Ditolak China, 10 Pesawat Boeing 737 MAX Dilirik Air India

9 hours ago 4

Harianjogja.com, JAKARTAMaskapai Air India berminat membeli sekitar 10 unit pesawat Boeing 737 MAX, yang sebelumnya hendak dibeli China.

Deperti dikutip Bisnis.com, jaringan Harianjogja.com, dari Reuters, langkah ini dilakukan setelah sejumlah pelanggan di China mulai menolak pengiriman pesawat akibat perang dagang dengan Amerika Serikat.

CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan banyak pelanggan di China yang menyatakan tidak akan mengambil pengiriman pesawat karena adanya tarif tinggi. Kondisi ini membuat Boeing mempertimbangkan untuk mengalihkan pesawat-pesawat tersebut ke pelanggan lain yang membutuhkan. Seperti diketahui, Amerika Serikat dan China saat ini saling memberlakukan bea masuk lebih dari 100%.

Menurut dua sumber Reuters, Air India tengah mencari sekitar 10 pesawat narrowbody dari Boeing untuk memperkuat armada Air India Express, maskapai berbiaya rendah milik Air India. Saat ini, Air India Express memiliki lebih dari 100 pesawat dalam operasionalnya.

BACA JUGA: Menteri Pertanian Amran Yakin Produksi Beras Bakal Lebih dari 34 Juta Ton Tahun Ini

Baik Air India, Air India Express, maupun Boeing belum memberikan tanggapan resmi atas kabar ini. Salah satu sumber menyebutkan, jika kesepakatan tercapai, pesawat-pesawat tersebut diperkirakan akan bergabung ke dalam armada sebelum akhir tahun ini. Namun, diskusi masih berada pada tahap awal.

Air India Express diketahui pernah mengambil pesawat white tail yakni pesawat yang diproduksi untuk satu pelanggan tetapi diakuisisi oleh pelanggan lain dalam ekspansinya.

Sumber ketiga Reuters juga mengatakan potensi perbedaan konfigurasi antara armada Air India Express saat ini dengan pesawat yang awalnya ditujukan untuk pelanggan China mungkin akan menjadi pertimbangan dalam negosiasi harga.

Jika terealisasi, langkah ini akan mempercepat rencana ekspansi Air India, yang selama ini menghadapi kendala akibat keterbatasan pengadaan pesawat baru. Pada bulan lalu, CEO Air India, Campbell Wilson, mengatakan bahwa maskapainya menjadi korban keadaan terkait keterlambatan pengiriman dari Boeing dan Airbus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |