sukses Wisata di Bantul Salah satu event yang bertajuk Festival Kitiran yang pernah diadakan oleh Pemerintah Kalurahan Sriharjo dan Disbud Bantul di kawasan wisata Srikeminut pada Jui 2025 lalu. / ist

BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul bersama masyarakat terus menumbuhkan semangat pengembangan desa wisata sebagai salah satu cara efektif untuk memperkuat ekonomi lokal. Melalui dukungan Dinas Pariwisata Bantul, program pemberdayaan dan promosi terus digencarkan agar potensi wisata di berbagai wilayah semakin dikenal luas.

Salah satu yang menunjukkan perkembangan positif adalah Desa Wisata Karangasem di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Kawasan ini dikenal sebagai sentra kerajinan bambu yang kini kembali menggeliat pascapandemi.

Ketua Desa Wisata Karangasem, Supri Brian, menuturkan produk kerajinan bambu telah menjadi identitas utama warga setempat. “Karangasem sentra kerajinan bambu, jadi paket wisata utama yang kami tawarkan adalah edukasi menganyam bambu,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Selain belajar menganyam, wisatawan juga dapat menikmati pengalaman tinggal di homestay, mencicipi kuliner khas, dan menyaksikan kesenian tradisional yang rutin digelar masyarakat. Supri mengakui setelah sempat terhenti karena pandemi, kini kegiatan wisata perlahan hidup kembali berkat dukungan pelatihan dan promosi digital yang difasilitasi pemerintah daerah. “Kami memang sempat menurun setelah pandemi, tapi dari Dinas Pariwisata sering mengadakan pelatihan promosi lewat media sosial. Penjualan produk kerajinan pun sudah lama masuk ke ranah digital seperti Shopee, Tokopedia, hingga ekspor,” jelasnya.

Produk-produk unggulan dari Karangasem antara lain peralatan rumah tangga berbahan bambu seperti tampir, bobdungpeng, wadah hantaran, hingga tempat saji. Harga produk berkisar antara Rp5.000 hingga Rp100.000. Meski kunjungan wisata belum terlalu padat, permintaan terhadap produk UMKM tetap stabil bahkan meningkat berkat pemasaran daring.

Kolaborasi Jadi Kunci

Dukungan terhadap desa wisata juga hadir dari berbagai pihak. Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, menjelaskan kolaborasi antara pemerintah desa, BUMDes, dan pengelola wisata menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan pariwisata lokal.

Di kawasan Desa Wisata Srikeminut, misalnya, pengunjung bisa menikmati keindahan alam Sungai Oya, bersepeda di sepanjang terasering, hingga belajar bercocok tanam dan berternak bersama warga. Wisatawan juga disuguhi berbagai pertunjukan seni tradisional seperti jathilan, gejog lesung, dan karawitan. “Model pengelolaan di kawasan wisata seperti Srikeminut dilakukan melalui kerja sama. Aset desa seperti pendopo dan food court dikelola bersama BUMDes, sementara operasional harian dijalankan oleh kelompok pengelola wisata setempat,” jelas Titik.

Ia menambahkan pemerintah desa aktif mengadakan berbagai event promosi seperti Festival Kitiran, serta kegiatan kolaboratif dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY. “Setiap ada event, kami buka ruang bagi UMKM untuk berjualan. Dari situ pendapatan meningkat dan ekonomi warga ikut bergerak,” ujarnya.

Meski belum semua warung buka setiap hari, geliat wisata di Sriharjo tetap terasa. Lokasi-lokasi favorit seperti Warung Teras Kayu di sisi timur jembatan dan spot sunset di barat jembatan kini menjadi magnet bagi pengunjung lokal, terutama pada sore hari. “Setiap hari pasti ada pengunjung, terutama yang ingin menikmati suasana sore atau bersepeda. Jadi walau belum seramai dulu, pergerakan ekonomi tetap ada,” kata Titik.

Perkuat Promosi

Dari sisi pemerintah daerah, Dinas Pariwisata Bantul terus memperkuat promosi dan dukungan bagi UMKM lokal. Sub Koordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan, Markus Purnomo Adi, menyampaikan promosi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari tingkat kabupaten hingga ke destinasi wisata di tiap wilayah. “Setiap destinasi di Bantul kami unggah dan promosikan di berbagai media kami, baik media sosial maupun konvensional. Termasuk ketika ada kegiatan seperti event trail di Pantai Cemara Sewu, kami liput dan sebarluaskan,” ujarnya.

Menurut Markus, strategi promosi kini tidak hanya menyoroti daya tarik wisata, tetapi juga mendorong keterlibatan UMKM sekitar. Setiap wilayah pantai di Bantul, seperti Pantai Parangtritis, Goa Cemara, dan Pantai Cemara Sewu, dikelola bersama oleh warga dan dukuh setempat agar manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung. “Setiap dukuh memberi kesempatan warganya untuk berjualan di area wisata. Sudah ada jadwal piket bagi pedagang agar setiap hari selalu ada warung yang buka, sehingga wisatawan tidak pernah menemukan lokasi yang sepi,” jelasnya.

Pantai Cemara Sewu kini menjadi salah satu destinasi favorit wisata keluarga di pesisir selatan Bantul. Pengunjung dapat berkeliling dengan ATV, delman, atau jip, bersantai di bawah rindangnya pohon cemara sambil berpiknik atau menyewa hammock, serta berfoto di spot-spot menarik seperti lorong cemara. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati aneka kuliner khas pesisir dan berkemah di area yang telah disiapkan pengelola. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |