RTH ABA Akan Ditanami Pohon Endemik hingga Jadi Habitat Burung

3 hours ago 1

RTH ABA Akan Ditanami Pohon Endemik hingga Jadi Habitat Burung Situasi TKP ABA, Selasa (15/4/2025). - Harian Jogja - Lugas Subarkah.

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY akan membangun ruang terbuka hijau (RTH) di eks Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA). RTH di kawasan sumbu filosofi ini akan dibuat menjadi tiga zona, yakni zona publik, zona sosial dan zona alam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, menjelaskan rencana pembuatan RTH di ABA untuk menunjang sumbu filosofi yang sudha ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. “Kami mengidentifikasi mana yang bisa dipakai sebagai RTH di sepanjang sumbu filosofi, salah satunya di eks parkir ABA,” ujarnya, Kamis (17/4/2025).

Terkait rencana tersebut, saat ini DLHK DIY baru sampai pada tahap pengusulan anggaran Detail Engineering Design (DED). “Baru akan kami usulkan untuk penganggaran DED di perubahan Danais [Dana Keistimewaan] tahun 2025. Mudah-mudahan April/Mei sudah kelar, kemudian baru disusun DED-nya.” Kata dia.

BACA JUGA: Pembongkaran Taman Parkir Abu Bakar Ali untuk Mendukung Program Rendah Karbon di Sumbu Filosofi

Kemudian untuk tahapan pembangunan akan menyesuaikan dengan selesainya DED. Jika tidak memungkinkan tahun ini, maka pembangunan bisa dimulai 2026. Anggaran pembangunan akan diambil dari danais, namun besarannya juga masih akan menunggu DED.

“Konsepnya RTH ini sebagai penanda keistimewaan di kawasan sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia dan sebagai penyeimbang iklim micro karena ada zona alamnya. Ada ruang interaksi atau rekreasi kemudian inklusif dan ramah anak, sebagai ruang pembelajaran, vegetasi filosofi, berbudaya dan sebagai habitat satwa burung,” ungkapnya.

Jadi pada RTH ini direncanakan akan dibagi menjadi tiga zona, yakni zona publik, zona sosial dan zona alam. “Ini baru rencana awal, masih perlu diskusi daengan OPD [Organisasi Perangkat Daerah] lain dan juga dari pihak Kraton Ngayogyokarto,” paparnya.

Harapannya di RTH ini akan memiliki tutupan hijau kurang-lebih 55%. Kemudian bisa untuk menampung sebanyak 1000-an pengunjung. Selain sebagai penanda keistimewaan di kawasan warisan dunia, RTH ini juga diharapkan menjadi penyeimbang iklim micro.

Karena direncanakan menjadi habitat burung, maka di RTH ini juga akan ditanami pohon-pohon besar. “Nanti rencananya juga ada pohon endemik Jogja atau yang mempunyai makna filosofi. Itu menjadi bagian yang dikaji dalam DED kira-kira pohon apa yang pas di sana,” kata dia.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwi Panti, menuturkan Pemda DIY sudah merencanakan pengembangan area ABA sejak lama, sejak TKP ABA diserahkan dari Pemkot Jogja ke Pemda DIY pada 2022 lalu.

ABA berada di kawasan Sumbu Filosofi Jogja, yang membentang dari Panggung Krapyak hingga Tugu Jogja. Salah satu mandat dari penetapan warisan budaya dunia adalah low emission di kawasan Sumbu FIlosofi. “Dalam manajemen plan, TKP ABA dibuat ruang terbuka hijau, jadi sudah tidak ada parkir,” ujarnya.

Selain pengembangan RTH, untuk mendukung low emission tersebut Pemda DIY juga mengembangkan bus listrik. Saat ini, sudah ada dua armada bus listrik yang beroperasi mulai Januari 2025 dengan rute melewati Tugu Jogja dan jalan Malioboro.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengatakan pengembangan kawasan ABA ini tentu akan berdampak pada pariwisata di Jogja. “Wisatawan nusantara biasanya pengen langsung di depan mall. Dengan pengalihan fungsi ABA, tentu akan ada dampaknya di situ,” katanya.

BACA JUGA: Pengembangan Sumbu Filosofi, Area Parkir Abu Bakar Ali Akan Jadi Ruang Terbuka Hijau

Meski demikian, mitigasi dampak ini bisa disiapkan oleh Pemda DIY dan Pemkot Jogja dengan menyediakan tempat parkir alternatif. “Beberapa tempat parkir di Sekitar Malioboro juga sudah disiapkan, ada di Mandala Krida walau pun sementara,” ungkapnya.

Kemudahan akses ke Malioboro juga disiapkan oleh Pemkot Jogja untuk memfasilitasi wisatawan. “Kalau tempat parkirnya agak jauh disiapkan juga shuttle-nya. Sehingga saya rasa pemangku kewenangan sudah mempersiapkan aksesibilitas wisatawan untuk menikmati Malioboro,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |