Kemarau Basah, Warga Gunungkidul Diminta Bijak Gunakan Air

8 hours ago 3

Kemarau Basah, Warga Gunungkidul Diminta Bijak Gunakan Air Kondisi Bendungan Beton di Kalurahan Umbulrejo, Ponjong. Kemarau Panjang mengakibatkan debit air di bendungan menyusut sangat drastis. Selasa (7/11/2023) - Harian Jogja/David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul memastikan belum ada warga yang meminta bantuan air bersih karena adanya fenomena kemarau basah di tahun ini. Meski demikian, masyarakat diminta untuk bijak dalam memanfaatkan air.

BACA JUGA: Kemarau Basah, Belum Ada Permintaan Bantuan Air Bersih 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, jawatannya sudah menyiapkan anggaran droping untuk Masyarakat yang kesulitan air bersih. Hanya saja, ia memastikan hingga sekarang belum ada yang meminta bantuan ke BPBD.

“Masih aman, fenomena kemarau basah membuat stok air di Masyarakat masih ada hingga sekarang,” kata Sumadi, Minggu (29/6/2025).

Dia menjelaskan, berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi adanya kemarau basah membuat dampak dari musim kemarau tidak separah sebelumnya. Hal ini dikarenakan masih ada curah hujan, meski telah masuk musim kering.

Kendati demikian, Sumadi meminta Masyarakat untuk tetap mewaspadai ancaman dari kekeringan. Oleh karena itu, warga diminta bijak menggunakan air bersih guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Tidak boleh boros dan gunakan air secukupnya,” katanya.

Selain itu, untuk konservasi air juga dapat dilakukan dengan program penanaman pohon hingga menjaga vegetasi. Di sisi lain, pengolahan sampah yang baik juga dibutuhkan agar tidak mencemari sumber air dan lingkungan.

“Intinya ketersediaan air harus dijaga dan Masyarakat wajib ikut berpartisipasi,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono menambahkan, untuk tahun ini mengalokasikan anggaran droping air sebanyak 1.500 tangki. Selain itu, sejumlah kecamatan juga memiliki anggaran droping secara mandiri di luar dari program kegiatan di BPBD.

“Untuk jumlah pastinya yang tahu ada di masing-masing kapanewon,” kata Purwono.

Pihaknya juga tetap mengimbau kepada Masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya potensi bencana saat terjadi kemarau basah. Hal ini dikarenakan cuaca ekstrem masih sering mengintai sehingga dapat menimbulkan kerugian material seperti pohon tumbang, rumah ambruk dan lainnya.

“Jadi tetap harus waspada sehingga saat terjadi musibah atau bencana alam, dampaknya dapat ditekan sekecil mungkin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |