Kritik Sosial Butet dalam Tokoh Petruk, Teronggok di Tumpukan Sampah hingga Digantung di Tower

5 hours ago 5

Kritik Sosial Butet dalam Tokoh Petruk, Teronggok di Tumpukan Sampah hingga Digantung di Tower Butet Kertaredjasa menunjukkan beberapa karya yang dipamerkan dalam Eling Sangkan Paraning Dumadi, Minggu (22/6/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Harianjogja.com, JOGJA - Butet Kertaredjasa menggelar pameran foto dan video bertajuk ‘Eling Sangkan Paraning Dumadi’ di LAV Gallery, 22 Juni-22 Juli 2025. Sebanyak 30 karya foto dan tujuh video dipameran, menyoroti tokoh petruk yang menjadi Raja Jawa, mulai tersingkir dari singgasananya.

Patung dari bahan resin berwajah Petruk atau bisa juga diasosiasikan dengan Pinokio karena hidungnya yang panjang mengenakan busana Raja Jawa, seluruhnya berwarna putih dan ada lubang-lubang di sekujur tubuhnya, digantung dengan tali tambang cokelat dalam posisi terbalik, kaki di atas dan kepala di bawah. Garis polisi mengitari patung itu.

Raja Petruk yang digantung terbalik tersebut tidak bisa tidak mengingatkan kita pada akhir hidup Benito Mussolini, pemimpin fasis Itali yang mayatnya digantung terbalik di depan umum, setelah gerilyawan anti fasis menangkapnya dan regu tembak mengeksekusinya, pada April 1945.

Patung ini dipajang di depan ruang pameran LAV Gallery, di sudut timur Lapangan Minggiran, seolah menjadi sambutan selamat datang kepada para pengunjung. Di dalam ruang pameran, patung tersebut terlihat di salah satu karya foto.

Foto tersebut tidak diberi judul. Sama seperti posisinya di depan ruang pameran, Raja Petruk dalam foto itu digantung terbalik di sebuah tower dengan latar langit temaram menjelang malam. Butet menceritakan foto itu diambil di salah satu sudut Pabrik Gula Madukismo, Bantul.

“Karya ini sengaja tidak saya kasih judul. Jadi biarlah anda-anda yang cerdas menciptakan narasinya sendiri. Ada tiga atau empat karya yang tidak saya beri judul. Jadi silakan diinterpretasikan sendiri, saya mempercayai kecerdasan audiens saya bisa menciptakan narasinya sendiri,” ujarnya kepada media pada pembukaan pameran, Minggu (22/6/2025).

BACA JUGA: Tiba di Gedung Kejagung, Nadiem Makarim Jalani Pemeriksaan dalam Kasus Korupsi Pengadaan Laptop

Pameran yang terselenggara atas kerja sama Rosan Production dan LAV Gallery ini adalah episode lanjutan pameran Butet Kartaredjasa pada tahun 2024, dengan tema ‘Melik Nggendong Lali’ yang dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta.

Eling Sangkan Paraning Dumadi menjadi upaya untuk senantiasa mengingatkan pesan-pesan leluhur yang berakar kebudayaan Jawa tetap relevan sampai hari ini. “Bahwa ketamakan atau ambisi-ambisi yang kebablasan terhadap kekayaan dan kekuasaan berkecenderungan membuat orang lupa,” katanya.

Seperti halnya pameran ‘Melik Nggendong Lali’, pada ‘Eling Sangkan Paraning Dumadi’ ini Butet kembali menghadirkan tokoh petruk atau pinokio. Bedanya, jika pada seri sebelumnya ia menggunakan medium lukisan, kali ini beralih ke fotografi dan videografi, dengan objek utama patung Raja Petruk.

Setidaknya terdapat tiga patung Raja Petruk yang digunakan dalam karya-karya di pameran ini. Patung buatan Basuki tersebut difoto dan direkam video di sejumlah lokasi di Jogja. Mulai dari di depan Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sampai di antara tumpukan sampah, di TPA Piyungan. Dari lereng Gunung Merapi hingga Pantai selatan.

“Leluhur Jawa mengingatkan supaya orang selalu ingat awal mula keberadaannya; eling sangkan paraning dumadi. Maka patung Petruk atau Pinokio Jawa dihadirkan kembali di berbagai situs kerajaan Mataram atau tempat-tempat yang punya kandungan sejarah pertumbuhan negeri ini,” katanya.

Kehadiran patung tersebut melahirkan narasi baru, membimbing tafsir-tafsir baru. Apalagi jika patung itu dihadirkan dengan properti-properti atau aksesoris tertentu, dipertemukan atau diinteraksikan dengan mahluk-mahluk lain, orang atau binatang.

“Gambar-gambar hadir sebagai kepingan-kepingan peristiwa, mengingatkan awal mula keberadaannya. Bahwa orang akan celaka dan tersungkur nasibnya ketika ia memaksakan diri hadir bukan sebagai dirinya. Dia lupa pada ‘sangkan paraning dumadi’,” paparnya.

Secara makna, pameran kali ini juga masih berkaitan dengan pameran sebelumnya. ‘Melik Nggendong Lali’ bermakna orang yang terlalu berambisi pada aspek kekuasaan dan duniawi. Orang tersebut mempunyai kecenderungan lupa segalanya.

“Kalau singgungannya dengan politik, ide yang saya hadirkan tahun lalu masih berkelanjutan. Jadi saya masih mengikuti dinamika sosial politik yang terjadi. Ini cara saya mengartikulasikan pikiran dengan media apapun. Mungkin orang membaca ini semacam cara Butet marah. Mungkin iya, tapi marah saya diartikulasikan secara artistik,” ungkapnya.

Gagasan utama dalam pamerannya kali ini adalah Petruk Dadi Ratu yang kebablasan. Dalam cerita pewayangan, petruk menduduki strukur sosial rendah. Suatu hari Petruk berambisi menjadi raja. Ketika berhasil mencapai posisi tersebut, Petruk tidak mau turun tahta.

“Kemana-mana tetap menggunakan busana raja. Maka saya menerjemahkan patung ini adalah ketika ada kelas sosial abal-abal berambisi menjadi raja. Berhasil menjadi raja, tapi kebablasan kepengen terus menjadi raja. Saya sebagai seniman berkewajiban mengingatkan, ingat awal kebermulaanmu,” kata dia.

Pengarah Artistik pameran ‘Eling Sangkan Paraning Dumadi’, Ong Hari Wahyu, menuturkan lokasi pengambilan gambar dipilih atas pembacaan Butet dan para seniman yang terlibat terhadap lanskap Jogja dan tema yang diangkat.

“Kalau kita melihat di Jogja ada gunung, daratan, kraton dan parangtritis. Kita mempunyai narasi dari gunung, kraton sampai laut selatan. Maka kami membuat narasi yang kemudian juga ditambah dengan gagasan-gagasan baru saat turun ke lapangan,” katanya.

Selain Butet dan Ong, tim produksi yang terlibat dalam pameran ini meliputi Doni Maulistya dan Aralee Niken sebagai fotografer, Daniel Sadiwa dan Nikodemus Nugroho sebagai videographer, Monica Raulla Ghiotto sebagai video editor, Basuki sebagai pematung, Suci Senanti sebagai manajer produksi dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |