Polres Bantul Bantu Warga Atasi Kekeringan di Trimurti, 300 KK Terdampak

1 month ago 11

Harianjogja.com, BANTUL–Polres Bantul menyalurkan bantuan air bersih dan bahan pendalaman sumur kepada warga Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau. Sedikitnya 300 kepala keluarga (KK) di wilayah itu mengalami krisis air bersih sejak awal musim kemarau.

BACA JUGA: BPBD Bantul Siapkan 560 Tangki untuk Atasi Kekeringan 

Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari mengatakan, bantuan yang diberikan berupa 60 buis beton untuk memperdalam sumur rumah tangga serta enam truk tangki air bersih masing-masing berkapasitas 5.000 liter. “Kegiatan ini kami lakukan untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami kekeringan, terutama di wilayah Trimurti,” ujarnya, Jumat (25/7/2025).

Menurut Novita, bantuan air bersih merupakan solusi darurat, sembari warga memperdalam sumur mereka. “Warga sudah punya sumur, tapi mengering. Jadi kami bantu buis beton agar sumur bisa lebih dalam. Harapannya nanti air bisa keluar kembali,” jelasnya.

Kapolres juga berharap penanganan kekeringan bisa melibatkan lintas sektor. “Kami berharap TNI-POLRI dan Pemda bisa bekerja sama untuk mengatasi kekeringan ini secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara, Lurah Trimurti, Agus Purwaka menyebut dampak kekeringan semakin meluas.

“Awalnya hanya di Padukuhan Srandakan dan sebagian Bendo. Sekarang sudah merambah ke Gerso dan yang lain,” katanya.

Ia mencatat total sekitar 300-350 KK terdampak. Penanganan darurat sejauh ini mengandalkan dropping air dari berbagai pihak, mulai dari BPBD, PMI, Tagana hingga pihak swasta dan institusi pendidikan. “Hampir tiap hari ada distribusi air bersih untuk warga,” jelasnya.

Selain distribusi air, warga juga berupaya memperdalam sumur baik dengan menambah buis beton maupun metode suntik air. Sementara untuk rencana pembangunan dam permanen Srandakan pasca jebol beberapa waktu lalu, Agus mengaku belum ada perkembangan signifikan. “Kabar terakhir katanya mau dilelang, tapi belum ada informasi resmi,” ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun wilayah Trimurti bukan kawasan pertanian utama, kebutuhan air tetap krusial untuk keperluan harian warga. “Yang penting itu, air untuk minum, masak, mandi. Itu yang jadi prioritas kami sekarang,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |