Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Harian Jogja - Stefani Yulindriani
Harianjogja.com, BANTUL—Dua warga Kabupaten Bantul nekat mengakhiri hidup di hari yang berbeda. Polres Bantul melaporkan kedua warga itu mengakhiri hidupnya saat mengalami masalah keluarga.
Merespon peristiwa ini, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan lari dari masalah dengan mengakhiri hidup akan menimbulkan masalah baru.
BACA JUGA: Kamboja Ajukan Sengketa Perbatasan
"Yang ditinggalakn akan mengalami trauma dan menimbulkan masalah baru. Menghindari masalah dengan bunuh diri itu sesuatu yang tidak masuk akal, jangan dilakukan oleh siapa pun!" tegas Bupati Bantul, Senin (16/6/2025).
Ia meminta, kepada warga Bantul yang sedang putus asa dengan kehidupannya untuk tetap melanjutkan hidup.
"Namanya hidup itu pasti masalah, kalau tidak mau ya jangan lahir. Kita sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk lahir di dunia ini, jadi ya hadapi masalah dengan sabar," lanjut Halim.
Sebelumnya Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry melaporkan Pada hari Sabtu (14/6/2025) 2025 pukul 18:30 WIB di Bodon RT 03 Jagalan, Banguntapan, Bantul telah terjadi orang meninggal dunia diduga gantung diri, karena korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di kamar mandi kost dan ada jeratan tali plastik pada bagian leher.
Kemudian pada hari Minggu tanggal 15 juni 2025 sekira pukul 09.00 WIB Tempat Kejadian di Dsn semuten RT 03 kalurahan Jatimulyo, Dlingo, Bantul. Kata Jeffry keduanya meninggal saat putus asa menghadapi masalah keluarga.
"Sabtu warga Jagalan ditemukan meninggal usai curhat sedang cekcok dengan istrinya, dugaan kuat akibat mengakhiri hidup. Kemudian pada hari Minggunya, warga Dlingo, gantung diri, dimungkinkan karena korban Depresi permasalahan keluarga," jelas Jeffry.
7 kasus
Sementara itu Kepala Seksi Gizi, Kesehatan Keluarga, dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Siti Marlina menjelaskan, sejak awal tahun 2025 hingga sampai hari ini sudah ada 7 warga Bantul yang bunuh diri. Sedang pada kurun waktu 2023 dan 2024, terdapat 30 kasus.
"2025 ada 7, kalau 2023 sampai 2024 ada 30 kasus. 2023 8 kasus, 2024 22 kasus. Kebanyakan korban punya riwayat gangguan jiwa seperti Depresi, riwayat penyakit kronis seperti jantung, stroke, selain itu ada juga soal ekonomi," kata Lina saat dihubungi awak media Senin (26/6).
Jika anda merasa cemas dan memiliki niat untuk mengakhiri hidup silahkan hubungi hotline pemerintah dengan nomor 119 atau bisa menghubungi pihak kepolisian 112. Mengakhiri hidup sangat tidak dianjurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News