Embung Langensari, salah satu destinasi wisata di Kalurahan Klitren. Saat ini, wilayah ini disebut sudah jauh lebih bersih dari tumpukan sampah. - Istimewa - Dokumen Kalurahan Klitren
Harianjogja.com, JOGJA—Kalurahan Klitren, Kemantren Gondokusuman, Jogja, menjadi salah satu contoh sukses pengolahan sampah mandiri dari tingkat kalurahan, dan berhasil mengurangi volume sampah secara signifikan.
Lurah Klitren, Asruri, mengatakan sejak ada program Quick Wins dari Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, volume sampah di wilayahnya sudah jauh berkurang. Salah satu kebijakan yang berpengaruh ialah adanya patroli sampah setiap hari.
“Sekarang tumpukan sampah sudah jauh berkurang. Kemarin ada Quick Wins dari Wali Kota, salah satunya ada patroli sampah setiap hari. Pelaku pembuangan sampah liar yang tertangkap kami edukasi agar tak lagi membuang sampah sembarangan,” kata Masruri saat ditemui di kompleks Balai Kota Jogja, Rabu (4/6/2025).
BACA JUGA: Polres Bantul Sita Ribuan Botol dan 5 Galon Miras Sepanjang Januari-Mei 2025
Menurut Masruri, beberapa bulan lalu masih didapati tumpukan sampah liar di Klitren. Salah satunya di dekat perbatasan dengan Kemantren Gondomanan, namun kini terpantau sudah tidak ada lagi tumpukan sampah.
Selain pengawasan yang dilakukan secara ketat, ada sistem pengelolaan sampah dengan menggunakan transporter atau penggerobak. Saat ini di Klitren terdapat 57 transporter pengangkut sampah dari warga yang telah terpilah.
Di Klitren juga ada 16 Bank Sampah dengan penampingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja. Menurutnya, adanya bank sampah ini juga efektif mengurangi volume sampah, terutama sampah anorganik. “Sebanyak 16 bank sampah ini aktif semua. Namanya Anugerah, jadi ada Bank Sampah Anugerah 1 sampai Anugerah 16,” katanya.
Untuk sampah organik juga diolah menggunakan biopori. Pembuatannya mendapatkan bantuan dari Dana Keistimewaan (Danais). Namun, pengolahan sampah organik dinilai masih belum maksimal karena perlu kesadaran dari masyarakat setempat. “Belum semua warga mengolah sampah dengan biopori, karena semuanya tergantung perilaku warga. Tapi kami terus melakukan pendekatan dan selalu mengingatkan serta sosialisasi pengelolaan sampah,” katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News