Pembangunan Sleman, Lomba Padukuhan Bisa Jadi Penghubung Visi Misi Kepala Daerah

8 hours ago 2

Pembangunan Sleman, Lomba Padukuhan Bisa Jadi Penghubung Visi Misi Kepala Daerah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Kabupaten Sleman sedang menyampaikan upaya penyelarasan pembangunan padukuhan dengan visi misi kepala daerah di kantornya, Jumat (16/5 - 2025). / ist

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Kabupaten Sleman menyampaikan belum ada indikator yang secara pasti yang digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan di tingkat padukuhan.

Sebagai gantinya, Dinas PMK menyarankan agar ada perlombaan padukuhan tingkat kalurahan sebagai paramater pencapaian target-target daerah.

Kepala Dinas PMK Sleman, Samsul Bakri, mengatakan ada beberapa kalurahan yang secara rutin menggelar lomba padukuhan. Lomba ini menjadi ruang bagi setiap padukuhan untuk meningkatkan pembangunan di lingkungan paling kecil.

“Ketika kalurahan menghidupkan lagi lomba-lomba padukuhan, mungkin mengambil momen Hari Jadi Kalurahan A, menggelar lomba kebersihan dusun dan pembangunan lain. Kalurahan menentukan indikator dengan menyelaraskan program tingkat kabupaten,” kata Samsul ditemui di kantornya, Jumat (16/5/2025).

Samsul menambahkan indikator yang ditetapkan pemerintah kalurahan akan mendorong gerakan di tingkat padukuhan. Warga dapat lebih memiliki rasa handarbeni untuk merawat dan mengembangkan padukuhannya. Apabila bisa dilakukan secara rutin, maka gerakan keberlanjutan dapat memberikan dampak positif.

Lanjutannya, setiap aspirasi warga mengenai pembangunan tingkat padukuhan perlu mendasarkan pada kebutuhan. Aspirasi dapat disampaikan melalui musyawarah padukuhan. Apabila aspirasi ini tidak dapat dieksekusi di tingkat padukuhan, maka padukuhan akan membawa ke musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kalurahan.

BACA JUGA: Ini Pesan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Agar Ekonomi DIY Makin Kuat

Kalurahan dapat menggunakan APBKal untuk mengeksekusi aspirasi tersebut. Namun, apabila padukuhan memiliki anggaran bersumber dari swadaya masyarakat, padukuhan bisa menggunakan anggaran itu.

Samsul mengaku tidak semua kalurahan di Sleman memiliki pendapatan asli kalurahan yang kuat sebagaimana Kalurahan Condongcatur. Kalurahan Condongcatur secara rutin memberi dana khusus bersumber dari pendapatan kalurahan ke setiap RW. Anggaran ini tentunya membuka ruang untuk memajukan padukuhan.

Bupati dan Wakil Bupati Sleman 2025-2030 memilik sejumlah misi. Tiga di antaranya adalah meningkatkan pembangunan manusia yang produktif, berkualitas, dan berkepribadian melalui sektor pendidikan dan pelatihan; mewujudkan keadilan sosial ekonomi melalui sektor pertanian, UMKM, pariwisata, serta sektor ekonomi inklusif dan kreatif; dan menjamin akses kesehatan yang adil dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.

“Infrastruktur nonfisik juga perlu ditingkatkan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat. Misal kelompok pemuda, sekarang jaman teknologi informasi, perlu juga pelatihan pemasaran online. Bisa juga bagaimana menjadi konten kreator yang bisa menghasilkan uang. Ini bisa jadi sebuah lahan pekerjaan,” katanya.

Infrastruktur nonfisik tidak bisa diselenggarakan dalam jangka pendek. Perlu waktu yang lama untuk meraih manfaat tersebut. Maka perlu ada pendampingan berkelanjutan dan evaluasi dalam setiap tahapannya.

Masyarakat Sleman juga dapat mengakses jaringan internet yang telah dibangun di padukuhan-padukuhan.

Pemanfaatannya perlu dilakukan secara optimal untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program-program untuk merespons jaringan tersebut dapat dilakukan di pemerintahan yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |