Jakarta (ANTARA) - Dalam upaya menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM), Presiden Prabowo menyetujui penggunaan BBM yang dicampur dengan etanol sebanyak 10 persen atau E10.
Kebijakan tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/10).
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan senyawa organik berbentuk cair yang banyak digunakan di berbagai sektor industri. Dalam bidang energi, etanol berperan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bensin karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan.
Etanol dapat diubah menjadi bioetanol atau bentuk energi terbarukan yang diproduksi dari bahan baku pertanian dengan proses fermentasi, seperti jagung, tebu, jerami, sawit, singkong, biji-bijian, gandum, dan lainnya.
Saat etanol dicampurkan dengan bensin, akan terjadi peningkatan nilai oktan dan efisiensi pembakaran. Campuran ini membantu mesin agar bisa bekerja lebih bersih dengan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) serta partikel polutan lainnya.
Sehingga, campuran etanol dan bensin ini dinilai menjadi solusi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan fosil.
Saat ini, Indonesia telah memiliki produk BBM yang mengandung etanol, yakni Pertamax Green 95 yang diproduksi oleh Pertamina. Produk tersebut menggunakan bahan baku tetes tebu dan termasuk dalam kategori E5, dengan kandungan etanol sebesar lima persen.
Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015, pemerintah menargetkan penggunaan bahan bakar campuran E5 pada 2020 dan meningkat menjadi E20 pada 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan, kendaraan di Indonesia umumnya sudah kompatibel untuk menggunakan BBM dengan campuran etanol hingga 20 persen. Namun, ketersediaan bahan baku etanol masih menjadi persiapan, sehingga pemerintah baru dapat menerapkan campuran E5.
Sementara di sejumlah negara lain, kandungan etanol dalam BBM sudah banyak digunakan. Seperti di Amerika Serikat, kandungan etanol dalam BBM sudah mencapai 10 persen. Di Brasil, sebagian besar kendaraan sudah menggunakan bahan bakar jenis E25 .
Baca juga: Gaikindo dukung rencana pemerintah terapkan BBM E10
Fungsi etanol pada BBM
Etanol berperan penting dalam meningkatkan kualitas bahan bakar. Berikut beberapa fungsi etanol pada BBM:
- Etanol mampu meningkatkan oktan, sehingga pembakaran bisa lebih sempurna.
- Etanol mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 41,46 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2eq) dan partikel polutan lainnya, sehingga lebih ramah bagi lingkungan.
- Etanol terbentuk dari biomassa, seperti jagung, tebu, dan lainnya, sehingga dapat membuat Indonesia lebih mandiri dalam sektor energi dan pada akhirnya bisa mengurangi tingkat impor BBM.
- Mampu mendorong transisi energi, sehingga menjadi langkah dalam menuju net zero emission.
Dampak etanol pada BBM
1. Menurunkan kadar emisi gas berbahaya
Sepertiga massa dari etanol merupakan oksigen. Kandungan oksigen dalam etanol tersebut yang membantu pembakaran dengan lebih sempurna, sehingga gas buang berbahaya karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon tak terbakar (HC) bisa berkurang.
Efeknya membuat udara dapat lebih bebas dari polusi. Etanol menjadi solusi agar udara perkotaan yang padat kendaraan bisa lebih bersih dari polusi tersebut.
2. Mesin lebih aman dari knocking
Mesin bisa lebih aman dari knocking karena tingginya angka oktan. Oktan merupakan ukuran ketahanan bahan bakar terhadap knocking, dan knocking merupakan ledakan dini di ruang bakar yang bisa menyebabkan kerusakan mesin.
Pada umumnya, bensin biasa mempunyai angka oktan riset (Research Octane Number/RON) berkisar di 91-100. Sedangkan, etanol mempunyai RON hingga 110.
Baca juga: Pakar: Penerapan E10 tidak berdampak pada penjualan kendaraan listrik
3. Performa mesin yang stabil
Kendaraan yang menggunakan BBM campuran etanol, tetap bisa menikmati performa kendaraan dengan stabil. Campuran etanol di E10-E30 diketahui bisa mencapai keseimbangan yang ideal, mulai dari tenaga, mesin, hingga efisiensi bahan bakarnya.
4. Energi terbarukan yang ramah lingkungan
Karena berasal dari biomassa seperti tebu dan singkong, etanol termasuk energi terbarukan yang dapat diproduksi terus-menerus. Selain mengurangi emisi karbon, sektor ini juga berpotensi membuka lapangan kerja baru di bidang perkebunan dan industri pengolahan.
Pemerintah memperkirakan, penggunaan etanol dalam BBM juga dapat menghemat devisa hingga 40,7 miliar dolar AS (sekitar Rp673 triliun) selama periode 2020–2025.
Dengan kebijakan baru ini, Indonesia diharapkan semakin mandiri dalam penyediaan energi, sekaligus mempercepat transisi menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan
Baca juga: Pakar nilai E10 langkah strategis perkuat kemandirian energi nasional
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































