Sepeda Gembira Kesiapsiagaan Bencana Berangsung Meriah di Mandala Krida Jogja, Jadi Sarana Edukasi Kebencanaan

5 hours ago 4

Sepeda Gembira Kesiapsiagaan Bencana Berangsung Meriah di Mandala Krida Jogja, Jadi Sarana Edukasi Kebencanaan Para pegowes memulai start pada event Sepeda Gembira Kesiapsiagaan Bencana di Stadion Mandala Krida Jogja, Minggu (18/5/2025). - Dok/Harian Jogja.

Harianjogja.com, JOGJA—Pelaksanaan event Sepeda Gembira Jogja Tangguh Bencana 2025 berlangsung meriah di Stadion Mandala Krida, Minggu (18/5/2025). Event fun bike ini diikuti peserta dari berbagai kota di Indonesia dengan memperebutkan hadiah menarik seperti motor hingga sepeda listrik.

Event ini digelar Harian Jogja dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad menuturkan event tersebut digelar untuk memperingati gempa Jogja tahun 2006. Noviar menurutkan gempa Jogja yang terjadi belasan tahun lalu menyebabkan ribuan orang yang meninggal dan harus mengungsi. Event tersebut menurutnya diselenggarakan untuk mengenang korban bencana di tahun tersebut.

Menurut Noviar, meskipun gempa Jogja telah terjadi belasan tahun silam, namun gempa bumi masih menjadi potensi bencana di DIY. Dia menilai saat ini Pemda DIY dan masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana tersebut. Menurut Noviar, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tersebut pun terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

"Melalui event ini kita mensosialisasikan potensi bencana dan penanggulangannya," katanya di sela-sela Sepeda Gembira Jogja Tangguh Bencana 2025, di Stadion Mandala Krida, Minggu (18/5/2025).

BACA JUGA: Siswa SMKN 2 Pengasih Pentaskan Teater Aku Ora Mateni Sopo-sopo!

Noviar mengaku gempa bumi merupakan bencana yang bersifat rapid onset (terjadi tiba-tiba). Bencana tersebut terjadi tiba-tiba tanpa dapat diprediksi. 

"Dari kejadian itu, kita ingin menyampaikan pada masyarakat bahwa gempa tidak pernah mematikan, rata-rata ada kematian karena bangunan tidak tahap gempa dan tata ruang yang disalahgunakan," katanya. 

Selain gempa bumi yang bersifat rapid onset (berlangsung cepat), ada pula potensi bencana lain yang bersifat slow onset (berlangsung lama). Bencana slow onset yang dapat diprediksi menurutnya bisa diantisipasi, misalnya bencana akibat cuaca ekstrem. "Ketika itu terjadi masyarakat diminta segera melarikan diri ke tempat yang lebih aman," katanya. 

Melalui event tersebut, menurutnya, BPBD DIY ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana.

Dia pun menargetkan agar indeks risiko bencana (IRB) DIY tahun ini meningkat seperti tahun tahun sebelumnya. Tahun 2024, IRB DIY mencapai 102,8, tahun 2023 sekitar 119. Peningkatan capaian IRB tersebut menurutnya menggambarkan kesiapsiagaan bencana di DIY mengalami peningkatan. 

"Targetnya IRB kita tahun ini dibawah 100. Targetnya seluruh masyarakat paham tentang potensi bencana dan penyelamatan diri," katanya.

Edukasi Kebencanaan

Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono menuturkan event tersebut digelar untuk mengedukasi agar warga siap menghadapi potensi bencana yang ada.

BACA JUGA: Bupati Kulonprogo Tolak Mobil Dinas Baru

"Karena suka tidak suka, Jogja merupakan salah satu daerah rawan bencana. Dengan edukasi ini, warga bisa memiliki mitigasi yang baik, sehingga dampak bencana bisa dikurangi," tuturnya. 

Anton menyadari ada berbagai potensi bencana di Jogja. Kesadarannya tersebut pun mengantarkan Harian Jogja bekerjasama dengan BPBD DIY untuk menggelar event Sepeda Gembira bertajuk Jogja Tangguh Bencana Tahun 2025.

Ketua Tegalmulyo Cycling Club, Singgih Martadi yang menjadi salah satu pesepeda dalam acara tersebut. Dia mengenakan seragam kebesarannya bertuliskan nama klub sepedanya. Dia pun mengikuti event tersebut bersama dengan sembilan orang anggota klub sepedanya. Dia pun mengaku menikmati perjalanan bersepeda dalam event tersebut. 

"Ini untuk jarak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu pendek, ini cukup untuk gowes pagi," katanya. 

Singgih yang merupakan warga Pakuncen, Wirobrajan, Kota Jogja mengaku mengikuti event tersebut untuk berkeliling sekitar Jogja sekaligus mengetahui lebih mendalam mengenai kesiapsiagaan bencana yang harus dilakukan masyarakat Kota Jogja. Selian itu, menurutnya event tersebut dapat mengenalkan peran BPBD DIY dan relawan tanggap bencana pada masyarakat.

"Saat ini di setiap kampung sudah ada relawan tanggap bencana, ada pula bantuan untuk tanggap bencana di tiap kampung, sehingga bencana yang terjadi bisa ditangani dengan baik dengan gotong royong warga," katanya.

Keliling Jogja

Sementara Ketua Comal Gowes Club Wajib mengaku sengaja jauh-jauh datang dari Pemalang bersama dengan delapan orang anggota klubnya. Kedatangannya kali itu untuk menikmati pemandangan Kota Jogja dengan kegiatan favoritnya; bersepeda, sekaligus belajar penanggulangan bencana dari BPBD DIY.

Wajib yang juga relawan PMI Pemalang menilai masyarakat memiliki peran penting dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Menurutnya, masyarakat perlu disiapkan agar tangguh menghadapi potensi bencana yang ada.

BACA JUGA: Jadi Tuan Rumah Porda DIY 2027, Dikpora Kulonprogo Canangkan Peremajaan Fasilitas

"Manusia harus disiplin dalam menghadapi potensi kebencanaan, jangan membuang sampah sembarangan misalnya untuk mengantisipasi bencana banjir," katanya.

Pria yang juga menjadi relawan dalam gempa Jogja 2006 dan erupsi Merapi 2010 tersebut mengaku akan menikmati pemandangan Kota Jogja dengan bersepeda setelah event tersebut. Kemudian, dia bersama rombongannya berencana kembali ke Pemalang malam ini. 

Sekitar satu jam ratusan peserta tersebut menyudahi kegiatan tersebut. Mereka kembali ke Stadion Mandala Krida dengan keringat yang bercucuran. Meski begitu, senyum mengembang di wajah mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |