Kebersamaan Tumbuh Lewat Lomba Pohon Natal di GKR Baciro

5 hours ago 3

Kebersamaan Tumbuh Lewat Lomba Pohon Natal di GKR Baciro GKR Baciro Jogja meriahkan Natal 2025 dengan lomba pohon Natal dari bambu hasil kreativitas umat enam wilayah. - Harian Jogja/Stefani Yulindriani.

Harianjogja.com, JOGJA—Menjelang Natal 2025, Gereja Kristus Raja (GKR) Baciro, Kota Jogja, menghadirkan deretan pohon Natal unik berbahan bambu hasil kolaborasi umat dari enam wilayah sebagai wujud kebersamaan dan sukacita iman.

Enam pasang pohon Natal berjajar rapi di halaman gereja, masing-masing membawa pesan spiritual dan sosial yang dituangkan melalui kreativitas umat lintas usia. Ornamen berwarna hijau, merah, dan emas menghiasi kerangka bambu yang dipilih karena sifatnya sederhana, ringan, dan mudah dibentuk.

Lomba hias pohon Natal ini menjadi bagian kegiatan nonliturgi untuk mempererat keterlibatan umat wilayah. Selain mencari karya terbaik, kegiatan ini menekankan nilai kerja sama, gotong royong, dan berbagi sukacita Natal.

Koordinator Acara Natal GKR Baciro, Joseph Kris, menyebut lomba ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan nonliturgi yang telah berjalan sejak beberapa waktu sebelum perayaan Natal. “Di Baciro ada enam wilayah. Masing-masing mendapat dua pohon Natal untuk dihias,” katanya di GKR Baciro pada Selasa (23/12/2025). 

Enam pasang pohon Natal berdiri berjajar. Gemerlap ornamen dengan warna hijau, merah, dan kuning emas khas Natal mengelilingi pohon-pohon tersebut. Masing-masing pohon Natal tersebut membawa pesannya sendiri. Pesan yang ingin dihantarkan oleh tangan-tangan umat yang saling bahu membahu menghias pohon natal tersebut. 

Pohon-pohon itu tercipta dari bilah bambu yang disusun sedemikian rupa. Bambu dipilih bukan tanpa alasan, bambu dinilai sebagai bahan yang sederhana, mudah dibentuk, dan ringan. Fleksibilitas bambu tersebut dinilai akan memudahkan umat untuk menghias dan memindahkannya. Di satu sisi, bambu ibarat umat yang diharapkan mudah dibentuk untuk memberi manfaat bagi sesama. 

Jajaran pohon Natal yang ada di GKR Baciro tersebut pun mulai dilirik beberapa umat GKR Baciro. Keindahan setiap pohon rasanya menarik setiap umat untuk menyaksikan secara seksama setiap jengkal ornamen yang ada di sana. 

Kris mengaku kompetisi teresbut mencari pohon Natal terbaik, namun lebih dari itu. Menurutnya proses penciptaan bambu menjadi pohon Natal yang indah tersebut melambangkan kemenangan dari setiap peserta yang mampu menuangkan ide menjadi sebuah karya. Di sana, para peserta pun belajar untuk bekerjasama dan berbagai sukacita Natal bersama. 

“[Lomba pohon Natal] Biar gayeng, biar meriah, dan yang paling penting bisa melibatkan umat wilayah,” katanya.

Ketua Panitia Natal GKR Baciro, Lintang menuturkan tema Natal tahun ini yaitu  Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga. Dalam tema tersebut, keluarga yang dimaksud bukan hanya ayah, ibu, dan anak. Melainkan juga hubungan kekeluargaan yang dibangun dalam pertemanan dan persaudaraan di dalam gereja.

Lintang berharap keluarga-keluarga di tingkat wilayah GKR Baciro mampu merasakan kehadiran Allah yang menyelamatkan keluarga mereka melalui kebersamaan mereka dalam menghias pohon Natal. 

“Jadi itu harapannya yang mendekor itu tidak hanya segerombolan orang saja, namun juga dapat melibatkan keluarga-keluarga kecil di situ,” katanya. 

Salah satu peserta penghias pohon Natal yang merupakan anggota Orang Muda Katolik (OMK) Lingkungan Santo Yakobus Sorowajan Utara, Valentina Adveni Isworo mengatakan ada sekitar 15 orang OMK di lingkungannya yang terlibat membuat pohon natal. 

Pengerjaan pohon Natal tersebut memerlukan waktu sepuluh hari atau memakan waktu pada 11-20 Desember 2025. Sebelum dihias, menurutnya, panitia Natal terlebih dahulu memberi dua kerangka pohon Natal berbahan dasar bambu dan dua lampu hias kelap-kelip. Dari situ, timnya menghias dua pohon Natal tersebut. 

“Dua pohon Natal itu memiliki tema yang sama dengan konsep berbeda. Temanya adalah semangat kebersamaan dalam cinta,” katanya. 

Dia menuturkan konsep pohon Natal pertama adalah pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Dari tema tersebut, timnya menyusun n botol-botol bekas, sumbangan dari umat, di sekeliling pohon tersebut. Botol-botol tersebut dipotong hingga menyisakan bagian atas dan bawah. Bagian bawah botol ukuran 250 ml ditempel di badan pohon yang telah dilapisi sak semen. 

Pada bagian atas botol diubah menjadi bentuk bunga. Bunga-bunga ini ditempel mengelilingi pohon dengan warna emas, merah, dan silver. Timnya juga membuat kupu-kupu dari mika berwarna putih, biru, kuning, dan merah sebagai hiasan untuk pohon Natal tersebut. 

“Sebenarnya OMK sempat membuat kupu-kupu dari bagian tengah botol, namun cukup sulit lantaran permukaan botol ini tidak bisa dibuat datar.  Lalu dengan mempertimbangkan waktu yang ada, mika menjadi pilihan terakhir,” ujarnya. 

Bagian atas pohon Natal tersebut dihias dengan kereta Santa Claus dengan empat rusa yang menariknya. Adapun pohon Natal kedua dihias dengan lebih sederhana. Timnya memilih menghias pohon Natal menggunakan tali mendong yang terbuat dari enceng gondok untuk menutup sejumlah ruas pohon natal. 

Selain itu ada rumput hijau yang diletakkan melingkar dari atas ke bawah. Di atas rumput hijau tesebut, Timnya menempelkan bola-bola warna-warni untuk mempercantik pohon Natal terseut. Kupu-kupu yang digunakan di pohon natal sebelumnya juga digunakan di pohon natal tersebut. 

Pada pohon Natal ini, Timnya menempatkan dua lampu hias kelap-kelip pemberian panitia yang dibuat mengerucut di dalam kerangka bambu. Bagian atas pohon Natal juga diletakkan sebuah bintang berwarna emas.

Melalui pohon Natal bambu tersebut, GKR Baciro berharap semangat Natal 2025 tidak hanya dirayakan secara simbolik, tetapi juga memperkuat kebersamaan umat dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat di Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |