Sejumlah pengunjung mengikuti kelas Steganografi di Museum Sandi, Senin (7/7/2025). - ist Museum Sandi
JOGJA—Ribuan wisatawan mengunjungi Jogja pada libur sekolah ini. Salah satu destinasi alternatif yang banyak dikunjungi yakni Museum Sandi yang terletak di Kotabaru, Gondokusuman tak jauh dari Malioboro.
Kepala Museum Sandi, Setyo Budi Prabowo, menjelaskan pada periode libur sekolah ini, cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Sandi. “Selama liburan ini kunjungan meningkat, dari laporan harian di atas 100 orang kunjungan,” ujarnya, Selasa (8/7/2025).
BACA JUGA: Belajar Asyik Steganografi, Tumbuhkan Kesadaran Keamanan Data Pada Anak
Kunjungan paling banyak terjadi di akhir pekan, dengan pengunjung kebanyakan adalah pribadi atau keluarga. Hal ini menunjukan para wisatawan mulai mengenal Museum Sandi dan menjadikannya salah satu destinasi wisata ketika sedang di Jogja.
“Kalau sekarang mayoritas dari keluarga dan dari luar kota. Nanti kalau sudah masuk jadwal masa pengenalan lingkungan sekolah [MPLS], baru rombongan sekolah. Sekali datang bisa ratusan orang. Kami tetap fokus memberi pelayanan terbaik kami,” ungkapnya.
Museum Sandi selalu menyediakan pemandu bagi setiap pengunjung. Hal ini untuk memberikan pelayanan maksimal dan penyampaian informasi yang utuh kepada pengunjung. “Supaya para pengunjung benar-benar mengenal koleksi di Museum Sandi,” paparnya.
Di ruangan terakhir, pengunjung akan diberikan edukasi mengenai budaya keamanan informasi. “Ini adalah salah satu tupoksi [tugas pokok dan fungsi] kami, karena Museum Sandi merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Siber dan Sandi Negara [BSSN]. Ini menjadi salah satu layanan kami kepada masyarakat untuk memberikan edukasi budaya keamanan informasi,” kata dia.
Museum Sandi berisi tentang sejarah persandian dunia, mulai dari zaman klasik sebelum masehi hingga modern. “Sejak dahulu orang-orang sudah menggunakan metode persandian untuk mengamankan informasi, terutama informasi yang tidak untuk semua orang atau informasi terklasifikasi rahasia,” paparnya.
Berdirinya organisasi persandian di Indonesia dan mesin-mesin serta alat pendukung persandian juga menjadi koleksi Museum Sandi. “Seperti contoh alata-alat yang digunakan untuk kontra pengindraan, misal untuk mendeteksi penyadap dan sebagainya,” ujarnya.
Museum Sandi juga berinovasi dengan mengembangkan aplikasi Apem Sandi yang merupakan singkatan Aplikasi Pemanduan Museum Sandi. “Untuk mengakomodir pengunjung yang waktunya terbatas. Dengan mengunduh aplikasi tersebut mereka bisa membaca materinya,” katanya.
Museum Sandi buka setiap Selasa-Minggu. Beroperasi pukul 09.00-18.00, kecuali pada Jumat pukul 09.00-21.00 WIB. Khusus pada Jumat malam biasanya digelar event komunitas bertajukj Coffee on Friday dengan pengisi yang berganti-ganti. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News