8000 hoki Data Login server Slot Maxwin Cambodia Terkini Sering Win Full Terus
hoki kilat Pusat Login server Slot Maxwin China Terpercaya Mudah Lancar Scatter Setiap Hari
1000 Hoki Online Data Platform web Slot Maxwin Singapore Terkini Sering Lancar Menang Full Non Stop
5000 Hoki Online List Situs web Slots Maxwin Singapore Terkini Sering Lancar Menang Banyak
7000 hoki Platform situs Slots Maxwin Philippines Terpercaya Sering Scatter Full Non Stop
9000 hoki List Platform web Slots Gacor Cambodia Terbaru Mudah Lancar Scatter Full Setiap Hari
List Situs situs Slot Maxwin server Malaysia Terbaru Pasti Lancar Win Full Terus
Idagent138 Id Slot Maxwin
Luckygaming138 login Akun Slot Game Terbaik
Adugaming Daftar Akun Slot Game Terbaik
kiss69 login Akun Slot Terpercaya
Agent188 Slot Maxwin Terpercaya
Moto128 Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya
Betplay138 Daftar Id Slot Gacor
Letsbet77 Daftar Akun Slot Online
Portbet88 Daftar Id Slot Maxwin Terpercaya
Jfgaming168 Daftar Id Slot Maxwin Terpercaya
MasterGaming138 login Id Slot Anti Rungkat Online
Adagaming168 Akun Slot Game Online
Kingbet189 Daftar Id Slot Gacor Terbaik
Summer138 Slot Game Online
Evorabid77 Daftar Slot Gacor
bancibet Akun Slot Gacor Terpercaya
adagaming168 Daftar Akun Slot Gacor Online
Ilustrasi buaya. - JIBI
Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY buka suara soal fenomena kemunculan buaya di Sungai Progo wilayah Triharjo, Pandak, Bantul belum lama ini.
Kepala DKP DIY, R. Hery Sulistio Hermawan menyatakan pihaknya telah meninjau lokasi dan mulai mengumpulkan informasi di lapangan soal buaya itu tapi hingga kini hewan tersebut belum terlihat lagi.
BACA JUGA: Hari Raya Kurban, Pemkab Bantul Siapkan 10 Pusat Kesehatan Hewan
“Petugas kami kemarin sudah ke lapangan, dan hari ini sebenarnya akan kami koordinasikan dengan instansi terkait lainnya. Memang sudah dipantau, tapi belum terlihat lagi,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
DKP DIY, kita dia akan menggandeng sejumlah pihak, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogja, Polair, Fakultas Biologi UGM, serta relawan lokal untuk pemantauan lanjutan. Hery mengatakan, waktu pemantauan diperkirakan akan memakan waktu 10 hingga 14 hari ke depan.
“Pemantauan tidak bisa sekali-dua kali langsung ketemu. Paling tidak berhari-hari. Kalau nanti terlihat, baru bisa dilacak lebih lanjut,” jelasnya.
Terkait asal-usul buaya, DKP masih menyelidiki kemungkinan apakah hewan tersebut liar atau milik warga yang lepas. “Kami masih mengumpulkan informasi dari masyarakat. Belum ada informasi detail soal itu,” tambahnya.
Dalam konteks regulasi, Hery menambahkan bahwa sesuai Undang-undang (UU) No. 32/2024 tentang perubahan atas UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, kewenangan penanganan kini berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan turunannya di daerah, yakni DKP.
“Dengan regulasi baru ini, tentu kami juga harus menyesuaikan. Tapi SDM kami belum siap sepenuhnya, jadi butuh sinergi lintas sektor. Intinya kami akan tangani bersama, sesuai kapasitas dan kewenangan masing-masing,” tuturnya.
DKP DIY dijadwalkan menggelar rapat koordinasi lintas sektor pada Kamis (5/6/2025) untuk membahas langkah lanjutan, termasuk mekanisme pemantauan dan kemungkinan evakuasi jika buaya kembali terlihat.
“Kami ingin masyarakat tenang. Penanganan ini akan kami lakukan secepat mungkin,” pungkas Hery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News