Kebutuhan Lahan Tol Jogja-Solo Mengalami Penambahan di 11 Kalurahan, dari Mlati hingga Kalasan

19 hours ago 4

Kebutuhan Lahan Tol Jogja-Solo Mengalami Penambahan di 11 Kalurahan, dari Mlati hingga Kalasan Bangunan terdampak Tol Jogja/Solo di kawasan Maguwoharjo yang mulai dibongkar pada awal Januari 2025 lalu. / Harian Jogja - Catur Dwi Janati

Harianjogja.com, SLEMAN -- Kebutuhan lahan pengembangan Tol Jogja-Solo di DIY mengalami penambahan bidang tanah menyusul kebutuhan konstruksi di lapangan hingga penambahan akses untuk warga. Penambahan bidang tanah terjadi di 11 Kalurahan di Kabupaten Sleman dengan total tambahan mencapai 581 bidang tanah. 

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo mengungkapkan ada penambahan lahan yang dibutuhkan dalam pengembangan proyek Tol Jogja-Solo. Penambahan bidang tanah yang dibutuhkan ini membentang dari Kapanewon Mlati di sisi barat hingga Kapanewon Kalasan di sisi timur.

Kalau sesuai dengan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) itu ada 581 bidang [tambahan], tersebar di 11 Kalurahan," terang Hary pada Jumat (13/6/2025).

Penambahan bidang tanah dalam pembangunan Tol Jogja-Solo ini tersebar di Kapanewon Kalasan, Prambanan, Depok, Mlati dan Gamping dengan total 11 Kalurahan. Adapun 11 Kalurahan tersebut mencakup Kalurahan Tirtomartani, Purwomartani, Bokoharjo, Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Sinduadi, Sendangadi, Trihanggo, Tlogoadi dan Tirtoadi.

"Juction [Sleman] itu ke timur terus. Urutannya kan dari Tirtoadi, Tlogoadi, Trihanggo, Sendangadi, Sinduadi, Condongcatur, Caturtunggal, Purwomartani terus nanti sampai ke Tirtomartani," ungkapnya. 

"Yang paling banyak di Exit Tol yang Panti Rini, itu ada yang masuk sekalian ke Bokoharjo," imbuhnya.

Dijelaskan Hary penambahan lahan proyek pembangunan tol ini diajukan lantaran kebutuhan konstruksi dan penambahan akses. Dia mencontohkan penambahan 41 bidang tanah di Trihanggo seluas 0,98 hektare dilakukan untuk memberi akses RSA UGM serta kebutuhan konstruksi pembangunan akses Ramp Off.

"Ada beberapa sebab, karena kebutuhan konstruksi perlu penambahan dalam rangka kebutuhan akses. Yang di Trihanggo itu kan kebutuhan akses ke RSA UGM," ujarnya. 

BACA JUGA: Progres Tembus 59 Persen, Jalan Tol Jogja-Solo di Sleman Mulai Dicor

"Iya, jadi nanti ada penambahan itu, kalau itu memang pertimbangan konstruksi juga, mengakomodir RSA," tambahnya. 

Selain itu perubahan desain juga menjadi sebab lainnya terjadi penambahan kebutuhan lahan dalam penggarapan Tol Jogja-Solo. Salah satunya penambahan lahan ini untuk mengakomodir pelebaran jalan dan akses bagi warga sekitar lokasi tol. 

"Ada peerubahan desain, seperti yang di Tirtomartani itu kan sekarang dibuat Exit Tol, jadi ada pelebaran jalan," ungkapnya. 

"Seperti Exit Tol tol di tempat yang lain kan membutuhkan pelebaran jalan di sekitarnya, seperti yang di Klaten juga ada pelebaran. Terus ada yang mengakomodir kebutuhan warga," imbuhnya. 

Jadwal Pembebasan Lahan 

Usai dipastikan adanya penambahan bidang tanah yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT), tindakan pembebasan lahan akan dilakukan secara bertahap. Di tahap pertama, pembebasan bidang tanah tambahan ini rencananya akan dilakukan di area Trihanggo terlebih dahulu. 

"Untuk saat ini bertahap. Jadi nanti untuk tahap satu di Trihanggo dulu, nanti tahap berikutnya kami menunggu arahan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), kemungkinan besar nanti di Tirtomartani yang Panti Rini [setelahnya]," jelasnya. 

Hary bilang jika surat tugas untuk melakukan identifikasi bidang tanah telah dikeluarkan. Rencananya Senin pekan depan, tim akan diterjunkan untuk melakukan identifikasi lapangan di Simpang Empat Kronggahan yang masuk wilayah Trihanggo, Gamping. 

"Hari Senin kami akan mulai di lapangan. Di sekitar Simpang Empat Kronggahan akan mulainya,"tegasnya. 

Berdasarkan segmen pengerjaannya, penambahan lahan paling banyak terjadi di Seksi 2.1 dengan total 262 bidang tanah. Penambahan ini mencakup 35 bidang tanah di Purwomartani, 39 bidang tanah di Maguwoharjo, 89 bidang tanah di Condongcatur, 55 bidang tanah di Caturtunggal dan 44 bidang tanah di Sinduadi. Total penambahan bidang tanahnya mencapai 2,14 hektare. 

Akan tetapi berdasarkan luasannya, penambahan paling luas terjadi di Seksi 2.2 dengan penambahan bidang tanah mencapai 3,89 hektare. 

Rinciannya, penambahan bidang tanah Seksi 1,2 sebanyak 173 bidang tanah seluas 2,54 hektare. Seksi 2,1 sebanyak 262 bidang tanah seluas 2,14 hektare. Lalu Seksi 2,2 sebanyak 146 bidang tanah seluas 3,89 hektare. Total penambahan lahan secara keseluruhan mencapai 581 bidang tanah dengan luasan mencapai 8,57 hektare. 

Sementara itu berdasarkan wilayahnya, penambahan lahan paling banyak terjadi di Kapanewon Depok. Rinciannya, Kapanewon Kalasan 158 bidang tanah, Kapanewon Prambanan 50 bidang tanah, Kapanewon Depok 183 bidang tanah, Kapanewon Mlati 149 bidang tanah dan Kapanewon Gamping 41 bidang tanah.

Namun, berdasarkan wilayahnya penambahan lahan paling luas cakupannya terjadi di Kapanewon Mlati. Adapun rinciannya sebagai berikut, Kapanewon Kalasan 2,46 hektare Kapanewon Prambanan 0,54 hektare, Kapanewon Depok 1,32 hektare, Kapanewon Mlati 3,27 hektare dan Kapanewon Gamping 0,98 hektare. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |