Film Anak Indonesia yang Sukses Tembus Jutaan Penonton, Dari Petualangan Sherina sampai Jumbo yang Tembus 5 Juta Penonton

2 hours ago 1

GAYA

Film animasi 'Jumbo' mencetak sejarah dengan mencapai 5 juta penonton hanya dalam 20 hari sejak rilis.

Minggu, 20 Apr 2025 13:03:00

Film Anak Indonesia yang Sukses Tembus Jutaan Penonton, Dari Petualangan Sherina sampai Jumbo yang Tembus 5 Juta Penonton

Industri perfilman Tanah Air semakin menunjukkan taringnya, bukan hanya dari sisi film dewasa, tetapi juga dari genre yang dulu sering kali dipandang sebelah mata—film anak. Dari masa ke masa, sejumlah film anak Indonesia berhasil memikat hati penonton dan bahkan mencetak rekor penonton yang luar biasa.

Yang terbaru dan paling heboh tentu saja adalah Jumbo, film animasi anak yang sukses meraih lebih dari 5 juta penonton hanya dalam waktu 20 hari. Simak deretan film anak Indonesia yang bukan hanya menghibur, tapi juga mencatatkan sejarah di bioskop Indonesia!

1. Jumbo: Animasi Lokal Tembus 5 Juta Penonton

Dirilis pada 31 Maret 2025, Jumbo langsung mencuri perhatian penonton. Dalam waktu singkat, tepatnya 20 hari, film ini sukses menggaet lebih dari 5 juta penonton. Dengan capaian ini, Jumbo resmi menjadi film animasi Indonesia paling laris sepanjang masa di Asia Tenggara, sekaligus film Lebaran terlaris tahun 2025.

Keberhasilan Jumbo semakin luar biasa karena berhasil masuk dalam daftar 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa, menggeser posisi film horor populer Sewu Dino. Bahkan, Jumbo hampir menyalip film Dilan 1991 yang mengumpulkan 5,2 juta penonton dan Vina: Sebelum 7 Hari dengan 6 juta penonton.

Produser Anggia Kharisma menyatakan,

“Rekor ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan film animasi Jumbo ke lebih banyak hati, di lebih banyak tempat, bahkan hingga ke mancanegara.”

Film karya Ryan Adriandhy ini juga mendapat sambutan hangat dari bioskop-bioskop yang terus menambah jumlah layar karena tingginya permintaan. Dengan asumsi harga tiket rata-rata Rp40.000, pendapatan kotor Jumbo diperkirakan mencapai Rp200 miliar.

2. Petualangan Sherina (2000) – Legenda Anak Era 90-an

Sebelum Jumbo, film Petualangan Sherina menjadi ikon film anak Indonesia. Dirilis pada tahun 2000, film ini mengisahkan dua anak, Sherina dan Sadam, yang berpetualang melawan penjahat yang ingin merusak hutan.

Disutradarai oleh Riri Riza, film ini ditonton oleh sekitar 1,4 juta penonton dan menjadi tolak ukur film musikal anak di Indonesia. Lagu-lagunya pun masih melekat hingga sekarang. Siapa yang nggak tahu “Lihatlah Lebih Dekat”?

3. Keluarga Cemara (2019) – Kehangatan Keluarga yang Menyentuh

Film yang diangkat dari sinetron legendaris ini sukses mengajak penonton bernostalgia. Dengan tema sederhana tentang keluarga yang tetap saling mendukung di tengah keterbatasan, Keluarga Cemara menyentuh banyak hati.

Dibintangi Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir, film ini berhasil meraih lebih dari 1,7 juta penonton.

“Film ini tuh kayak pelukan hangat di tengah hujan. Adem banget,” komentar salah satu penonton di media sosial.

4. Laskar Pelangi (2008) – Inspirasi dari Belitung

Adaptasi dari novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi menyoroti perjuangan anak-anak SD di Belitung yang belajar dengan segala keterbatasan. Film ini menjadi simbol bahwa pendidikan berkualitas bisa diraih meskipun dalam kondisi sederhana.

Dengan latar tahun 1970-an, film ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh sisi emosional penonton, baik anak-anak maupun orang dewasa. Film yang disutradarai Riri Riza ini berhasil menarik 4.719.453 penonton. Film ini juga merupakan salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Tak hanya itu, film yang diperankan oleh Cut Mini, Ikranagara, Slamet Rahardjo, Mathias Muchus, dan Teuku Rifni Wikana ini memegang rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa selama 8 tahun, hingga rekor tersebut dipecahkan oleh film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 pada tahun 2016.

5. Nussa (2021) – Dari YouTube ke Layar Lebar

Nussa awalnya populer sebagai serial edukatif di YouTube. Tapi siapa sangka, saat naik kelas ke bioskop, film ini tetap mendapat sambutan baik. Walaupun hanya ditonton sekitar 400 ribu orang, kualitas animasi dan pesan moralnya layak diacungi jempol. Bahkan, film ini ditayangkan secara perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) di Korea Selatan pada 8-18 Juli 2021.

Film yang memiliki durasi 1 jam 47 menit ini menceritakan Nussa, seorang anak berprestasi yang selalu meraih peringkat pertama dalam lomba sains di sekolah dan berambisi mempertahankan gelar juaranya. Tapi, segalanya berubah ketika murid baru bernama Joni masuk ke sekolahnya. Joni juga juara sains dan memiliki peralatan canggih, membuat Nussa merasa tersaingi. Film ini membawa pesan penting tentang menerima kekalahan dan bersikap rendah hati, sesuatu yang sangat penting untuk diajarkan pada anak-anak sejak dini.

6. Koki-Koki Cilik (2018) – Belajar Lewat Masak-Masakan

Film satu ini mengangkat kisah sekelompok anak yang ikut camp memasak dan belajar banyak hal, mulai dari kerja sama tim hingga semangat pantang menyerah. Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, film ini meraih 600.973 penonton.

Sinopsis "Koki-Koki Cilik" menceritakan tentang impian seorang anak dari keluarga yang tidak mampu bernama Bima yang diperankan oleh Farras Fatik. Bima ingin mewujudkan impiannya menjadi Chef handal dan meneruskan cita-cita mendiang sang ayah dengan mengikuti program memasak bergengsi bernama Cooking Camp.

7. Kulari ke Pantai (2018) – Road Trip Penuh Makna

Film "Kulari ke Pantai" menceritakan tentang perjalanan darat dari Jakarta ke Banyuwangi antara Sam (Maisha Kanna), anak pantai asal Rote, dan ibunya Uci (Marsha Timothy). Mereka berencana untuk bertemu peselancar idola Sam di G-Land.

Namun, perjalanan ini menjadi tidak terduga ketika sepupu Sam, Happy (Lil'li Latisha), yang sangat berbeda, ikut dalam perjalanan karena diminta ibunya, Kirana (Karina Suwandi). Perbedaan karakter Sam dan Happy, serta berbagai situasi tak terduga selama perjalanan darat, membuat perjalanan mereka penuh tantangan dan kesenangan.

Dengan sentuhan khas dari produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza, Kulari ke Pantai menjadi tontonan keluarga yang menyegarkan, dan berhasil ditonton 416.273 orang.

8. Garuda di Dadaku (2009) – Cita-Cita dan Semangat Pantang Menyerah

Film ini bercerita tentang Bayu, anak SD yang bercita-cita menjadi pemain Timnas Indonesia. Meski ditentang oleh kakeknya, Bayu tetap berjuang demi mimpinya. Film ini memotivasi anak-anak untuk terus mengejar cita-cita, walau penuh rintangan. Sekuelnya pun dirilis pada 2011 dengan cerita Bayu yang sudah menjadi kapten Timnas U-15.

Film yang dibintangi antara lain oleh Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, audy Koesnaedi, Ari Sihasale dan Ramzi ini saat pertama kali dirilis berhasil menyentuh angka 1,2 juta penonton. Garuda di Dadaku juga sempat dipentaskan di Michel Kinder und Jungen Filmfest pada tahun 2010 di Hamburg, Jerman.

9. Denias, Senandung di Atas Awan (2006) – Kisah Anak Papua yang Menginspirasi

Film ini mengangkat kisah nyata perjuangan seorang anak Papua bernama Janias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Selain pesan inspiratif, film ini juga menampilkan keindahan alam Papua yang memukau. Film karya John de Rantau ini bahkan sempat masuk seleksi Oscar tahun 2008 untuk kategori film asing—sebuah pencapaian besar untuk film anak Indonesia.

10. 5 Elang (2011) – Petualangan Pramuka yang Mengasyikkan

Film yang tayang pada 2011 ini mengisahkan tentang lima anak yang mengikuti kemah pramuka dan akhirnya harus bersatu menghadapi berbagai tantangan. Film ini menyisipkan pesan penting tentang kebersamaan, keberanian, dan kepemimpinan. Film ini diperankan oleh aktor-aktor cilik seperti Christoffer Nelwa, Iqbaal Ramadhan, Teuku Ryzki, Bastian Bintang Simbolon, Monica Sayangbati dan Bryant Santoso.

Kenapa Film Anak Kini Bisa Meledak?

Ada beberapa faktor kenapa film anak kini bisa bersaing bahkan menjadi juara box office:

Cerita yang menyentuh dan relevan, seperti tema keluarga, persahabatan, dan kepercayaan diri.
Kualitas produksi makin tinggi, setara dengan standar film internasional.
Promosi kreatif dan kolaborasi cerdas, termasuk dengan sekolah dan influencer parenting.
Minimnya film anak berkualitas, di tengah dominasi film horor dan drama dewasa.

Saatnya Anak-Anak Mendapatkan Panggungnya

Film anak bukan hanya sekadar hiburan semata. Di balik visual cerah dan karakter lucu, terdapat nilai-nilai pendidikan, moral, dan motivasi hidup yang kuat. Keberhasilan Jumbo adalah bukti bahwa film anak bisa menjadi produk yang berkualitas sekaligus komersial.

Mari terus dukung film anak Indonesia agar semakin banyak karya yang bisa menjadi kenangan indah bagi generasi mendatang.

“Kadang yang terlihat besar, justru menyimpan hati yang paling lembut,” – Don, karakter dalam film Jumbo.

Jadi, sudah nonton Jumbo belum? Kalau belum, yuk buruan nonton sebelum kehabisan layar!

Artikel ini ditulis oleh