Harga Hewan Ternak di Gunungkidul Mulai Merangkak Naik Jelang IdulAdha

7 hours ago 6

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jelang Hari Raya Iduladha harga ternak di Kabupaten Gunungkidul mulai merangkak naik dibandingkan dengan hari biasa. Kenaikan terlihat signifikan karena mencapai jutaan rupiah per ekornya.

Salah seorang belantik hewan di Kapanewon Patuk, Triyanto mengatakan, sama seperti menjelang Hari Raya Iduladha di tahun-tahun sebelumnya sudah mendapatkan orderan membelikan ternak di pasar hewan. Namun, ia masih memantau kondisi penjualan karena saat sekarang harga jual, khususnya kambing naik sangat signifikan.

BACA JUGA: DPRD Gunungkidul Siap Bahas Tiga Raperda Baru 

Dia mencontohkan, untuk kambing di pasaran normal hanya dipatok Rp3 juta per ekor. Tapi, saat ini melambung naik dan menembus di angka Rp4-5 juta per ekornya.

“Sudah ada yang meminta membelikan kambing di pasar hewan. Tapi, saya belum berani membelikan karena masih melihat-lihat harga di pasaran,” kata Triyanto kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).

Selain masih melihat perkembangan harga, ia juga tidak ingin dianggap mencari untung yang besar. Justru, Triyanto mengaku sudah meminta kepada warga agar memperbandingkan harga dengan belantik lainnya untuk mengetahui perkembangan harga di pasaran.

“Saya juga takut dibilang mencari untung yang banyak. Padahal, memang harga kambing maupun sapi jelang Kurban merangkak naik,” katanya.

Ditambahkan Triyanto, aktivitas di pasar hewan seperti di Pasar Siyonoharjo juga mulai ramai. Meski demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, untuk proses jual beli masih belum ramai seperti diharapkan.

“Masih banyak yang melihat-lihat, ketimbang yang jadi transaksi jual beli,” katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, terus berupaya melakukan pengendalian penyakit ternak seperti antraks dan Penyakit Mulut dan Kuku. Sebagai contoh, untuk pencegahan antraks terus melakukan vaksinasi di Kapanewon Girisubo dan Rongkop.

“Ternak yang berada di wilayah zona merah dan kuning menjadi prioritas mendapatkan vaksin antraks,” kata Retno.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, terus melakukan sosialisasi pentingnya memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang akan dijual untuk Berkurban. Salah satu syarat mendapatkan surat ini dengan mengikuti program vaksinasi.

 “Kami terus dorong agar peternak mau mengikuti vaksin sehingga dapat memeroleh SKKH,” katanya.

Wibawanti tidak menampik adanya SKKH akan lebih memudahkan penjualan ternak untuk Berkurban. Pasalnya, ada jaminan ternak yang dimiliki dalam keadaan sehat yang dibuktikan dengan surat tersebut.

“Ini momen penting bagi peternak sehingga SKKH harus dimiliki sebagai jaminan hewan ternak yang dimiliki dalam kondisi sehat,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |