Banyak Libur Panjang, Ekonom Proyeksikan Peningkatan Inflasi Bulan Mei 2025

2 days ago 8

Banyak Libur Panjang, Ekonom Proyeksikan Peningkatan Inflasi Bulan Mei 2025 Pertumbuhan ekonomi ilustrasi. - Freepik

Harianjogja.com, JOGJA— Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo memperkirakan inflasi Mei 2025 akan sedikit meningkat dibandingkan April 2025. Sebab ada dua libur panjang di dalamnya yakni Hari Raya Waisak dan Kenaikan Isa Almasih.

Menurutnya setiap libur panjang terjadi lonjakan kunjungan wisatawan di DIY, terbukti dengan jalanan yang padat. Tingginya kunjungan wisatawan ke DIY membuat permintaan melonjak yang juga turut berdampak pada inflasi. "Namun angkanya memang relatif kecil, jadi dugaan saya angkat meningkat [inflasi] dibandingkan bulan lalu," ucapnya, Minggu (1/6/2025).

Ia menjelaskan jika dilihat dari sisi pangan tidak ada perubahan harga yang signifikan. Sehingga inflasi Mei 2025 lebih banyak disebabkan karena peningkatan permintaan dampak dari beberapa libur panjang.

Lebih lanjut Sri mengatakan momen Lebaran Idul Adha bulan Juni 2025, sedikit banyak juga berpengaruh pada inflasi Mei 2025. Sebab mendekati hari H sudah mulai ada transaksi hewan kurban yang menyebabkan harga kambing dan sapi melonjak.

Menurutnya tren inflasi tinggi kemungkinan juga akan berlanjut pada Juni 2025 karena masih akan ada libur panjang dan juga libur anak sekolah. "Disamping long weekend mungkin sedikit tambahan dari transaksi awal hewan kurban, minggu-minggu ini sudah banyak di beberapa tempat transaksi penjualan," jelasnya.

BACA JUGA: Cadangan Beras Nasional 4 Juta Ton, Pemerintah Diminta Lepas ke Pasar untuk Kendalikan Harga

Pada April 2025 Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat inflasi DIY sebesar 1,67% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 2,10% dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi 1,71%.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan secara grafik inflasi April 2025 ini cukup tinggi dan merupakan angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir."Bisa jadi merupakan angka tertinggi selama 3 tahun terakhir," tuturnya.

Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,43%. Artinya dari 1,67% sebesar 1,43% disumbang oleh kelompok ini.

"Kelompok kedua yang memberikan andil inflasi dominan adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya andil 0,22%." (Anisatul Umah) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |