Produk Olahan Ikan Kemasan Kaleng dari Bantul Diekspor ke Berbagai Negara

1 day ago 5

Produk Olahan Ikan Kemasan Kaleng dari Bantul Diekspor ke Berbagai Negara Produk olahan ikan kaleng yang diproduksi n (UPI) Mina Bahari 45 dan Dapur Bunda Nuryana yang diekspor ke berbagai negara. - Ist/Pemkab Bantul

Harianjogja.com, BANTUL—Produk olahan ikan dalam kemasan kaleng yang diproduksi oleh UPT Sentra Pengolahan Hasil Perikanan binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul mulai dikespor ke berbagai negara.

Produk tersebut dikelola oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI) Mina Bahari 45 dan Dapur Bunda Nuryana (UMKM Unggul Reborn). UPI Mina Bahari 45 sendiri merupakan bagian dari Koperasi Wisata Mina Bahari 45 yang berfokus pada pelelangan ikan dan wisata bahari. Salah satu produk unggulan dari bisnis ini adalah produk olahan kaleng tanpa bahan pengawet yang dapat tahan hingga satu tahun

"Kalau tahun kemarin kita fokus ke pasar lokal, atau pasar hanya ke seputaran Yogyakarta dan Jawa Tengah, belum sampai ke luar negeri, tapi mulai tahun 2025 ini kita sudah melakukan ekspor," kata Pengelola UPT Sentra Pengolahan Hasil Perikanan DKP Bantul Joko Suwanto di Bantul, Selasa.

Menurut dia, negara-negara di berbagai belahan dunia yang menjadi sasaran ekspor produk olahan ikan kaleng UPT Bantul, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Taiwan, Hongkong, China, Singapura, dan yang terbaru ke negara Australia.

Dia mengatakan, produk olahan ikan kemasan kaleng yang diproduksinya berbahan berbagai ikan laut mulai dari bawal, bandeng, layur dan berbagai jenis ikan laut lainnya hasil tangkapan nelayan pantai Depok, Bantul.

Dia mengatakan, ekspor produk olahan ikan kemasan kaleng tersebut dilakukan setelah UPT Sentra Pengolahan Hasil Perikanan ini secara bertahap mendapat izin dari lembaga sertifikasi pangan, sehingga produknya layak dan mampu bersaing ke pasar global.

BACA JUGA: 11 Kalurahan di Bantul Rawan Tsunami Megathrust, 5 di Zona Merah

"Untuk mendapatkan izin itu awalnya tidak mudah dan butuh waktu, namun seiring perkembangan dan pelatihan serta peningkatan kualitas produk, sekarang ini, produk olahan ikan kami sudah memiliki 70 izin, sehingga produknya halal dan layak konsumsi," katanya.

Dia juga mengatakan, UPT Pengolahan Hasil Perikanan ini berdiri sejak 2021 dengan awal kapasitas produksi 50 sampai 100 kemasan kaleng per hari, namun seiring permintaan terus bertambah hingga tahun 2024 permintaan sudah mencapai 300 sampai 400 kaleng per hari.

"Karena sudah ekspor maka tahun ini produksi bisa dua sampai tiga kali lipat, kalau tahun ini produksi lancar dan ekspornya, juga permintaan pasar meningkat, tahun depan kita upayakan penambahan mesin karena kalau hanya dengan mesin yang ada kapasitas mentok," katanya.

Dia juga mengatakan, dengan kapasitas produksi olahan ikan kemasan 1.000 kaleng per hari itu, sebagian besar diekspor ke negara tersebut, dan sisanya diserap ke pasar lokal. Saat ini, UPT ini telah mempekerjakan lebih dari 10 orang dalam produksinya.

Sri Nuryana, pemilik Dapur Bunda Nuryana sekaligus direktur UPI Mina Bahari 45 membeberkan, proses sterilisasi dengan SOP yang ketat menjadi kunci keawetan produknya. Alih-alih menggunakan produk MSG, Nuryana mengaku lebih memilih menggunakan bunga liar yang tumbuh di pesisir JJLS sebagai penyedap rasa alami.

“Sebenarnya produk ini bisa tahan sampai dua tahun, tapi kita cari amannya jadi di satu tahun saja,” ungkap Nuryana.

Proses produksi mulai dari memasak ikan, pengalengan, mensterilkan produk hingga memberi label, semua dilakukan di rumah produksi UPI Bahari 45 yang berlokasi di Pantai Depok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |