Kehadiran JPO Dinantikan Warga Jogoyudan, Mudahkan Akses Jalan Kaki ke Alun-alun Wates

4 hours ago 2

Kehadiran JPO Dinantikan Warga Jogoyudan, Mudahkan Akses Jalan Kaki ke Alun-alun Wates Khairul Ma'arif - Harian Jogja / Pilar JPO yang menghubungkan Jogoyudan dengan sisi sebrangnya depan Kantor Pemkab Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO - Jembatan penyebrangan orang (JPO) Wates, Kulonprogo sangat dinantikan oleh masyarakat sekitar. Keberadaannya sangat dibutuhkan khususnya bagi para pejalan kaki dari Jogoyudan RW 04 utamanya. Sebab karena tidak adanya JPO tersebut mengharuskan pejalan kaki dari Jogoyudan memutar jalan sangat jauh dan memakan waktu lebih lama.

Pantauan Harian Jogja di lokasi, Jumat (23/5/2025) pilar JPO dari kedua sisi sudah kokoh berdiri. Bahkan, untuk pilar jembatan yang di depan Kantor Pemkab Kulonprogo sudah terdapat anak tangganya. Meskipun memang jumlahnya belum banyak sehingga masih harus dilanjutkan kembali pembangunannya. JPO ini memudahkan mobilitas pejalan kaki dari Jogoyudan, Mutihan, dan Krianan untuk ke Kantor Pemkab Kulonprogo ataupun Alun-alun Wates.

Ketua RW 04 Jogoyudan, Sunardi menceritakan, JPO itu menjadi penting imbas ditutupnya penyebrangan tanpa palang pintu oleh PT KAI. Semenjak ditutupnya penyebrangan tanpa palang pintu tersebut 2023 lalu pola kebiasaan warganya berbeda. "Dahulu kalau salat id warga saya ke Alun-alun Wates semua berjalan kaki, semenjak jalannya memutar beberapa salat id di Jogoyudan saja," katanya saat ditemui di rumahnya, Jumat (23/5/2025).

Khususnya bagi kalangan orang tua semenjak aksesnya ditutup dan tidak adanya JPO salat id baik Idulfitri dan Iduladha tidak ke Alun-alun Wates. Perbedaan kebiasaan itu sudah berlangsung sejak 2023 lalu dan Iduladha besok ini kemungkinan akan yang keenam kalinya lansia Jogoyudan hanya salat id di masjid tidak di lapangan. Pasalnya, para lansia dari Jogoyudan lebih sering berjalan kaki ramai-ramai saat hendak salat id.

BACA JUGA: Pembangunan JPO Depan Kantor Pemkab Kulonprogo Ditargetkan Rampung Akhir 2025

Sedangkan untuk jalan kaki dengan memutar mayoritas sudah tidak kuat. "Kalau memutar ketika jalan kaki bisa sampai 1 kilometer lebih dari Jogoyudan ke Alun-alun Wates.," ungkap pria yang biasa disapa Nardi ini. Menurutnya, nanti ketika adanya JPO jarak tempuh pejalan kaki bisa dipangkas tidak sampai 500 meter dari Jogoyudan ke Alun-alun Wates.

Dia menjelaskan, warganya yang lansia enggan memutar untuk berjalan kaki lantaran sudah tidak kuat berjalan jauh. Selain itu, tidak hanya salat id, warga Jogoyudan pun jarang yang berolahraga ke Alun-alun Wates ketika pagi hari semenjak ditutupnya perlintasan sebidang tanpa palang pintu. "Dahulu biasanya berjalan kaki dari Jogoyudan ke Alun-alun Wates buat olahraga sekarang hanya sekitaran kampung saja tidak sampai nyebrang rel," tuturnya. Oleh karena itu, Nardi mengaku, warganya sangat membutuhkan keberadaan JPO tersebut. Dia berharap agar bisa secepatnya lanjutan pembangunan dilakukan sehingga JPO bisa cepat dioperasionalkan.

Dia yakin ketika ada JPO, mobilitas warganya mudah, khususnya pejalan kaki memiliki akses yang aman dan nyaman. "Kemarin saya dapat informasi Juni nanti dilanjutkan pembangunannya semoga beneran lah agar segera berdiri JPOnya," harapnya. Nardi menilai, keberadaan JPO itu tidak hanya dibutuhkan warganya dari Jogoyudan. Melainkan juga dari kampung Mutihan RW 5 dan Krianan RW 6 yang lokasinya bertetanggaan dengan Jogoyudan.

Sementara itu, RT 5 RW 4 Riyanto mengungkapkan, sangat menguntungkan ketika sudah ada JPO tersebut. Tentunya karena memudahkan akses dan tidak perlu memutar untuk berjalan kai ke Alun-alun Wates. "Sebenarnya pejalan kaki bisa nyebrang lewat sela-sela pagar rel tetapi kan tentu berbahaya karena perlintasan kereta aktif sehingga kalau ada JPO nyebrangnya jadi aman dan tenang," bebernya. Menurutnya, dengan adanya JPO tersebut pejalan kaki Jogoyudan bisa hanya menempuh sekitar 300 an meter untuk ke Alun-alun Wates.

Pria 58 tahun itu menuturkan, keberadaan JPO bisa berdampak positif dan negatif. Positifnya tentu dapat memudahkan akses masyarakat. "Negatifnya khawatir JPO dijadikan tempat bunuh diri oleh seseorang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |