Presiden Ameriksa Serikat (AS), Donald Trump. - Reuters/Jonathan Ernst
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Donald Trump didiagnosis menderita penyakit pembuluh darah, insufisiensi vena kronis, setelah menjalani pemeriksaan medis karena mengalami pembengkakan ringan di kakinya.
BACA JUGA: Donald Trump Beri Iran Opsi Berunding, atau Bakal Dibom
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, memberikan informasi terbaru mengenai kondisi kesehatan presiden setelah beberapa awak media mengomentari pembengkakan yang terlihat di kakinya dan memar di tangannya.
Leavitt mengatakan presiden juga mencatat adanya pembengkakan ringan di kaki bagian bawahnya dan telah melakukan perawatan medis rutin sebagai bentuk kehati-hatian. Hasilnya telah dievaluasi secara menyeluruh oleh Unit Medis Gedung Putih.
Pihak Gedung Putih menyebutkan, berdasarkan Ultrasonografi Doppler vena bilateral pada ekstremitas bawah menunjukkan insufisiensi vena kronis, yang digambarkan Leavitt sebagai "kondisi jinak dan umum terutama pada orang dewasa di atas usia 70 tahun".
"Yang penting, tidak ada bukti trombosis vena dalam atau penyakit arteri yang ditemukan selama pemeriksaan," kata Leavitt.
Dia juga menegaskan bahwa Presiden Trump saat ini tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.
Dr. Sean Barbabella, dokter kepresidenan, mengatakan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada presiden meliputi hitung darah lengkap, panel metabolik komprehensif, profil koagulasi, D-dimer, peptida natriuretik tipe-V, dan biomarker jantung.
"Semua hasilnya dalam batas normal," katanya.
Barbabella juga menyebut Trump melakukan ekokardiogram untuk memastikan struktur dan fungsi jantung normal. Hasilnya, tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi.
Mengenai memar ringan di punggung tangan presiden, dokter mengatakan kondisi tersebut sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang dikonsumsi sebagai bagian dari pencegahan kardiovaskular standar.
"Ini adalah efek samping terapi aspirin yang umum dan tidak berbahaya," imbuh Barbabella.
Apa itu insufisiensi vena kronis?
Menurut Johns Hopkins Medicine, insufisiensi vena kronis terjadi ketika vena kaki seseorang tidak memungkinkan darah mengalir kembali ke jantung.
Biasanya, katup di vena memastikan darah mengalir menuju jantung. Namun, ketika katup ini tidak berfungsi dengan baik, darah juga dapat mengalir balik. Hal ini dapat menyebabkan darah terkumpul (menggenang) di kaki.
Meskipun insufisiensi vena kronis bukanlah ancaman kesehatan yang serius, Johns Hopkins Medicine menyatakan bahwa kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan pembengkakan, kram, perubahan kulit, varises, atau ulkus kaki.
Penanganan yang umum dilakukan meliputi peningkatan aliran darah pasien dengan menyarankan agar kaki pasien tetap terangkat untuk mengurangi pembengkakan. Mengenakan stoking kompresi juga dapat membantu, serta olahraga teratur untuk meningkatkan aliran darah.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat menangani kondisi ini melalui ablasi laser endovena atau ablasi frekuensi radio. Prosedur minimal invasif ini melibatkan penggunaan kateter untuk memasukkan panas langsung ke dalam vena yang terdampak dan menutupnya. Setelah vena tertutup, lebih sedikit darah yang menggenang di kaki. Aliran darah secara keseluruhan pun membaik.
Dalam kasus yang paling parah, jenis operasi yang dikenal sebagai ligasi bisa dilakukan untuk mengobatinya.
Dalam kasus ligasi, vena yang terdampak akan diikat sehingga darah tidak lagi mengalir melaluinya. Jika vena atau katupnya rusak parah, vena tersebut mungkin harus diangkat.
Cara mencegah
1. Perubahan gaya hidup
Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko dan mengelola gejala insufisiensi vena kronis. Pasien dianjurkan untuk berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada vena, menghindari paparan faktor risiko seperti merokok, dan membatasi duduk atau berdiri terlalu lama.
2. Terapi kompresi
Menggunakan pakaian kompresi, seperti kaus kaki atau stoking, dapat membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi pembengkakan.
3. Perawatan kulit
Perawatan kulit yang tepat sangat penting untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan ulkus. Ini termasuk menjaga kebersihan kulit, menjaganya tetap lembap, dan menghindari luka atau abrasi.
4. Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat untuk meredakan gejala dan mengelola kondisi terkait seperti nyeri atau peradangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis