Jelang Iduladha, Pemkab Sleman Minta Peternak dan Penjual Hewan Kurban Tidak Bawa Hewan dari Daerah Endemis Antraks

4 hours ago 2

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman meminta peternak dan penjual ternak untuk tidak membawa hewan dari daerah endemis antraks masuk ke Bumi Sembada. Selain imbauan ini, DP3 melakukan pemantauan ketat di daerah perbatasan.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DP3 Sleman, Hettyk Sugiyanti, mengatakan pemantauan daerah endemis antraks perbatasan dilakukan melalui Puskeswan Prambanan.

BACA JUGA: Ratusan Hewan Ternak di Sleman Kena PMK

Meski ada pengetatan pengawasan daerah perbatasan itu, DP3 tetap tidak dapat memastikan apakah ternak dari daerah endemis antraks seperti Gunungkidul masuk atau tidak ke Sleman.

“Tidak dapat kami jamin 100% apakah ternak Gunungkidul masuk ke Sleman. Sebisa mungkin jangan masukkan ternak dari daerah endemis penyakit seperti antraks,” kata Hettyk dihubungi, Minggu (18/5/2025).
 
Ia menambahkan peternak Sleman juga perlu waspada terhadap penyebaran penyakit lantaran lalu lintas hewan ternak akan meningkat menjelang Iduladha. Melihat hasil evaluasi Iduladha 2024, dia mengaku peternak masih kurang waspada terhadap lalu lintas ternak dan pembeli.

Peternak cenderung mudah memperbolehkan pembeli masuk langsung ke kandang ternak. Sebenarnya tidak menjadi persoalan ketika peternak telah menerapkan biosecurity.

“Kami memberi fasilitas disinfektan. Peternak bisa meminta di Puskeswan, bisa lewat kelompok, bisa individu. Gratis,” katanya.

Plt. Kepala DP3 Sleman, Rofiq Andriyanto, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan petugas pemantauan pemotongan hewan kurban se-Kabupaten Sleman. Pendataan jumlah petugas pemantauan dan pengawas hewan kurban juga telah dilakukan.

“Kami juga akan melakukan pemantauan pasar hewan tiban dengan fokus kepada pemeriksaan kesehatan hewan dengan pemberian surat keterangan kesehatan hewan,” kata Rofiq.

Jumlah petugas pemantauan hewan kurban tahun ini mencapai 258 orang baik berstatus PNS maupun non-PNS.

Ihwal ketersediaan hewan kurban di Sleman, Rofiq mengaku Sleman selalu kekurangan hewan kurban. Tahun ini, ada 5.545 ekor sapi, 3.541 kambing, dan 9.010 domba. Estimasi kebutuhan ternak tahun ini lebih banyak; rinciannya, sapi 9.750 ekor, kambing 2.800 ekor, dan domba 13.500 ekor.

Rofiq menegaskan pengendalian penyakit antraks juga dilakukan di Sleman lantaran penyakit tersebutsempat terjadi di Kalurahan Gayamharjo, Prambanan pada 2024. Pengendalian dilakukan melalui vaksinasi pada ternak di Prambanan.

Ia meminta peternak memperhatikan penyakit lain yang sering ditemui di pasar hewan, seperti conjuncivitas, pink eye, ORF, scabies serta trauma pada saat transportasi.

"Menjelang pelaksanaan Hari Raya Kurban 2025, situasi di Pasar Hewan Ambarketawang mengalami penurunan baik untuk ternak yang masuk maupun transaksi yang dilakukan di pasar hewan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |