Harianjogja.com, BANTUL—Seorang pria paruh baya berinisial I, 57, asal Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta, ditemukan tewas di sebuah rumah di Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Bantul, pada Selasa (27/5/2025).
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, korban diduga tewas bunuh diri karena ditemukan dalam kondisi tergantung. Disebutkan, korban ditemukan anaknya sepulang dari interview kerja di daerah Sleman.
BACA JUGA: Kasus Bunuh Diri di Bantul Masih Tinggi, Dinkes Upayakan Screening Kesehatan Mental
“Anak korban membuka pintu rumah dan melihat ayahnya dalam kondisi tergantung di bangunan bambu yang berada di depan rumah,” kata I Nengah Jeffry, Rabu (28/5/2025).
Melihat ayahnya tergantung, anak korban langsung menghubungi saudaranya yang tinggal tidak jauh. Ia dan saudaranya kemudian menurunkan korban, dan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Keluarga korban kemudian mengubungi Polsek Kasihan usai kejadian ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan Puskesmas Kasihan 2 yang dipimpin dr. Adam Izza Fahrian dan tim Inafis yang dipimpin Aiptu Wijanarko, penyebab korban meninggal dunia ialah murni gantung diri dan tidak ada tanda-tanda penganiayaan.
“Dari informasi keluarga korban, sebelumnya korban merasa depresi akibat sakit komplikasi yang diderita bertahun-tahun,” ungkap Jeffry.
Skining Kesehatan
Tingginya kasus bunuh diri di Bantul membuat Dinkes berupaya melakukan screening kesehatan mental seluas-luasnya. Tujuannya ialah menemukan orang-orang dengan gejala depresi, kecemasan, sehingga bisa ditangani lebih cepat.
“Kita bisa menemukan banyak warga yang memiliki indikasi gangguan mental atau kecemasan dan bisa dilakukan tindak lanjut. Nanti bisa diarahkan ke tenaga profesional, bisa ke puskesmas,” jelas Kepala Seksi Gizi, Kesehatan Keluarga, dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Siti Marlina, Selasa (27/5/2025).
Marlina mengatakan, Dinkes Bantul juga berupaya memperbaiki sistem pelaporan kasus bunuh diri. Ketika ada laporan bunuh diri, pihaknya langsung menelusuri penyebab bunuh diri tersebut, termasuk dengan melakukan wawancara terhadap keluarga korban.
“Kita menggali sebabnya apa, lalu kita bahas. Tujuannya mencari rekomendasi kita harus berbuat apa,” katanya.
Dalam pencegahan, Dinkes berupaya meningkatkan kesadaran kesehatan mental kepada masyarakat, dimulai dari usia dini. Marlina mengatakan, pihaknya berencana membuat program Sekolah Sehat Jiwa yang akan menggandeng sekolah-sekolah di Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News