Sejumlah warga sedang membersihkan ternak sapi yang dimiliki di Telaga Ploso di Kalurahan Giritirto, Purwosari. Foto diambil Jumat (25/4/2025)./ Harian Jogja - David Kurniawan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul mencatat ada 359 telaga tersebar di 18 kapanewon di Bumi Handayani. Meski demikian, ratusan telaga sudah tidak berfungsi dengan baik karena mengering saat kemarau.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, DPUPRKP Gunungkidul, Sigit Swastono mengatakan, berdasarkan Surat Keputusan Bupati No.345/KPTS/2022 tentang Penetapan Daftar Telaga di Gunungkidul, tercatat ada 359 telaga tersebar di seluruh wilayah di 18 kapanewon. Hasil dari pendataan ini juga diketahui ada ratusan telaga yang tidak bergungsi dengan baik.
Hal ini dikarenakan terjadi sedimentasi yang parah sehingga mengering saat kemarau. Selain itu, juga ada alih fungsi dari telaga menjadi lahan pertanian.
Meski demikian, Sigit belum bisa memastikan berapa jumlah telaga yang berganti fungsi ini. “Datanya di kantor. Tapi memang banyak telaga yang rusak sehingga tidak berfungsi dengan baik,” katanya, Kamis (1/5/2025).
Ia mencatat, dari 359 telaga yang ada, hanya sekitar 20 telaga yang berfungsi dengan baik karena tidak mengering saat kemarau. “Memang tidak banyak karena mayoritas sudah rusak karena sedimentasi yang parah sehingga berpengaruh terhadap keberadaan telaga,” ungkapnya.
Menurut dia, terus ada upaya revitalisasi dan pemeliharaan telaga. Langkah-langkah yang dilakukan dengan perbaikan talut hingga upaya pengerukan.
BACA JUGA: Anggaran Cekak, Revitalisasi Telaga di Gunungkidul Belum Bisa Dijalankan
Selain itu, ia berharap Masyarakat untuk ikut berpartisipasi melakukan gerakanan penanaman di area lahan yang gundul. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi potensi sedimentasi yang lebih cepat di area telaga.
“Kegiatan penanaman untuk mencegah aliran permukaan yang membawa sedimentasi ke telaga. Sehingga tidak cepat dangkal telaganya, makanya butuh sosialisasi di Masyarakat,” kata Sigit.
Lurah Giritirto, Purwosari, Hariyono mengatakan, di wilayahnya ada beberapa telaga seperti Gading dan Ploso. Menurut dia, keberadaan telaga sangat bermanfaat bagi warga sekitar.
Ia mencontohkan, Telaga Ploso dimanfaatkan untuk perikanan yang dikelola karang taruna sehingga memeroleh pendapatan rutin. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan untuk membersihkan ternak milik warga.
Meski demikian, ia mengakui keberadaan telaga ini sudah tidak berfungsi dengan baik. Pasalnya, ada kerusakan sehingga air mengering saat kemarau.
“Memang butuh perbaikan agar telaga berfungsi dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News