Kebijakan Tarif Ekspor ke Amerika Serikat, Akademisi UMY: Bisa Berdampak Bagi Perekonomian Indonesia

3 weeks ago 23

8000hoki.com List Agen situs Slot Maxwin China Terbaik Gampang Scatter Non Stop

hoki kilat slot List Demo website Slot Gacor Singapore Terbaik Mudah Lancar Win Full Terus

1000hoki.com Daftar website Slots Maxwin Thailand Terkini Mudah Menang Full Non Stop

5000hoki Data Demo website Slot Gacor Japan Terkini Gampang Jackpot Full Banyak

7000hoki.com Data Login website Slot Gacor Indonesia Terkini Sering Lancar Win Banyak

9000hoki.com Login website Slot Maxwin Terpercaya Mudah Menang Full Online

Agen games Slots Maxwin basis Terbaru Sering Lancar Scatter Full Non Stop

Idagent138 Akun Slot Terbaik

Luckygaming138 Daftar Akun Slot Maxwin Online

Adugaming Slot Anti Rungkad Terpercaya

kiss69 login Id Slot Maxwin Terbaik

Agent188 Slot Anti Rungkat Terbaik

Moto128 Akun Slot Maxwin Terpercaya

Betplay138 Daftar Akun Slot Game Online

Letsbet77 Slot

Portbet88 Daftar Slot Terpercaya

Jfgaming Daftar Akun Slot Maxwin Terpercaya

MasterGaming138 Akun Slot Anti Rungkad Terbaik

Adagaming168 Daftar Akun Slot

Kingbet189 Daftar Slot Terpercaya

Summer138 Daftar Akun Slot Anti Rungkad

Evorabid77 Akun Slot Anti Rungkat

bancibet Daftar Akun Slot Gacor Terbaik

 Bisa Berdampak Bagi Perekonomian Indonesia Gedung UMY. - ist - UMY

Harianjogja.com, BANTUL— Dosen Hubungan Internasional UMY, Ratih Herningtyas menilai kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menerapkan tarif untuk produk yang diekspor akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. 

Sebelumnya, Trump menetapkan tarif umum (universal tariffs) dan tarif balasan (reciprocal tariffs) untuk produk yang diekspor ke Amerika Serikat. Untuk Indonesia, Amerika Serikat mengenakan tarif balasan mencapai 32%.

BACA JUGA: Pemerintah China Tolak Tegas Ancaman Tarif Donald Trump, Bakal Berjuang Sampai Akhir

Ratih menyampaikan kebijakan tarif tersebut akan mengakibatkan kontraksi ekonomi bagi Indonesia. Hal itu lantaran Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia, setelah Cina.

"Penurunan permintaan komoditas dari Amerika akan menjadi momok setelah penerapan tarif tersebut diberlakukan," katanya melalui keterangan persnya, Selasa (8/4/2025).

Dia menuturkan kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menurunkan produksi dalam negeri, efisensi perusahaan dan pengurangan tenaga kerja hingga penurunan daya beli masyarakat. 

Selain itu, Ratih menilai kebijakan tersebut juga akan mempersempit pasar domestik Amerika Serikat karena komoditas dari negara lain akan mencari pasar alternatif di negara lain yang potensial. Dia menilai, Indonesia pun akan menjadi pangsa pasar yang potensial untuk dibidik dengan jumlah penduduk yang tinggi. 

"Kondisi ini berpotensi memperburuk situasi ekonomi domestik yang sedang lesu akibat kebijakan efisiensi," katanya. 

Ratih menyarankan Indonesia perlu berhati-hati dalam merespon kebijakan tersebut. Dia menyarankan agar Indonesia membentuk tim khusus yang dapat merespon dan mengantisipasi potensi yang ditimbulkan dari kebijakan Trump. 

"Diplomasi ekonomi Indonesia baik melalui mekanisme bilateral maupun multilateral dengan memanfaatkan ASEAN, OKI bahkan BRICS harus memainkan diplomasi total melalui berbagai aktor dan lini untuk menyiasati dampak kebijakan ini," katanya. 

Selian itu, menurutnya Indonesia juga perlu merangkul pengusaha dalam negeri untuk mencari solusi atas kebijakan tersebut. Menurutnya, perlu dipertimbangkan pemberian insentif bagi pelaku usaha yang berimbas tarif Amerika Serikat tersebut.

Hal itu diharapkan dapat memperlancar laju produksi dan mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tersebut. 

Dia menambahkan Indonesia juga perlu mencari alternatif pasar bagi produk Indonesia di berbagai negara. Penguatan konsumsi domestik bagi produk ekspor Indonesia juga perlu dilakukan. 

"Penduduk Indonesia jumlahnya tinggi, jangan sampai pasar Indonesia dimanfaatkan lebih digarap dan dimanfaatkan negara lain, khususnya Amerika Serikat," katanya. 

Dia menambahkan kebijakan jangka menengah untuk menghidupkan swadaya berbagai kebutuhan dasar masyarakat juga perlu dilakukan. Menurutnya pemerintah perlu memberikan insentif untuk mendorong produksi dalam negeri untuk dikonsumsi sendiri. 

"Kemandirian ekonomi menjadi mitra kunci menghadapi situasi dunia yang semakin tidak pasti," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |