Suasana SEAUS 2.0 di Sahid Raya Hotel & Convention, Sleman pada Rabu (11/6/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati
Harianjogja.com, SLEMAN -- Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi tuan rumah Southeast Asian Urbanisms Seminar 2.0 (SEAUS 2.0) tahun 2025. Peneliti dari berbagai negara berkumpul di DIY untuk membahas budaya dalam transisi urban dan lanskap yang terjadi di Asia Tenggara.
Perwakilan Panitia SEAUS 2.0, Andi Prasetiyo Wibowo menjelaskan SEAUS 2.0 mengusung tajuk Cultures in Transition: Urbanism and Landscape in Southeast Asia. Tajuk ini diangkat tak terlepas dari latar belakang negara-negara di Asia Tenggara yang lekat dengan budaya atau kultur.
"Ya, karena tradisi ini itu kan, terutama di Jogjakarta ya, di negara-negara khususnya ASEAN itu kan, budaya itu menjadi bagian yang utama atau penting dari perkembangan sebuah bangsa," kata Andi pada Rabu (11/6/2025).
Seminar ini lanjut Andi ingin berkontribusi terhadap perkembangan dunia akademisi. Tak hanya itu dari seminar ini diharapkan muncul pengabdian masyarakat yang menjaga citra kawasan dan budaya.
"Jadi, saya pikir Indonesia khususnya Jogjakarta dalam hal ini ingin berkontribusi terhadap perkembangan di dunia akademisi, terutama untuk penelitian-penelitian, ataupun nanti pengabdian-pengabdian masyarakat yang hubungannya untuk menjaga citra kawasan, budaya dan juga masyarakat," tegasnya.
Hasil dari seminar ini nantinya akan berupa beberapa makalah hasil riset para peneliti dalam maupun luar negeri yang dapat menjadi rujukan pengetahuan. Riset tersebut akan dipublikasikan dalam bentuk prosiding. Beberapa yang kualitasnya baik berpotensi akan dipublikasikan dalam jurnal yang sudah terreputasi dalam maupun luar negeri.
Andi menambahkan seminar ini secara umum berfokus pada kawasan urban dan heritage. Arsitektur kerap dilekatkan dengan bangunan, padahal kata Andi jauh dari pada itu, arsitektur juga membahas kawasan secara luas.
"Kadang-kadang mungkin arsitektur dilihatnya bangunan, tidak, kami juga bisa menata kawasan, melestarikan budaya, itu menjadi bagian dari kajian-kajian teman akademisi ini," jelasnya.
BACA JUGA: Dokter Spesialis Bedah Onkologi: Biopsi Jadi Kunci Pengobatan Kanker Payudara
Di sisi lain, didapuknya UAJY sebagai tuan rumah kata Andi juga menandakan UAJY dinilai sudah layak setara dengan kampus-kampus di ASEAN. "Ketika mereka bersedia bekerja sama dengan kami itu menjadi hal yang sangat membanggakan bagi kami dan pintu masuk kami untuk bersaing di kancah internasional," imbuhnya.
"Harapannya dengan adanya kegiatan ini, memperarat hubungan dan juga menambah relasi baik dari kita Indonesia, maupun juga negara-negara ASEAN, mungkin tingkat seluruh dunia. Jadi harapannya dengan adanya kegiatan ini, kita bisa publikasikan bahwa kita bisa setara dengan negara-negara seperti itu," tegasnya.
Chairman of the Organizing Committee SEAUS 2.0, Catharina Depari mengungkapkan konferensi ini diikuti 12 universitas di Asia Tenggara. Di luar itu, konferensi ini juga diikuti universitas dari Belgia. Beberapa peserta yang ikut konferensi ini berasal dari Singapura, Vietnam, Thailand hingga Filipina. Total sekitar 50 peserta dari berbagai negara hadir dalam seminar ini.
"Selamat datang. Saya ingin mengucapkan selamat datang kepada para peserta," ungkapnya dalam pembukaan.
Seminar ini akan berfokus pada budaya dalam transisi urbanisme dan lanskap di Asia Tenggara. Seperti yang terlihat di seluruh wilayah, urbanisasi yang berkelanjutan tidak hanya meninggalkan lingkungan fisik yang berubah, tetapi juga budaya kuno yang mengalami metamorfosis. SEAUS 20 berupaya untuk mengadakan diskusi yang informatif tentang sejumlah subtema di antara para peneliti muda (kandidat PhD) dan cendekiawan yang lebih dewasa serta dengan para praktisi.
SEAUS 2.0 tahun ini terdiri dari agenda konferensi, doctoral workshop hingga post-conference tour. Adapun makalah yang dipresentasikan seputar Decolonizing Urban Landscapes, Culture and Urban Landscapes hingga Adaptation and Ecologies in Urban Landscapes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News