Harianjogja.com, JOGJA—Penyelenggara Formula 1 dan Motorsport, perusahaan media telah merilis hasil Global F1 Fan Survey 2025, sebuah studi berulang yang dilakukan setiap empat tahun sekali untuk melacak bagaimana keterlibatan penggemar berkembang di seluruh seri secara global. Hasilnya, Gen Z berjenis kelamin wanita menggemari ajang balap Formula 1 dan mereka membantu popularitas ajang balap ini.
BACA JUGA: Jadwal Formula 1 GP Belgia Malam Ini
Berdasarkan lebih dari 100.000 tanggapan dari para penggemar yang mengidentifikasi diri mereka sendiri dan memiliki keterlibatan tinggi di 186 negara, temuan ini memberikan gambaran rinci tentang pola pikir penggemar balapan modern. Tanggapan menunjukkan bahwa Formula 1 menarik penonton baru, lebih muda, dan makin banyak penonton wanita, dan menemukan bahwa seri ini berkembang.
"Studi ini menunjukkan bahwa para penggemar makin mengikuti Formula 1 karena cerita-cerita dan berbagai kesempatan untuk terlibat dalam olahraga ini, dan kemudian mereka menjadi ketagihan dengan balapan yang fantastis," kata Stefano Domenicali, presiden dan CEO Formula 1 dikutip Minggu (27/7/2025).
"Olahraga ini sudah tertanam dalam budaya sekarang, melalui streaming, cerita, dan media sosial, dan hal ini membantu lebih banyak orang untuk terhubung. Dengan Motorsport Network, kami dapat melihat lebih dalam tentang seperti apa fandom modern di 2025 dan memastikan strategi kami untuk mendatangkan penggemar baru tetap berada di jalur yang tepat," imbuhnya.
Werner Brell, CEO Motorsport Network, menjelaskan, survei yang dilakukan bukan hanya sebuah gambaran bagi pasar.
"Gen Z terutama wanita mendorong era yang selalu aktif, terhubung, dan kuat secara budaya untuk F1. Hal ini menunjukkan bagaimana kami dapat melayani penggemar dengan lebih baik, menghubungkan mereka dengan para mitra, dan meraih peluang komersial terbesar untuk masa depan olahraga ini," tandasnya.
Dari hasil survei juga menunjukkan media sosial dan layanan streaming memegang peranan penting dalam meroketnya popularitas F1. Sebuah langkah yang awalnya dikritik, kini berubah jadi taktik jitu yakni menggandeng salah satu platform layanan streaming untuk membuat seri dokumenter bertajuk Drive to Survive sejak 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News