Koperasi BLN Boyolali Dilaporkan Kasus Penipuan, Kacab: Kondisi Koperasi Terimbas Kebijakan Trump

7 hours ago 4

 Kondisi Koperasi Terimbas Kebijakan Trump Ketua Cabang Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) Boyolali, Entarto Tri Hatmoko, saat ditemui di rumahnya di Paras, Cepogo, Boyolali, Jumat (16/5/2025). (Solopos - Ni'matul Faizah)

Harianjogja.com, BOYOLALI--Ketua Cabang Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) Boyolali, Entarto Tri Hatmoko, menyayangkan pelaporan oleh beberapa nasabah ke kepolisian. Ia meminta nasabah untuk bersabar karena nantinya return akan dibayarkan.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah nasabah melaporkan Koperasi BLN ke kepolisian karena dinilai melakukan penipuan lantaran tidak membayarkan return bulanan kepada mereka.

Ditemui di kediamannya di Krajan Lor, Paras, Cepogo, Boyolali pada Jumat (16/5/2025), Entarto mengatakan dirinya sama dengan nasabah yang lain termasuk pelapor, yaitu sebagai anggota koperasi. Jabatannya sebagai ketua sebatas penyambung lidah saja dan ia tidak menampung uang sekali.

Menanggapi adanya nasabah yang melaporkan Koperasi BLN ke polisi, ia tidak menyalahkan mereka. Menurutnya, hal tersebut karena tingkat kemampuan mengelola pikiran dan hati berbeda.

“Tetapi juga menyayangkan karena kami ini sebagai penyambung lidah juga siap berkomunikasi setiap saat,” kata dia kepada Espos.

Ia mengatakan para pelapor juga sudah berkomunikasi dengannya dan dirinya telah menjelaskan alasannya kepada mereka.

Entarto mengatakan terbuka dengan siapapun yang mencari informasi. Sehingga, tidak ada istilah dirinya menghindar atau kabur. Ketika menyampaikan informasi dari pusat ke anggota pun juga tak ia poles.

“Informasi dari pusat, mengapa terjadi seperti ini itu tidak lepas dari kondisi dunia, ekonomi global, karena kebijakan Donald Trump yang negara adikuasa, otomatis negara berkembang terimbas,” kata dia.

BACA JUGA: Koperasi BLN di Boyolali Diduga Melakukan Penipuan, 10 Korban Melapor ke Polisi

Berdasarkan informasi yang Entarto terima, usaha Koperasi BLN yang bermitra dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di-hold karena permasalahan di sana. Termasuk pula pembangunan tol yang telah selesai akan tetapi pembayaran belum selesai.

Entarto mengatakan hal yang membuatnya masih percaya dengan koperasi BLN hingga saat ini karena dirinya masih bisa menghubungi Ketua Koperasi BLN, KPA Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro.

Ia menyebut Nicholas tidak lari dan masih membersamai nasabah koperasi BLN. Entarto menyebut saat ini masih berada di Jakarta untuk recovery koperasi BLN.

“Kami mengimbau ke teman-teman semuanya, ini bukan akhir sebuah kehidupan. Bersabarlah dan tenang, karena beliau sebagai koperasi BLN dan nahkoda, tetap membersamai kami semuanya,” kata pria yang juga Kadus II Desa Paras tersebut.

Ia juga menampik koperasi BLN bukan memiliki skema bisnis multilevel marketing (MLM) atau skema ponzi karena anggota tidak diperkenankan mencari anggota. Biasanya anggota baru tertarik untuk bergabung ketika melihat hasil yang dimiliki.

Sebagai anggota BLN, tutur dia, diminta tidak pelit untuk memberikan informasi kepada penanya. Tujuan dari BLN sendiri menurut Entarto untuk kemaslahatan umat. Sehingga, setelah memberikan informasi tentang BLN, maka terserah penanya mau bergabung atau tidak.
Nasabah Merasa Dirugikan

Sebelumnya diberitakan, 10 warga Boyolali yang mengaku sebagai korban penipuan Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) melapor ke Polres Boyolali, Rabu (14/5/2025). Dari 10 orang tersebut, kerugian yang diderita mencapai miliaran rupiah.

Salah satu korban yang juga juru bicara, Aris Carmadi, menyampaikan laporannya telah diterima oleh Polres Boyolali dan dirinya juga telah dimintai keterangan di Satreskrim Polres Boyolali.

Aris menjelaskan para nasabah dijanjikan return atau pengembalian investasi mencapai dua kali lipat atau 200% dalam waktu dua tahun. Sedangkan, pembayaran terakhir pada 15 Maret 2025. Para nasabah menabung di koperasi dengan uang pinjaman bank dengan agunan sertifikat atau SK pensiunan.

Sementara pengembalian uang dijanjikan akan ditransfer ke rekening masing-masing selama 24 bulan dan total akhirnya mencapai dua kali lipat.

“Kalau hari ini yang mengadu 10 orang, untuk kerugiannya sekitar Rp1,2 miliar. Kalau di Boyolali yang menjadi korban cukup banyak, hanya saja sampai hari ini mereka belum melangkah sampai ke kepolisian,” kata dia kepada wartawan, Rabu.

Ia menjelaskan korbannya dari kalangan perangkat desa, pensiunan ASN, hingga pekerja swasta. Ada anggota yang bergabung sejak 2018 hingga 2024. Aris mengaku bergabung baru sejak 2024 dan sudah mendapatkan return tiap bulannya. Namun, karena uangnya berasal dari pinjaman bank, ia mengaku merasa dirugikan karena tidak sesuai ekspektasinya.

Aris sendiri mengaku berinvestasi sekitar Rp60 juta. Ketika investasi tersebut sesuai dengan yang dijanjikan, ia akan mendapatkan return total Rp120 juta. Namun, ia baru mendapatkan kurang dari itu. Dia menambahkan dari 10 orang tersebut ada yang menabung Rp100 juta hingga Rp400 juta.

“Dugaan teman-teman memang ada unsur skema ponzi,” kata dia.

Setelah Maret, ia mencoba mencari tahu soal keberadaan lokasi kantor koperasi, terdekat berada di Salatiga akan tetapi jarang diketahui buka. Ia juga mencoba menghubungi leader atau pimpinan di Boyolali tapi susah dihubungi.

Aris mengatakan pihak koperasi hanya meminta nasabah bersabar dan berdoa, sedangkan tagihan terus bergulir. Alasan yang ia terima yaitu rekening koperasi diblokir dan diupayakan legal opini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : espos.id

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |